Jarak

346 50 4
                                    

"Minhyun~ Minhyun Oppa..."

Minhyun pun tersentak. Di depannya sudah terdapat gadis manis.

"Tzuyu kenapa disini?" Tanyanya heran.

"He..he.. aku mau menunjukkan sesuatu" Tzuyu mengeluarkan yang di pegang nya. Sekotak bekal sederhana. Dengan nasi, rumput laut kering, sosis, nauget dan telur melengkapi kotak tersebut. Di susun sedemikian rupa hingga menarik.

"Tapi aku sudah bawa bekal" kata Minhyun. Bahkan dari tadi ia hanya mengamati bekalnya saja.

"Ne.. Ara.. coba sedikit saja"

Minhyun menatap gadis itu ragu. Ia tidak sedang ingin makan. Di lihatnya kotak bekal itu. Sesuatu menarik perhatiannya. Sumpitnya pun mengarah pada makanan kuning kecoklatan. Sebuah telur yang agak gosong dan bentuknya agak tidak karuan. Ia pun terkekeh.

"Pttth.. hehehe"
"Woah.. Oppa jangan itu. Tadi aku lupa mengangkatnya jadi gosong. Kenapa yang ini masuk ke kotak bekal yah?" Tzuyu linglung. Ia ingin menunjukkan keahlian memasaknya malah ia memasukkan makanan yang salah. Ia pun tersipu malu.

"Tidak apa. Aku suka. Ini mengingatkanku pada Woojin." Wajah Tzuyu berubah jadi masam. Ia tidak terlalu suka dengan teman-teman nya Minhyun terutama dengan bocah yang satu itu. Siapa namanya? Yah Woojin-gun. Ia terlalu banyak menyita perhatian Minhyun.

"Eh~ kenapa tiba-tiba membahas dia" kata Tzuyu dengan nada malas.

"Tidak. Hanya saja setiap melihat telur gosong aku mengingatnya. Saat itu pertama kalinya ia memasak. Aku tak sengaja memberinya komentar pedas. Ia pun pindah dari tempat dudukku ke sebelah Jihoon" Minhyun menceritakannya dengan senyum bahagia sambil melihat telur itu baik-baik.

"Molla!!" Kata Tzuyu.
"Hah!?" Minhyun pun menoleh ke arahnya.

"Oppa, aku tidak tau tentang temanmu atau apapun. Aku tidak tau dan tidak mau tau. Kenapa kau membahasnya saat kita berdua. Apa tidak ada kenangan tentangku yang bisa kita bahas" protes Tzuyu.

"Kenapa? Tidak apa-apa. Aku hanya mengingatnya begitu saja" Jawab Minhyun polos.

"Maksudmu kenangan kita tak ada yang mengesankan untuk di bahas. Aku tidak mengerti Oppa. Kau hanya sesekali mengajakku jalan. Tidak pernah mengajakku makan siang bersama. Bahkan ketika aku dengan pria lain kau bilang aku seharusnya mengencaninya.

Aku ini sebenarnya apa?

Kau selalu membahas teman ini. Teman itu. Sebenarnya kau pacaran dengan temanmu atau aku.

Kenapa kau pacaran denganku? Apa kau mencintaiku?"

"Naega...naega"

Minhyun pun tertegun sejenak.

Kenapa dia pacaran dengan nya. Apa dia mencintainya. Seingatnya ia menyemangati Tzuyu ketika bersedih. Menemaninya. Ketika Tzuyu menyatakan cintanya ia hanya menerimanya. Ia menyukai senyum Tzuyu. Wajah manisnya. Kepintarannya. Apa itu bukan cinta. Ia tidak tau.

"Molla" jawab Minhyun. Mata Tzuyu membelalak kaget. Sesaat kemudian matanya memicing. Ia tak percaya mencintai laki-laki sepertinya. Ia pun menumpahkan seluruh isi kotak makanannya ke kepala Minhyun. Melempar kotak itu ke arah wajahnya.

Tzuyu langsung lari meninggalkannya. Seisi kelas memandangi Minhyun bahkan ada yang merekam kejadian itu. Daniel menghapus rekaman dari pemiliknya dan menghampiri Minhyun.

"Wah makan siang yang mewah untuk Hwang Geliang" katanya sambil tersenyum.

"Kau tidak ketempat Jihoon" tanya Minhyun sambil membersihkan makanan di kepalanya.

Savage Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang