"Hyung
Hyung
Hyung!!!"Perlahan mata anak itu terbuka. Dilihatnya anak lain tersenyum manis melihat kesadarannya.
"Siapa?" Tanya anak tadi. Tapi mulutnya tidak dapat bersuara. Ia mencoba lagi hasilnya sama. Anak lainnya menariknya ke suatu tempat.
"Woojin Hyung, ayo kesini aku tunjukkan sesuatu" kata anak tersebut. Ia menarik anak bernama Woojin itu dengan cukup keras sehingga membuat tangannya sakit.
"Ow... Guanlin lepas!!" Woojin menghentakkan tangannya. 'Guanlin' pikirnya. Ia tidak mengenal anak itu tapi secara tidak sadar ia menyebut namanya.
Prang
Suara pecahan kaca terdengar. Ia pun melihat kearah belakang. Seorang wanita paruh baya sedang dimarahi oleh wanita lainnya dengan pakaian glamor.
"Apa yang kau lakukan. Apa kau bodoh!!! Bahkan gaji seumur hidupmu pun tak dapat mengganti itu"
"Maaf Nyoya aku benar-benar tidak melakukannya. Vase itu sudah seperti itu ketika aku datang"
"Kau pikir vase bisa memecahkan dirinya sendiri. Kau tak akan mendapatkan gaji seumur hidupmu. Suruh juga anakmu bekerja disini. Setidaknya itu bisa menutupi kerugiannya"
"Nyoya jangan, kumohon. Anakku masih sekolah"
"Kalau begitu jual saja organmu untuk menutupi kerugiannya. Lagipula orang sepertimu tak ada harganya. Vase itu lebih berharga" kata wanita glamor itu sambil membuang muka.
Woojin iba dengan wanita paruh baya itu. Ia pun memegang tangan Guanlin.
"Guanlin. Ayo minta maaf. Aku yakin Ibumu memaafkanmu"
Mwoya? Apa yang terjadi. Kenapa ucapanku tidak bisa keluar seperti keinginanku. Pikir Woojin.
Apa ini mimpi?
"Hyung aku takut" katanya tangannya bergetar.
"Tidak apa. Aku menemanimu. Aku juga pernah melakukan kesalahan dan meminta maaf. Ibuku memaafkanku dan malah memelukku." Kata Woojin.
Guanlin pun mengangguk. Woojin menuntunnya ke wanita itu, Guanlin agak menariknya balik ia masih takut. "Ayolah" dengan lebih keras Woojin menarik tangan Guanlin. Setelah lumayan dekat. Woojin mendorong Guanlin untuk melakukan hal yang dikatakannya. Ia mendekati wanita glamor tadi. Ketika ia memanggilnya. Sorotan matanya sangat tajam. Ia pun mundur beberapa langkah. Woojin yang berdiri dibelakang menghentikan langkah Guanlin. Ia mengangguk menandakan untuk Guanlin melaksanakan yang dibilangnya tadi. Dengan mulut gemetar Guanlin menyatakannya.
Ini seperti yang terjadi padaku dan Jihoon
"Maaf Ibu. Aku yang memecahkan vase nya. ini bukan salah bibi Ahn" katanya.
Wanita glamor itu bingung dengan kejadian tak terduga. Ia memandang Guanlin dan Bibi Ahn secara bergantian. Pandangan bibi Ahn terlihat merendahkan wanita glamor itu. Ia pun menjadi marah dipandang dengan remeh. Dasar anak bodoh, pikirnya.
Ia memandang Guanlin sangar membuat Guanlin takut, tangan Woojin memegang Guanlin membuatnya tak bisa mundur. Seperti yang ia duga. Tangan wanita glamor itu melayangkan tamparan ke wajah mungil Guanlin.
PRAK
Suaranya terdengar sangat nyaring. Guanlin sampai melayang ke samping. Woojin pun menghampirinya. Membantunya duduk. Bibir Guanlin terluka karenanya. Air matanya pun bercucuran.
Wanita tadi belum puas. Ia segera menghampiri Guanlin. Suara dari sepatu hak tingginya bergema seperti seorang raksasa yang ingin menghancurkan kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Savage Next Door
RomantizmLai Guanlin, pemuda imut dan manis di mata semua orang, tetapi tidak untuk Woojin. Ia selalu mempergoki sisi bejat nya Guanlin dan kali ini parahnya Guanlin akan mempermainkan hidup sepupu nya Jihoon. Woojin yang merasa berhutang budi dengan Jihoon...