⚡️20

2.3K 188 3
                                    



Eiya, klo mellow2 gitu, otomatis saya-kamu ya;)

•••

"Div, maaf... Maaf aku gabisa jujur sama kamu dari awal, maafin aku yang terlalu takut untuk jujur." Sekarang, posisinya adalah Guanlin yang duduk bersebelahan dengan Diva sedang menggenggam tangan gadisnya erat dan sesekali mengecupnya, ditambah kehadiran seorang lelaki di depan mereka yang akan mengakui kesalahannya.

"Gua juga Div, please forgive me... i don't know why, gua terlalu obsise sama lu, kadang gua sadar, tingkah gua terlalu gila dan............ pasti bakal ngerugiin gua sendiri, but in other side, gua ga gitu mikirin dampak yang akan terjadi sama gua sendiri. Mungkin karena gue, beban lo makin banyak, pikiran lo terpenuhi sama tingkah gila gua ini" Taehyung mengambil napas sejenak.

"Gua sadar, perasaan gua itu cuma cinta monyet yang berujung obsesi. Jiwa gua mau lo jadi milik gua, tapi hati gua pun bingung mau ngelakuin apa.. seakan-akan jiwa dan raga gua menguasai semua dari gua, otak, hati, pikiran, semua. Cuma buat dapetin elo"

"Diva, saya ingin kamu bahagia dengan dia, jodohmu. Saya ingin kamu mendapatkan yang terbaik dari segala yang ada. Kamu sudah mendapatkan dia, apa yang kamu mau dan kamu butuh. Sekarang giliran saya untuk mencari wanita saya. Saya minta maaf dengan segala ketidaknyamanan yang saya berikan. Maaf pernah melukai ia yang kamu cinta. Maaf pernah melukai perasaan mu dengan...............
Dengan tingkah kekanak-kanakan saya"

Diva tersenyum gentir, "Saya mengerti, saya tahu benar apa yang kamu rasakan. Saya akan mencoba mengikhlaskan apa yang telah kamu, atau bahkan yang Guanlin lakukan terhadap saya. Dan saya memaafkanmu"




























Ih gtau mau ngetik apa;(
Otak buntu allahu
Ydh, skip stelah Taehyung back ke home nya k!



























"Ekhem.. ciee yang kisah cinta nya kaya wetpet wetpet!" Goda Vernon yang sedari tadi menjadi saksi bisu pernyataan dari ketiga belah pihak.

"First and last" ia mengangkat satu tangannya ke atas dan mendongak menatap langit.

"Ahh! Keren!" Kemudian bergaya normal seakan tak ada hal gila yang barusan ia lakukan.

"Eh iya, lo Non, kok bisa disini?" Tanya Azwa.

"Ada yang kangen nih ama a'a gantEnk, jadi nya balik deh" jawab Vernon yang memegang kedua kerahnya dengan tatapan menggoda yang mengarah ke Fatiah.

"Apaan gua?" Fatiah yang merasa di bicarakan merocos cepat.

"Ada yang bilang kalau itu elu Fat?" Diva mencoba untuk ikut bercanda untuk memecahkan kecanggungan antara ia dan Guanlin.

Semua terkekeh termasuk Guanlin yang masih fokus menatap Diva.

Suasana kembali hening.

"Eum, Div? Bisa bicara sebentar?" Ucap Guanlin tiba-tiba.

Diva deg-degan sekaligus kaget dengan ucapan Guanlin.

Ia menganggukan kepalanya dan bangun dari duduk.

Guanlin membawa Diva ke rooftop sekolahan.

Bytheway, saat mereka bicara ber-3 tadi, seharusnya bel sudah berdentang, tetapi karena 2 mata pelajaran free class, anak murid bebas.









"Ada apa Guan?" Diva tidak menatap Guanlin, ia menatap indahnya pusat kota yang terlihat dari tempat mereka berada dan membiarkan angin sejuk menerpa wajahnya.

Guanlin yang berdiri di belakang Diva terdiam.
Lalu berjalan mensejajarkan keberadaannya dengan Diva.

Guanlin menatap Diva, dibalas oleh sang lawan mata. Tubuh Guanlin di arahkan menghadap ke Diva, refleks tubuh Diva mengikuti pergerakannya. Guanlin meraih kedua tangan Diva dan menggenggamnya.

"Maaf karena tidak jujur dari awal. Saya terlalu takut dengan apa reaksi mu nanti. Bahkan saat saya pergi saya tidak bisa melupakanmu, saat saya sudah mempunyai sahabat selayaknya dirimu, saya selalu memikirkanmu"

"Hingga saya kembali, dengan nekad yang setengah-setengah" Guanlin menghembuskan nafasnya kasar.

"Saya tahu saya bukan yang terbaik di dunia ini, tapi saya akan berusaha menjadi yang terbaik untukmu. Jikalaupun saya gagal, saya percaya Tuhan memiliki cara tersendiri untuk membuat saya bahagia. Entah membuat mu menjadi milik saya seutuhnya dengan cara yang berbeda, atau memberi saya wanita lain untuk saya jaga seumur hidup saya"

"Dan kini, Tuhan menjawab opsi pertama yang saya simpulkan. Kamu akan menjadi milik saya seutuhnya dengan cara 'perjodohan' ini. Dan saya bersyukur karenanya"

"Saya bukan lelaki melankolis yang selalu di urung kesedihan. Tetapi untuk yang kali ini, maaf saya terlalu bertele-tele."

"Tapi intinya, saya ingin kamu menjadi milik saya seutuhnya, saya ingin menjaga kamu di sisa waktu saya kelak, saya ingin beranjak tua dengan kamu, saya mencintai mu, sungguh"

Pernyataan panjang Guanlin membuat mata Diva berkaca-kaca. Kaki Diva melemas. Bahu Diva bergetar.

Guanlin segera memeluknya erat.

"Kenapa menangis? Saya salah menyatakan bahwa masih mencintaimu?" Bisik Guanlin tepat di telinga Diva.

Dengan cepat Diva membalas pelukan itu dan menggeleng di dada bidang Guanlin.

"Tidak! Saya bahagia mengetahui hal itu.. Mohon.. Jangan pergi lagi, jangan tinggalkan saya lagi, cukup kali itu, mohon jangan lagi" pelukan Diva semakin erat.

Ia menyender di dada bidang Guanlin, terisak pelan, dan rambutnya di elus pelan oleh Guanlin.

"Saya berjanji, pada kamu, pada Tuhan, bahwa saya tidak akan pernah lagi meninggalkan mu. Tidak akan pernah lagi pergi secara tiba-tiba. Saya akan tetap di sampingmu, selalu, selamanya"


Dan kira-kira, begitulah kalimat terakhir Guanlin sebelum Baejin masuk dan memberitahukan, seorang gadis tengah mencari lelaki tiang tersebut.

TBC

✔✔DIJODOHIN ; LAI GUANLIN✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang