Epilog

830 56 7
                                    

Malam itu bintang-bintang menghiasi langit. Dinginnya malam tak menghilangkan senyum para pemuda itu. Mereka menikmati daging yang tersedia dengan lahap.

"Hari ini kita nikmati kemenangan kita" kata Sangwoo.

Jaksa Ha dan Jaksa Yoon pun ikut bergabung.

"Kami membawa makanan ringan dan daging" kata jaksa Yoon.

"Wah~ Daebak. Kau memang yang terbaik Jaksa Yoon" kata Minhyun.

"Minhyun-ah panggil aku Ji-Sung Hyung jika di luar pekerjaan" kata Ji-Sung.

"Baiklah. Ji-Sung Hyung" kata Minhyun.

"Sayang... Guanlin tak ada disini" kata Woojin sedih.

"Woojinie... Ahhh" perintah Jihoon. Membuat Woojin heran.

"Ayolah~" pinta Jihoon. Woojin pun menurut. Mulutnya terbuka lebar. Jihoon pun menyuapi nya dengan baik.

"Hmmm" Daniel memberi kode. Mulutnya juga terbuka. Menagih janji Woojin. Woojin terkekeh. Tangannya mengambil makanan dengan sumpit. Ketika hampir mencapai mulut Daniel. Sumpit itu di belokkan kemulutnya.

"Woojinie..." Panggil Daniel. Daniel memeluknya. Memutarkan tubuhnya.

Mereka berpesta sampai tengah malam.

*****

Malam ini terasa singkat. Semua nya sudah tertidur karena lelah seharian. Akan tetapi, Woojin masih belum bisa tidur. Guanlin benar. Ini meringankan bebannya. Tapi, ia masih takut untuk tidur. Ia masih terbayang-bayang. Pelecehan yang di alaminya sampai saat ini.

Seseorang terbangun. Melihat Woojin memandang langit sendirian. Ia pun mengambil selimut dan melingkarinya dari belakang. Woojin terkejut setengah mati. Ia tak suka seseorang berada di belakang nya. Tubuhnya tiba-tiba menggigil.

"Woojinie" panggilnya. Ia mendongkakan kepala Woojin. Mata Woojin masih terpejam. Ia menggendong Woojin ala pengantin. Membawanya ke kamarnya. Tentu saja. Itu membuat Woojin tambah takut.

Ia menggelapkan kamarnya. Menutup rapat pintunya. Menguncinya. Menurunkannya di kasur. Ia menunduk di hadapan Woojin. Mencium kakinya.

"Woojinie... Izinkan aku merekam ulang ingatanmu tentang sex. Aku akan menghapus mimpi burukmu" kata Minhyun. Woojin hanya merekatkan selimutnya takut. Minhyun memandangnya dan tersenyum.

"Hehe... Aku jadi ingat masa lalu. Jadi, sampai sekarang kau masih takut denganku" kata Minhyun.

"Tidak. Aku tak takut" kata Woojin.

"Tapi, aku juga suka dengan Woojin yang agresif. Seperti waktu di kolam renang. Kau meluluhkan hatiku" kata Minhyun. Sontak membuatnya memerah. Aksinya benar-benar memalukan.

"Aku tak menyukainya. Saat itu ... Kau menolakku" kata Woojin.

"Kalau begitu. Aku akan memperbaikinya" kata Minhyun. Ia pun mencium Woojin. Membuka mulutnya. Menari bersama dengan lidah Woojin. Membuat Woojin kehabisan napas. Ia pun melepaskan nya. Sebentar kemudian. Melakukannya lagi.

"Woojinie .. kau mencintaiku. Nado Saranghae Woojinie" kata Minhyun sambil tersenyum. Muka Woojin semakin merekah. Ia mendorong Minhyun dan bersembunyi di balik selimut dengan tengkurap. Minhyun menindihnya.

"Hyung!!! Berat" keluh Woojin. Minhyun terkekeh.

"Benarkah.." kata Minhyun. Ia pun membalikkan posisinya. Membuat Minhyun yang berada di bawah dan Woojin yang berada di atas. Tangannya menjalar ke dada Woojin. Sontak membuat Woojin memberontak.

Savage Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang