part 1

536 10 0
                                    

"Cara melupakan rasa sakit adalah,memeluk erat rasa itu sekuat yang kamu bisa,lalu lepaskan ".




A

ku menarik nafas dalam-dalam,menengadahkan kepalaku keatas menatap langit-langit kamarku,menghalau air mata yang hampir terjatuh tanpa aku minta.
Aku selalu lemah jika mengingat kenangan buruk 2 tahun lalu.
Luka yang sampai hari ini masih tetap membekas dihatiku.
Aku Aleta Anjani,gadis mungil yang ceria dan penenuh semangat,perlahan-lahan berubah menjadi gadis dingin dan tertutup.

Kenangan itu masih amat jelas terekam dalam memori otakku,kejadian yang memukul telak diriku,kehilangan kedua orang tuaku,didepan mata kepalaku sendiri,itu lebih menyakitkan dari apapun.
Cahayaku,penyemangatku tlah hilang saat itu juga.

Sekuat tenaga ku tahan air mata ini agar tidak jatuh,tapi apa daya kenangan itu teramat menyakitkan,sekuat apapun aku berusaha menahannya tetap saja pada akhirnya jatuh membasahi pipiku.

Andai waktu itu kedua orang tuaku tidak menghadiri acara kelulusanku,mungkin mereka masih bersamaku,andai aku tidak meminta ayah membelikanku boneka,pasti mereka masih bisa ku peluk saat ini,andai andai dan andai,terlalu banyak andai yang ku ucapkan,tapi nyatanya segalanya tak akan mungkin bisa terulang kembali.

Isakan dan air mata kepedihan semakin deras membasahi pipiku,sungguh kenangan itu amat menyakitkan,tapi aku bisa apa jika takdir sudah bicara,aku hanya mampu mengikhlaskan.
Selama ini aku selalu menutupi kesedihan dan rasa sakitku dengan pura-pura tertawa,agar mereka berfikir aku bahagia,aku bukan ingin terlihat kuat,aku hanya berusaha tidak menjadi lemah.

Suara ketukan dipintu kamarku membangunkanku dari lamunanku.
"Kakak,apa kakak masih tidur,ini sudah jam 2,bukankah kakak hari ini masuk siang,nanti terlambat kak",ucap adikku dibalik pintu.
"Ehhh iya dek ini kakak sudah bangun kok,kakak mau siap-siap dulu ya,adek tunggu saja di bawah ya".
"Kakak kenapa kok suaranya serak,apa kakak habis menangis",tanya adikku dengan nada khawatir.
"Ehhhh tidak,kakak tidak papa,kakak habis bangun tidur makannya serak,ya sudah adek tunggu di bawah sebentar ya kakak mau siap-siap",ucapku
Iya kak aku tunggu di bawah ya,sekalian kita makan siang sama-sama kakak,kakak belum makan siang kan".
"Belum dek,ya udah bentar yaa adek tunggu kakak".

Setelah acara makan siang bersama adik tersayangku,disinilah aku sekarang,didalam cafe tempatku bekerja,ya setelah kejadian 2 tahun lalu aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah dan bekerja paruh waktu di cafe ini.
Hari ini cafe lumayan rame,ya maklum saja hari ini adalah hari sabtu malam minggu,malamnya anak muda.
Terbukti dari sekian banyak pelanggan yang datang,banyak diantara mereka adalah para anak muda yang sedang menghabiskan malam minggu mereka bersama pasangan atau teman-teman mereka.

"Leta tolong antarkan ini kemeja nomer 3 ya",ucap kak dimas.
Kak dimas adalah seniorku disini,dia adalah koki disini,umurnya 2 tahun diatasku.
Aku lumayan dekat dengannya,karena dia sangat baik padaku.
"Ohhhh,iya kak mana pesanannya biar ku antar sekarang".
Aku segera mengantarkan pesanan tersebut.
Setelah itu aku kembali melayani pembeli yang lain.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan tengah malam,di cafe tempatku bekerja,akan tutup pada jam 10 malam,tapi khusus hari sabtu kita buka sampai jam 12 malam.

Aku sudah menyelesaikan semua pekerjaanku hari ini,aku segera bersiap-siap untuk pulang.
Untung saja cafe tempatku bekerja cukup dekat dengan rumahku.
Jadi aku tidak perlu repot-repot untuk menunggu angkutan umum,cukup dengan jalan kaki sekitar 15 menit.

Malam ini seperti biasa aku pulang sendiri dengan berjalan kaki,apa aku takut,jawabannya tidak.
Karena dari kelas 1 SMP aku sudah menguasai ilmu bela diri.
Malam ini tidak terlalu sepi,karena didepan sana aku mendengar suara orang berkelahi.
Ehhh tunggu,apa tadi ku bilang,?..
Orang berkelahi,ohhhh astaga,didepan sana ada seorang pemuda yang dikeroyok habis-habisan oleh 7 orang pria yang badanya gede-gede kayak gengster.

Kulangkahkan kakiku ketempat tersebut,aku tidak tega saat melihat pemuda itu babak belur dengan banyak luka di sekujur tubuhnya,dan jangan lupakan wajahnya yang sudah tak berbentuk itu,uhhh kasian sekali,tega-teganya mereka main kroyokan,awas aja kalian.
Akan ku beri pelajaran yang berharga.

Aku melangkah semakin dekat pada mereka.
"Wooooeee berhenti kalian,berani sekali kalian main kroyokan,kalian itu laki-laki atau banci.
Beraninya lawan yang lemah",ucapku lantang.
Woooooo,ada pahlawan kemalaman rupanya,hahahabhaa,ucap salah satu preman itu menyeringahi.
Ihhhh aku bergidik ngeri melihat tampang mereka.
"Mana ada pahlawan kemalaman,adanya pahlawan kesiangan brooo gimana sihhh,malu sama neng manis",ucap preman yang bertindik di hidung.
Aku rasanya mau muntah saja.
"Neng cantik mau kemana kok malam-malam sendirian aja sihhh,disini aja abang temenin,abang puasin sekalian,hahahabhahha",ucapnya menjijikkan.
"Ehhhh mas kalau ngomong yang sopan ya,aku tendang kalian baru tau rasa",ucapku dengan nada tinggi,bosan rasanya jika harus bermanis-masih kepada mereka.

"Woooo manis-manis ternyata galak juga ya,punya nyali juga ternyata,menarik",ucapnya menjijikkan.
"Seret dia,mari kita bersenang-senang dengannya malam ini",ucap sirambut jabrik menjengkelkan.
"Ehhhhhhhh.........



cinta beda kastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang