Dua Puluh Dua

12.1K 596 6
                                    

Selamat membaca:*)


"Aku gak nyangka ternyata kamu tipu aku dengan cara licik seperti ini" isaknya dengan menatap tas selempangnya dulu dengan uang 260.000.000 yang masih utuh.

Tanpa banyak kata, Gladyss kembali memasukkan tas dan uang ratusan juta itu ke paper bag tadi. Gladyss menghapus air matanya dengan kasar, pikirannya kalut,, apa sebenarnya rencana Kee.

Gladyss lebih memilih bersandar pada kepala ranjang, tatapan matanya kosong. Kaila yang baru saja pulang kuliah mencari keberadaan kakak iparnya namun tak ia temukan, Kaila mencoba mendatangi kamar Gladyss.

Kaila melihat pintu kamar Gladyss yang sedikit trrbuka. ia melihat keadaan kakak iparnya yang sangat kacau, pandangan kosong, mata sembab dan air mata yang membasahi pipinya. Pikiran Kaila kalut kala melihat Gladyss, gadis itu memberanikan diri mendekat pada Gladyss. Kaila memanggil nama Gladyss namun tak ada tanggapan darinya.

"Kak, kakak kenapa? kakak sakit" tanya Kaila, namun nihil tak ada jawaban dari mulut Gladyss.

"Kak, kalau kakak ada masalah cerita ke Kaila. Insha Allah Kaila akan bantu jika Kaila mampu" ucap Kaila lagi.

Gladyss menghapus air matanya kasar, lalu melirik kearah Kaila dengan tatapan sendunya.

"Kai, apa aku gak pantas bahagia? mengapa dari dulu selalu menelan pil kekecewaan?" tanya Gladyss dengan isakannya.

"Kak, kakak kenapa? cerita sama Kaila" bujuk Kaila, gadis itu tak tega melihat Gladyss seperti ini.

*****

Siang ini Gita akan melancarkan aksinya, semoga dengan ini hubungan Gladyss dan Kee akan benar-benar hancur. Seringai sinis terpancar di raut wajahnya kala ia mencampurkan obat tidur dalam kopi Kee.

Dengan langkah anggun ia berjalan keruangan Kee dengan membawa secangkir kopi buatannya.

"Permisi pak, saya hanya mau mengantar titipan OB. Soalnya ia sakit perut" Gita meletakkan kopi itu di depan Kee.

"Terima kasih" Kee masih fokus pada layar laptopnya.

"Saya permisi pak" Gita melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Kee.

Tangan Kee meraih kopi itu lalu menyesapnya, ia tak tau jika dalam kopi itu mengandung obat tidur dengan dosis tinggi. Setelah beberapa menit kemudian, kepala Kee terasa berat dan pandangan matanya menjadi kabur. Tanpa adanya aba-aba Kee tertidur dengan kepala diatas meja..

Gita yang sedari tadi mondar-mandir, ia berdoa semoga Kee tertidur agar rencananya berjalan apik. Gita melangkahkan kakinya keruangan Kee, ia sengaja membawa tumpukan dokumen agar karyawan lain tak curiga dan ia mudah menjalankan aksinya.

Gita menyeringai puas kala melihat Kee yang tertidur pulas itu. Ia membopong Kee ke sofa yang tak jauh dari meja. Gita membuka kancing kemejanya yang paling atas lalu mengarahkan kepala Kee ke dadanya tak hanya itu, Gita berani mengecup bibir Kee. Biarlah dirinya dianggap seperti jalang, yang penting ia bisa mendapatkan Kee. Pikir Gita saat itu. Dengan cepat wanita ular itu mempoto sendiri kelakuan buruknya, hal yang seharusnya tak terjadi.

"Semoga dengan ini kamu akan jadi milikku seutuhnya Kee" gumamnya, ia kembali membopong Kee ke tempat semula.

Gita masuk ke ruangannya dengan perasaan yang sangat puas, ia mengamati satu per satu hasil jepretannya tadi. Seringai kemenangang terpancar dari wajahnya.

Ia mengirim beberapa poto hasil jepretannya ke Gladyss.

"Penderitaan lo adalah kebahagian gue" ucapnya penuh kemenangan.

Fall In love With My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang