Park 2

338 7 0
                                        

"Sakit adalah ketika kau harus pura-pura bahagia padahal hatimu sedang berduka"




"Ehhhhhhh.....
Apa-apaan kalian,tidak sopan sekali kalian pada seorang wanita lemah seperti saya,apa kalian tidak punya saudara perempuan,atau ibu mungkin.
Bukankah mereka juga wanita.
Bagaimana jika yang ada di posisiku adalah salah satu dari mereka,apa kalian tidak kasihan",ucapku memberi penawaran,siapa tau mereka bisa sadar kan lumayan tak usah buang-buang tenaga.

"Udah dehh gak usah banyak bacot,seret dia dan bawa kemarkas,mari kita senang-senang malam ini",ucap preman yang paling menonjol di banding mereka.
Mungkin dia bosnya.

"Ehhhh enak saja,kalian pikir akan semudah itu ingin membawaku.
Tidak akan pernah",ucapku menantang.
Bug.....
Bug.......
Bug......

"Kurang ajar beraninya kau,ternyata nyalimu boleh juga.
Cantik-cantik galak menarik sekali,kau ingin main-main dengan kami dulu sayang.
Baiklah kalau itu maumu",ucapnya menyeringahi.

Aku bergidik ngeri,ternyata horor juga ya,seumur-umur baru kali ini yang namanya lawan preman,apalagi ini 5 orang sekaligus.
Sebenernya takut juga sih,tapi apa daya,nasi sudah menjadi bubur.
"Inilah akibatnya jika sok-sok an jadi pahlawan kesiangan,beraninya menantang bahaya,berasa kayak jadi pendekar saja",batinku memelas.

"Ohhh tuhan apa yang harus ku lakukan,masak iya aku harus kabur,gak elit banget dehh.
Terus kalau aku kabur itu cowok satu mau di kemanain coba,masak harus aku tinggalin disini,kan kasihan tuhhh muka udah pada bonyok gitu.
Aduh serba salah jadinya",batinku kemudian.

"Ohhhh tuhan 5 lawan 1,astaga berasa nonton film action deh",ucapku pasrah.

"Kenapa sayang takut,berubah fikiran.Mau langsung aja tanpa perlawanan,itu justru bagus",ucapnya sungguh menjijikkan.

Bug....
Bugg....
Buggg....

"Siapa bilang aku menyerah pada orang jahat seperti kalian",ucapku menyeringahi.

"Sialan beraninya kau memukulku,serang dia jangan biarkan dia lolos,dia ingin bermain-main denganku rupanya".

Bug....
Bugg...
Buggg...

"Cuma segitu kemampuan kalian,ternyata kalian banyak bicara ya",ucapku.
Mereka tersungkur satu persatu akibat perbuatanku,biarkan saja salah sendiri menganggap aku wanita lemah.
Sekarang rasakan akibatnya.
"Bodoh lawan satu cewek saja tidak pecus",ucapnya menahan amarah.
Bugg..
Buggg....
Bugggg....
"Bukankah sudah ku peringatkan dari awal,untuk menyerah.
Kau terlalu menganggap aku lemah bukan,sekarang bangun kalian,dan berlutut pada laki-laki yang sudah kalian pukul.
Atau aku antarkan kalian kerumah sakit saat ini juga,atau kekuburan sekalian",ucapku tajam.
Sebenarnya cuma nakut-nakutin sihh,mana berani aku bunuh orang.
Bisa-bisa dipenjara aku,suram masa depanku.
Aku bergidik ngeri,membayangkan saja rasanya tak sanggup.

"Jangan i...iya kami akan minta maaf,tapi tolong jangan pukul kami lagi",ucapnya memohon.

"Baiklah,sekarang kalian boleh pergi,dan ingat jangan pernah menganggu aku ataupun dia lagi,atau kalian akan terima akibatnya.

"I...iya iya kami akan pergi tolong maafkan kami,kami tidak akan menganggu kalian lagi,ayo cepat pergi",ucapnya dan lari terbirit-birit bersama keempat temannya.

"Astaga aku sampek lupa.
Ehhh bapak tidak apa-apa",ucapku.

"Astaga aku bukan bapak-bapak,ganteng begini dipanggil bapak",ucapnya manyun.

"Ehhhh.....
Maaf mas aku kan tidak tau,lagian ganteng darimananya coba orang muka bonyok kayak gitu di bilang ganteng",ucapku nyengir.

"Apa,ohhh astaga.....
Mimpi apa aku semalam sampai muka gantengku ini di panggil mas-mas,dasar gadis aneh",ucapnya jengkel.

"Hallo mas gak lagi ngigo kan,ini masih malam lohhhh,mimpi dari mana coba,tidur aja belom",ucapku malas.
"Ahhh sudahlah mari aku bantu,muka mas ini mengenaskan sekali,harus segera diobati,kalau tidak nanti infeksi".
"Sebentar aku carikan taksi dulu,ehhh tapi masnya jangan pingsan dulu yaaa,nanti saya bingung angkatnya",ucapku sambil garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal,cuma sekedar hilangin canggung karena ngeri lihat mata masnya yang lagi melotot.
Setelah menunggu taksi pesananku datang,aku membantunya naik dan membawa dia kerumah sakit.







##########

Disinilah aku sekarang,setelah menolong dan mengantarkannya kerumah sakit,aku masih harus menemaninya diruang rawat inapnya.
Aku harus menunggu keluarganya datang,kasihan juga kalau dia aku tinggal sendirian.
Aku tidak tau kalau ternyata lukanya lumayan parah,lihat saja sekarang,kaki dan tangannya di bungkus seperti mumi.
Ingin rasanya aku tertawa,tapi melihat dia merintih kesakitan,aku jadi merasa kasih.
Sebenernya aku capek dan ngantuk,bagaimana tidak ngantuk ini sudah menjelang pagi,karena jam di tanganku sudah menunjukkan angka 2.30,ohhhh my god.

"Bagaimana,apa orang tua mas sudah kesini",tanyaku padanya.

"Mereka perjalanan kesini,kamu pasti capek ya,kalau capek pulang saja gak papa,aku sendirian.
Kasihan kamunya ini juga udah hampir pagi",ucapnya merasa bersalah.

"Ahhh gak papa mas aku temenin aja,kasian masnya kalau sendirian",ucapkku kemudian

"Maaf ya merepotkan,dan terima kasih sudah mau menyelamatkanku",ucapnya sambil tersenyum manis.

"Ahhhh manis sekali jadi pengen ngantongin kan,lesung pipitnya itu lohhh gemesin.
Ohhhh astaga sadar aleta,kau sudah punya alvino",batinku

"Hallo kamu kok malah melamun",ucapnya sambil melambaikan tangan didepan mataku.

"Ehhhh engak kok mas,iya sama-sama.
Masnya gak perlu bilang terima kasih,itu cuma kebetulan aja kok
Hehehehe",ucapku tersenyum geli.

"Ehhh tapi ngomong-ngomong kamu keren,hebat banget tau gak,aku salut sama kamu".
"Cantik dan terkesan kalem kayak gini mana ada yang mengira kalau ternyata bringas".
"Hahahahaha
"Aku jadi ingat bagaimana wajah tersiksa mereka berlima".
Hahahahahaha",ucapnya dengan tawa yang meledak.

"Ehhh tapi ngomong-ngomong,kita belum kenalan ya.
Kenalin namaku Enrico Putra Mahendra",ucapnya menjabat tanganku.

"Ehhh iya aku....

"Etz tak perlu perkenalan,aku sudah tau namamu",ucapnya tersenyum.
"Aleta Anjani,bukankah itu namamu manis",ucapnya sambil mengedipkan mata genit.

"A......apa.......

cinta beda kastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang