Woojin terbangun. Ruangannya terlihat putih. Ia melihat seseorang berdiri. Ia pun menghampirinya. Orang itu berbalik dan tersenyum padanya.
"Hoonie..." Lirih Woojin.
Ia pun memeluknya. Sangat erat. Ia benar-benar sangat rindu dengan pemuda itu. Air matanya mengalir.
"Hoonie... Jihoonie.. Bogo sipoyeo.." kata Woojin. Hatinya seperti diberi buliran air jernih. Sangat sejuk dan nyaman.
Jihoon melepaskan pelukannya dan memandangnya sedih. Ia pun tersenyum tipis. Kemudian tertawa sedikit. Tapi, ekspresinya sedihnya tak berubah. Ia kembali memeluk Woojin.
Woojin ikut sedih melihatnya. Ia pun memeluknya erat. Seperti akan kehilangan pemuda itu. Ia menangis sejadinya.
"Woojin....
Woojinie....
Kau tak apa-apa" Sangwoo membangunkannya. Ternyata ia hanya bermimpi. Air matanya masih mengalir deras. Ia menatap Sangwoo sedih.
"Hoonie... Jihoonie... Aku merindukannya" kata Woojin. Sangwoo memeluknya. Sepertinya Woojin merasa lebih baik.
"Kita akan menemuinya. Kau bersiaplah. Hari ini kita akan memulai sidangnya" kata Sangwoo.
****
Ruangan itu terlihat begitu ramai. Membuat Woojin merasa tak nyaman. Ia pun terus menempel dengan Sangwoo. Daniel hanya menghela napas. Ia pun menarik tangan Woojin dan menggenggam erat tangannya. Bukannya tenang.Ia menjadi panik dan mencoba meraih tangan Sangwoo, membuat Woojin terlihat menggemaskan. Sangwoo pun memegangi tangan sebelah kiri Woojin. Ekspresi Woojin berubah menjadi agak tenang membuat Daniel sebal.
Melihat ketiga temannya masuk dengan saling menempel membuat Minhyun heran. Terutama posisi mereka. Daniel menggenggam tangan Woojin sedangkan Woojin seperti menghindarinya dan lebih menempel pada Ong.
"Mwoya? Kalian kenapa seperti itu?" Tanya Minhyun."Woojinie takut dengan beruang disampingnya. Maka dari itu aku mengenggam tangannya" kata Sangwoo.
"Mwo? Woojin kau takut pada Hyung?" Kata Daniel sedikit keras. Woojin menggelang kuat. Ia sepertinya benar takut dengannya. Minhyun pun tertawa. Daniel langsung menatapnya tajam. Minhyun menghampiri Mereka dan berkata.
"Biar aku ajarkan padamu. Cara menaklukannya"
Ia menatap Woojin sambil tersenyum. Menyingkirkan tangan kedua orang itu. Memegang tangannya. Menatapnya sambil tersenyum.
"Woojinie... Kau ingin daging?" Kata Minhyun. Sontak keduanya langsung memukul Minhyun.
"Kau pikir Woojin hewan!!!" Kata keduanya kompak. Woojin hanya menatap mereka. Daniel dan Ong masih memukuli Minhyun. Mereka seperti sudah baikan. Senyum tipis terlukis diwajahnya. Senyum itu lama-kelamaan berubah menjadi tawa. Membuat ketiganya terdiam. Woojin terlihat sangat bahagia.
"Hyung... Aku mau daging" kata Woojin sambil tersenyum lebar. Mereka masih terdiam. Dari belakang Guanlin muncul dari berkata.
"Hyung jangan diam saja" kata Guanlin.
"Nde... Kita akan makan daging" Minhyun, Ong dan Daniel menjawab serempak.
"Kau yang membayarnya Minhyun" kata Ong.
"Mwoya? Naega?" Kata Minhyun kaget. Ia memakan getah perbuatannya sendiri.
"Ok. Hyung. Aku akan makan yang banyak" kata Guanlin
KAMU SEDANG MEMBACA
Savage Next Door
RomanceLai Guanlin, pemuda imut dan manis di mata semua orang, tetapi tidak untuk Woojin. Ia selalu mempergoki sisi bejat nya Guanlin dan kali ini parahnya Guanlin akan mempermainkan hidup sepupu nya Jihoon. Woojin yang merasa berhutang budi dengan Jihoon...