Dua bulan sebelumnya setelah kabar kematian Yuri....
"Tuan ada yang janggal dari kematian Hyung anda."
"Maksudmu?" Yoona menegakkan tubuhnya di meja kerja dalam kantor perusahaannya.
Kyungso sang ajudan mengambil sebuah berkas dan menyerahkannya pada Yoona.
"Disana tertulis bahwa kematian Tuan Yuri tidak di sertakan dengan namanya. Maksud saya ada nama oranglain di sana yang jelas-jelas itu bukan berkas asli melain berkas salinan."
Yoona mengerutkan keningnya masih tidak mengerti atas penjelasan Kyungso. Dia mengamati berkas itu dengan teliti mencari tahu celah yang di maksud Kyungso barusan. Begitu ia mendengar kabar kematian Hyungnya Yoona lantas tak langsung mempercayai itu. Maka dari itu ia mengutus Kyungso untuk menyelidiki lebih lanjut lagi. Dia tahu betul keluarga Jung merawatnya dengan baik selama ini.
"Kemungkinan besar Tuan Yuri tidak meninggal."
"Maksudmu Hyung masih hidup?"
Kyungso mengangguk. Wajah Yoona berseri-seri bahagia tapi detik kemudian wajahnya berubah bingung.
"Kalau Hyung masih hidup. Lalu di mana dia?"
Kyungso menarik napas berat. Seolah sesuatu yang sejak tadi ingin dia sampaikan akan menimbulkan masalah besar. Berhari-berhari ia mencari kebenaran atas kematian sang Tuan yang terpisah dari keluarganya membuat ia mau tak mau menelan kenyataan tentang apa yang dia ketahui jauh-jauh hari.
"Tuan berada di rumah sakit jiwa dan ke adaannya sangat mengenaskan. Tubuhnya kurus seperti ada yang sengaja membuat Tuan tak bisa mengenali dirinya sendiri."
"Apa kamu bilang?" Yoona menggebrak meja cukup keras. Membuat Kyungso yang berdiri di hadapannya terperanjat kaget dan mundur selangkah. Dia meraup wajahnya dengan tangan mengepal tak habis pikir. Bagaimana bisa Hyungnya berada di rumah sakit jiwa. Buru-buru ia mengambil jasnya yang terselampir di kursi kerja.
"Antarkan aku ke tempat itu sekarang juga."
"Baik tuan."
888
Dua bulan setelahnya. Sekarang....
Dia mencengkram setir mobil dengan kuat. Memandangi seseorang dari kejauhan, mengamati wanita yang kini tengah berada dalam pelukan pria lain yang begitu mirip dengannya. Sampai dia tidak bisa membedakan antara dirinya dengannya, sangat mirip bahkan tak ada celah untuk membedakan kesamaan itu. Dia memukul setir kasar tak perduli pria yang duduk di sampingnya yang menatapnya sedih.
"Harusnya aku yang berada di sana, harusnya aku yang menjaganya, harusnya aku tak meninggalkannya, harusnya aku tahu dari awal." Dia mengerang dalam mobil. Memukulnya dengan membabibuta setir mobil yang tak bersalah itu. Sampai di rasakannya sentuhan hangat di pundaknya.
"Setidaknya Hyung menemuinya kemarin. Bukankah itu sudah cukup? Bukan saatnya Hyung kembali, jangan sampai Hyung membuat Sica Noona depresi lagi."
Dia menunduk matanya memanas bukan karena kemasukan debu melainkan melihat dua manusia di sebrang sana itu yang membuat matanya seperti berair. Apa yang sebenarnya terjadi, mengapa pria itu menginnginkan dirinya menjauh dari wanita yang di cintainya.
Yuri keluar dari mobil ingin menghampiri sosok yang telah ia tanami benih di dalam perut wanita itu kemarin. Iya! Itu pertama kalinya ia menanam benih spermanya pada Jessica. Karena dia tahu dia tidak ingin menghamili Jessica sebelum menikah. Maka setelah perlakuan Nathan yang mengurungnya selama ini dia mengambil resiko besar dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROBOT? (End)
Fanfictionjangan mencintaiku karena aku tak pernah memiliki rasa. aku tidak memiliki jantung. aku tidak memiliki emosional seperti mereka. aku hanya mengikuti perintah dari tuanku untuk menjagamu. tolong lupa kan masalalu mu jangan terjebak pada orang yang...