!! !! !!! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !!
Jessica menarik nafas lalu membuangnya secara pelan. Dia menarik lengan Yuri beranjak dari ruangan yang kacau beberapa detik lalu karena kedatangan orang asing yang tak diundang. Kepalanya seketika pening, Jessica memijat pelipisnya setelah menghempaskan bokongnya di atas kasur dan mengunci pintu kamar.Ada banyak hal keraguan yang datang menganggunya. Banyak pula pertanyaan pada lelaki yang baru saja diseret keluar oleh para bodyguard. Siapa dia? Mengapa dia mengaku sebagai Yuri?
Jessica mengangkat wajah dan menoleh pada pria yang saat ini tengah berkedip mengamatinya disamping dia duduk.
"Apa ada luka di sekitar tubuhmu?" dia meraba-raba sekujur tubuh yang menjadi korban keberutalan orang asing tadi. Memastikan bahwa tak ada lecet sedikit pun di wajah lelakinya.
"Nona saya tidak apa-apa. Bagaimana keadaan Nona, apa Nona tidak mual-mual lagi?"
Tapi ada satu hal yang tiba-tiba mengusik pikiran Jessica. Apa benar pria yang kini berhadapan dengannya bukan Yuri? Tidak! bagaimana bisa dia tiba-tiba meragukan Yuri yang selama ini menemaninya kemanapun. Pasti pria tadi hanya lelaki yang tersesat dan ingin menghancurkan hubungannya dengan Yuri.
Tapi, dari manusia kembar yang pernah ia jumpai sekalipun mirip tak sedikitpun di antara mereka memiliki wajah persis pasti ada yang membedakan diantara mereka, entah tinggi badan ataupun perbedaan kecil yang berada di tubuh masing-masing mereka.
Dan tadi jelas sekali Jessica melihat Yuri dengan pria asing itu begitu mirip tidak ada bedanya dengan Yurinya itu.
"Jessie, kamu tidak apa-apa didalam nak?" suara dan ketukan diluar pintu kamar memalingkan wajah Jessica. Jessica berdiri menuju pintu untuk membiarkan pria parubaya yang tengah menaruh khawatir kepadanya masuk ke dalam kamar.
"Sayang, Dad khawatir denganmu." Nathan menarik putrinya kedalam pelukan begitu pintu kamar terbuka.
Jessica diam masih berkelana dengan pikirannya. Harus kah ia menanyakan pada sang Ayah tentang pria yang begitu mirip dengan kekasihnya.
"Yul, jaga putriku baik-baik. Jangan sampai orang asing tadi menganggunya. Paham!" Nathan memberi peringatan pada Yuri yang kini tengah duduk menyaksikan adegan berpelukannya. Pria itu berkedip dan mengangguk menyetujui.
"Baik Tuan."
"Dad," kali ini Jessica yang bersuara. Wanita itu meremas kemeja dibalik punggung sang Ayah.
"Mengapa dia begitu mirip dengan Yul, mengapa dia datang dan mengatakan bahwa dia adalah Yuri asli. Siapa dia, Dad?" Jessica memberi jarak dan melepas pelukan Nathan untuk sekedar menatap mata sang Ayah. Menunggu jawaban yang sejak tadi mengahantui pikirannya.
"Sayang. Percayalah dia hanya orang asing yang ingin menghancurkan hubungan kalian."
"Tapi Dad, aku merasa ada yang berbeda dari dia."
"Hei, Jessie dengarkan Dad. Dengan menanyakan hal itu kamu bisa menyakiti perasaan Yuri. Apa kamu tega meragukan keberadaan kekasihmu yang kini ada dibelakangmu itu." Nathan melirik Yuri yang tepat berada dibelakang Jessica. Jessica memejamkan mata beberapa detik.
Merasa bahwa dirinya sangat jahat menanyakan hal itu dihadapan Yuri. Tapi dia masih ragu dan masih tidak puas dengan jawaban ayahnya.
Nathan yang melihat keraguan dimata Jessica segera menyentuh dua bahu putrinya sembari tubuhnya menunduk sedikit. Meyakinkan Jessica agar percaya dengan apa yang dia katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROBOT? (End)
Fanfictionjangan mencintaiku karena aku tak pernah memiliki rasa. aku tidak memiliki jantung. aku tidak memiliki emosional seperti mereka. aku hanya mengikuti perintah dari tuanku untuk menjagamu. tolong lupa kan masalalu mu jangan terjebak pada orang yang...