Chingu

325 53 5
                                    

Ruang kelas dance sudah terisi oleh penghuninya. Berbeda dengan kemarin gadis-gadis telah di singkirkan dari ruangan itu. Suasana agak sepi. Hanya suara hentakan kaki karena menari.

Woojin yang berada di ruang ganti masih mengikat kan kakinya dengan perban. Untung ia memakai kaos kaki panjang sehingga lukanya tak terlihat.

"Hyung... Kenapa lama sekali? Ayo cepat!!!"

Salah satu rekan setimnya menegurnya. Ia pun hanya mengangguk. Ia sebenarnya tidak ingin latihan karena kakinya saat ini terasa ngilu. Tapi, ia tidak ingin mengecewakan teman setimnya.

Latihan sudah berjalan 15 menit. Woojin sudah berkeringat sampai membasahi seluruh tubuhnya. Gerakan yang gesit menambah luka di pergelangan kakinya.

"Ya~ Gwenchana? Kau agak melambat di bandingkan kemarin?" Tanya Tae .

"Jousonghamnida" katanya sambil membungkuk.

"Hyung, jangan memaksakan diri." Kata Daehwi.

"Mungkin kita harus mengakhiri latihan" kata teman yang lainnya.

"Hajima.. Hajima... Jaebal. Gwenchana Yo."

"Baiklah. Jangan memaksakan diri" kata Daehwi. Mereka kembali latihan mereka. Nafas lega terdengar dari Woojin. Benar-benar bahkan ia tidak memikirkan lukanya , ia hanya memikirkan teman setimnya.

Sesi latihan selesai

Di rumah kediaman Park, ketiga pemuda itu terlihat lelah. Daniel duduk di sofa ruang tengah meletakkan tasnya di sampingnya. Mengubah-ubah kan bajunya. Woojin pun duduk di sampingnya. Pergelangan kakinya sangat sakit. Tanpa sadar ia mengelus-elus kakinya.

"Woojin biar ku lihat kakimu" Jihoon sudah berada di depan Woojin. Ingin membuka sambil memegang kakinya.
Woojin pun menepis tangannya.

"Tidak perlu. Aku hanya pegal, sebentar saja juga hilang" ujarnya.

"Wae?" Daniel bertanya melihat keduanya.

"Sepertinya kaki Woojin terluka aku melihatnya menari agak aneh" kata Jihoon menjawab.

"Kalo begitu, yeoreojwo ~" Daniel berkata dengan kedua tangan sudah siap menerjang Woojin sedangkan Jihoon sudah memegangi kakinya.

Woojin pun menatap khawatir. "Ya...Hajima..." Katanya memperingatkan. Tapi keduanya tidak perduli. Daniel langsung menerjang Woojin. Mendekapnya dari belakang supaya dia tidak memberontak. Kaki Woojin bergerak tak karuan membuat Jihoon sulit melepaskan kaos kakinya.

"YA~!!!!" Suara melengking Woojin menyakiti telinga Daniel. Ia pun membungkam mulut Woojin dengan telapak tangannya.

"Hoonie .... Palli!!" Perintah Daniel. Ia sudah tidak kuat menahannya lagi.

"..Ye...Ara... Tapi ini susah sekali.."

Pow....

Kaki Woojin mendarat di muka Jihoon membuat semuanya terdiam.

"Park Woojin!!!"

Geram Jihoon sambil memegang hidungnya yang terkena tadi. Daniel pun refleks melepas dekapannya. Ketika Jihoon ingin menerkamnya. Woojin berlari ke kamarnya. Jihoon pun mengejarnya akan tetapi Woojin telah masuk ke kamarnya.

Savage Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang