Kiss

693 82 59
                                    

"Anda siapa?" satu ucapan yang keluar dari mulut Yuri mampu menghunus hatinya begitu dalam.

Krystal sempat terkejut, namun tangannya tak berani melepas pelukan eratnya pada pemuda itu. Ia sangat merindukan sosok di depannya, mungkin dulu dia melarikan diri untuk menghilangkan perasaan yang menyiksanya setiap waktu. Tapi sekarang tidak lagi, Krystal tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang pernah hilang dulu.

"Krystal apa yang kamu lakukan?!" suara Jessica meninggi.

Sungguh dia tidak percaya dengan apa yang di lakukan adiknya pada sang kekasih. Menyatakan cinta? Krystal pasti sudah gila. Apa dia tidak sadar bahwa kakaknya berdiri di sampingnya saat ini.

"Lepaskan dia Krystal." Jessica memperingatkan. Tapi sepertinya Krystal enggan untuk melepas pelukan itu.

"Lepaskan dia!!" kedua kalinya Jessica berlontar namun kali ini di barengi emosi dan bentakan.

Jessica sudah tak tahan. Dulu mungkin dia memaklumi jika Krystal memeluk Yuri di depannya namun kali ini dengan pernyataan Krystal yang lantang. Justru membuat hatinya terkejut dan tak menyangka bahwa seorang Krystal sang adik kebanggaan diam-dian menaruh rasa pada sang kekasih.

"Kenapa? Kenapa hanya Unnie yang selalu beruntung? Kenapa aku tidak boleh mencintai Oppa, sementara Unnie tidak pernah mau tahu bagaimana sakit hatinya aku melihat kalian."

Ini sudah keterlaluan. Dengan tak tahu malunya Krystal melawan. Jessica meradang, dia sudah sakit mendengar kabar Yuri meninggal dan sekarang setelah pemuda itu kembali. Seorang adik datang dan mengakui perasaannya. Jelas Krystal tahu dirinya sempat ingin mengakhiri hidup tapi apa balasannya sekarang?

"Pergi dari rumah unnie sekarang juga!!" usir Jessica dengan lantang. Dia sudah tidak perduli namanya terlihat buruk di depan sang adik.

"Nona." Panggil Yuri yang tidak mengerti perdebatan mereka. Dia mendekati Jessica yang sedang marah dan memeluknya untuk menenangkan.

"Kamu hanya milik aku, Yul. Tidak ada siapapun yang berhak memilikimu. Termasuk dia." Tangannya menunjuk Krystal yang berdiri gamang dengan kepalan tangan yang mengerat. Setelahnya dia kembali menenggelamkan wajahnya di antara dada Yuri tidak perduli bagaimana sakit hatinya sang adik.

"Aku pikir unnie adalah orang terbaik di dunia ini setelah Mom. Tapi aku salah menilai unnie, aku tidak menyangka unnie se egois itu."

Krystal berlari tak pernah terbesit rasa bersalah yang telah lancang mengungkapkan isi hatinya di depan sang kakak. Dia juga egois, tapi apakah dirinya juga salah menyukai orang yang sama di sukai kakaknya?

Apa mereka tidak sadar, ia yang dulunya diam-diam mengamati Yuri, pura-pura meminta bantuan pria itu agar berdekatan terus dengannya, dia yang selalu mengganggu waktu kerja Yuri hanya untuk mendapat perhatian sosok itu, dan Krystal lah yang selalu menunjukkan rasa sukanya walau harus terdahului oleh seorang Jessica Jung kakaknya sendiri.

Krystal yang terus berlari dan mengusap airmata dengan punggung tangan tak sadar dirinya berada di halte bus. Ia memegangi lututnya dengan napas ter-engah rambutnya kusut karena angin yang menerpanya.

Pandangan orang di sekitar menilainya dari bawah sampai atas, Krystal tidak perduli akan hal itu yang ada di otaknya sekarang adalah keterkejutannya tentang Yuri yang hidup kembali. Kedua tangannya saling meremas sebelum akhirnya ia duduk di bangku halte.

"Aku mencintintaimu Oppa. Apa aku salah?" Krystal bergumam sendiri.

"Kamu kenapa, Nona? Sepertinya kamu ada masalah?" seorang wanita muda dan drees putih selutut menepuk bahunya pelan. Ia duduk di samping Krystal sebelum menyodorkan tisu.

ROBOT? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang