Tiga Puluh

14.9K 621 14
                                    

Awas typo guys...
Ada yang stay gak di sini?
Selamat membaca....:)





5 Tahun kemudian.....

Keenan, Gladyss beserta kedua anak kembarnya kini menginjakkan kaki di negara kelahirannya, tepatnya Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Senyum mengembang dibibir Gladyss, Ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan papanya. Ia sangat merindukannya, sangat.

"Mama, papa di mana ini?" tanya Mawar dengan menarik gamis milik Gladyss.

"Sekarang kita ada di Indonesia sayang" jawab Gladyss dan diangguki oleh Mawar dan Melati.

"Kita akan kerumah opa Agung ya pa?" tanya Melati antusias.

"Benar sayang, sekarang kita akan kesana langsung" jawab Kee yang langsung membuat heboh anak-anaknya.

"Yey..." ucap Mawar dan Melati dengan girang.

Mobil yang dikirimkan oleh Papi Kee sudah datang, kini tinggal mereka melesat ke rumah Agung. Celoteh riang tak henti-hentinya dari mulut Mawar dan Melati.

Keenan membelokkan mobilnya ke halaman rumah mertuanya itu, sebenarnya Ia enggan datang kesini karena ada 2 wanita ular itu. Tapi Ia menepis egonya untuk istru dan kedua anaknya.

Gladyss mengetuk pintu berwarna coklat kehitaman itu dengan diiringi salam. Tak lama dari itu, seorang pria paruh baya itu membukanya.

Agung tercengang akan kehadiran putri satu-satunya itu, Ia merindukan Gladyss. Air mata Agung menetes membasahi pipinya. Ia juga melihat menantu dan 2 orang anak kembar.

"Papa" ucap Gladyss langsung memeluk papanya, Agung membalas pelukan Gladyss. "Adyss kangen sama papa, papa sehat kan?" tanya Gladyss yang masih memeluk papanya.

"Papa sehat sayang" jawab Agung.

Agung melihat kedua anak kembar yang berdiri disamping kanan dan kiri Keenan, Agung melepaskan pelukan Gladyss.

"Siapa mereka?" tanya Agung pada Gladyss.

Gladyss tersenyum tipis pada papanya, "Mereka adalah anak-anak Gladyss pa" jawab Gladyss. "Mawar, Melati salim sama opa" titah Gladyss yang diangguki oleh Mawar dan Melati.

"Pinter sekali kalian" ucap Agung penuh haru.

"Siapa pa?" tanya Winda, Sebelum Agung menjawab, ia membulatkan matanya kaget akan kehadiran mereka.

"Mama" sapa Gladyss dengan mengulas senyuman pada ibu tirinya.

"Gladyss" batin Winda.

Wanita tua itu, tak suka jika Gladyss berada di sini, ia memasang wajah datarnya.

"Pa, ma. Selama kita ada di Singapura, kita deket sama kak Abra. Sekarang Ia menjadi dokter spesialis yang handal" cerita Gladyss tersenyum kala mengingat kakak tirinya yang tampan itu.

"Jangan kamu sebutkan nama Dia lagi!" hardik Winda tegas, Ia benci anaknya. Wajah Abra milik sekali dengan mantan suami yang telah mengkhianatinya dulu.

"Loh kenapa ma, ada yang salah?" tanya Gladyss memicingkan matanya, ucapan Winda seperti membenci Abra.

"Kamu gak ingat siapa yang udah dorong kamu ke kolam renang waktu itu? Abra yang dorong kamu" ucap Winda mendengus.

"Bukan kak Abra, tapi mama" potong Gladyss cepat, Ia sudah tak takut lagi dengan wanita tua yang licik di depannya ini.

"Apa kamu fitnah saya?" tanya Winda dengan nada tak percaya.

Fall In love With My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang