⚡️2

4.1K 340 9
                                    

//MALAM\\

"Div, udah selesai siap-siap?" Tanya Mama Diva membuka pintu kamar Diva.

"Udah maa."

"Wuihh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wuihh.. anak mama cantik banget deh.." puji mama.

"Simple banget dek?" Sosor Minhyun.

"Biar kayak gadis bang, masa kesan pertama kayak cabe-cabean sih?" Jawab mama diva.

"Kesan pertama apa ma?" Tanya diva.

"Ada deh. Yaudah, kamu abis makeup an turun ke bawah ya. Jangan tebel-tebel makeup nya, yang natural aja." Mama Diva mengajak Minhyun ke bawah.

"Ma, barangnya kapan sampai?" Tanya Diva tak sabar.

"Barang? Barang apaan?" Mama Diva bertanya balik.

"Kadonya lah maa.."

"Itu mah bukan barang dek!" Sahut Minhyun.

Diva hanya cengo dan bingung dengan ucapan abangnya.

Ting tong

Bunyi bel!

Diva tersenyum lebar.

"Apa kabar Al.. udah lama kamu gak main ke rumah.." Sapa Mama Diva menyambut teman nya yang bernama Almi.

"Iya.. sekalinya datang malah ngelepas anak" canda Tante Almi.

"Haha.. Oh iya, anak kamu mana?" Tanya Mama Diva.

*Nama Mama Diva itu Sofie*

"Tau dah tu anak. Katanya tunggu sebentar lagi push rank." Ucap tante Almi disambut tawa semua orang kecuali Diva.

'Ada apa ini? Mana hadiahnya?' Batin diva.

"Duduk dulu Almi, tunggu aja anak kamu sambil nyantai." -tante Sofie.

"Wahh.. ini Diva? Udah gede ya, makin cantik.." puji Tante Almi.

"Ma?" Terdengar suara lelaki dari arah pintu.

"Eh.. Guan, sini masuk dulu.." seru Tante Sofie.

"Kamu inget gak Guan sama tante sofie?" Tanya tante Almi.

"Inget. Yang selalu bikinin brownies sama red velvet dulu kan?" Yakin anak lelaki itu.

"Diva inget tante Almi gak?" Tanya Tante Sofie.

Diva hanya menggeleng pelan dengan tertunduk.

"Kalau sama Guanlin?" -Tante Almi.

Diva tersentak melihat ke arah depan.
Otomatis ia langsung melakukan eye contact dengan Guanlin.
Guanlin hanya menunjukkan smirk.

"Engga." Jawab Diva penuh penekanan.

"Lah, yang tiap hari lu teriakin pas gue jemput siapa? Khongguan?" Sahut Minhyun.

"Gak! Gak! Gak tau! Udah! Diva capek!" Teriak Diva.

Tante Sofie menahan tangan Diva.

"Diva jangan gitu. Sana main dulu ya, sama Guanlin di kamar." Diva kaget dengan pinta ibunya.

Diva jalan ke kamar nya diikuti dengan Guanlin.

"Lo ngapain sih, pake kesini segala?!" Bentak Diva.

"Mana gue tau. Jodoh kali." Ucap Guanlin yang masih fokus dengan hapenya.

"Sampe kapan sih lu mau ganggu gue?!" Tanya Diva.

"Sampe lo sadar. Kehadiran gue di hidup lo bukan buat gangguin lo." Guanlin mematikan hapenya, memajukan badannya agar lebih dekat dengan Diva.

Ia memegang pundak Diva agar ia tak mundur-mundur.

Guanlin menatap Diva lekat.

"Ikhlasin aja dia. Buka hati lo." Ucap Guanlin halus.

"T-tau apa lo tentang dia!" Bentak Diva gugup.

"Gue tau dia lebih dari lo. Gue sama dia lebih dari sekedar kenalan, lebih dari teman, lebih dari sahabat." Guanlin langsung memeluk tubuh Diva erat dan menenggelamkan Wajahnya di pundak Diva.

"Emang gak ada ya, ruang hati lo yang kesisa buat gue?" Bisik Guanlin tepat di telinga Diva.

TBC

✔✔DIJODOHIN ; LAI GUANLIN✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang