Dua Puluh Enam

14.6K 733 15
                                    

Mata pekat Kee dan Gladyss saling beradu, apa yang di takuti Gladyss benar-benar terjadi. Kee semakin mendekat kearahnya dan membuatnya mundur beberapa langkah.

"Dyss" ucap Kee lirih, namun Gladyss hanya mengeleng pelan.

Kee semakin mendekat pada Gladyss dan langsung memeluk wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu.

"Jangan pergi lagi Dyss, aku sayang sama kamu dan calon anak kita" ucap Kee di telinga Gladyss.

Gladyss berusaha melepaskan pelukan erat Keenan,

"Lepas"

"Dyss, aku minta maaf sama kamu, aku tidak bermaksud menipu kamu. Semua itu aku lakuin karena aku cinta sama kamu, sejak pandangan pertama itu" jelas Kee, mata indah milik Gladyss mulai berkaca-kaca.

"Bohong! kamu gak cinta sama aku. Kamu cuma memperalat aku, karena orang tuamu ingin melihat kamu menikah. Itukan sebenarnya tujuan kamu menikahi aku?" cecar Gladyss.

"Itu dulu Dyss, tapi semakin kesini aku mencintai kamu" jawab Kee.

"Aku benci sama kamu, aku mohon jangan ganggu aku lagi. Biarkan aku hidup tenang  dengan anakku" ucap Gladyss lirih, namun penuh penekanan.

"Nggak, aku gak bisa hidup tanpa kamu." ucap Kee.

Abra hanya bisa menyaksikan kedua sejoli itu berdebat, ia tak bisa melakukan apapun dan ia juga tak mau mencampuri urusan mereka.

"Cukup mas, hentikan ocehan kamu itu!" cerca Gladyss.

"Please Dyss, jangan siksa perasaanku lagi. Aku sudah seperti orang gila tanpa kamu" ujar Kee menatap Gladyss.

"Jauhi aku, aku udah gak cinta sama kamu" ucap Gladyss penuh penekanan. Kee tak percaya dengan ucapa Gladyss, Ia menatap dalam mata Gladyss untuk mencari kebohongan yang baru saja di ucapkan istrinya.

"Bohong! tatap mataku" ucap Kee, namun Gladyss masih menunduk. "Lihat mataku, kalau kamu udah gak cinta sama aku" pinta Kee dengan menangkup wajah Gladyss dengan kedua tangannya. Gladyss memalingkan wajahnya kesamping.

"Kamu bohong kan?" ucap Kee.

Gladyss menatap wajah Kee, Ia memantapkan hatinya untuk berbohong pada suaminya.

"Aku udah gak cinta sama kamu!" ujar Gladyss penuh penekanan, dadanya terasa sesak saat mengatakan itu.

Kee tertawa sumbang, Ia masih tak percaya jika Gladyss mengatakan itu.
"Pembohong!!!" cerca Kee.

"Kak, ayo kita pulang. Aku capek" ucap Gladyss pada Abra dan langsung masuk ke mobil.

Abra tanpa memperdulikan Kee, Ia langsung masuk ke mobil dan mengemudikannya ke arah rumahnya.

Kaki Kee melangkah cepat menuju mobilnya, Ia mengikuti mobil Abra dari belakang. Ia tak mau kehilangan Gladyss untuk yang kedua kalinya.

****
Hening....
Hanya suara deru mobil dan klakson yang saling bersahutan, Gladyss hanya menatap kosong ke depan. Apa yang ia alami barusan membuatnya sedikit syok.

"Dyss, kakak tau apa yang kamu rasain sekarang. Bukan kakak ikut campur sama urusan rumah tangga kamu" Abra menjeda ucapannya. "Kalau menurut kakak, kamu harus bisa memaafkan Keenan." lanjut Abra.

Gladyss mengalihkan pandangannya ke Abra yang tengah fokus menyetir. "Hatiku masih sakit kak kala mengingat kebohongan Mas Kee dan apa yang dilakukaan Mas Kee pada kak Gita" jelas Gladyss, matanya berkaca-kaca. Kilasan foto Keenan dan Gita membuat hatinya nyeri.

Abra terkekeh mendengar ucapan Gladyss, "Gladyss, kamu percaya sama bukti itu tanpa mendengar penjelasan dari Keenan? Dyss kakak jamin, itu semua hanya akal-akalan Gita. Kakak mengenal Gita, dia akan melakukan apapun untuk mencapai tujuannya meskipun itu dengan cara yang licik." jelas Abra panjang.

"Dyss percaya kakak, kebahagiaan kamu berada pada suamimu. Dia laki-laki baik, kakak bisa melihat itu" ucap Abra yang fokus menyetir.

"Tapi kak, Gladyss..."

Abra menepikan mobilnya, Ia tahu jika dari tadi ada mobil Kee yang mengikutinya. Gladyss sempat memprotes mengapa Abra menepikan mobilnya. Tanpa menjawab pertanyaan Gladyss, Abra langsung keluar dari mobil dan menghampiri mobil  Kee yang ikut berhenti di belakangnya lalu meminta Kee untuk masuk ke mobilnya.

Kee masuk ke mobil Abra, Gladyss masih diam saat Kee berada di sampingnya. Lidahnya terasa kelu saat ingin bicara. Apa seharusnya Ia kembali pada Keenan, Ia bimbang.

Kee mengemudikan mobilnya dengan standart menuju rumahnya.

Hening....
Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka, tanpa Gladyss sadari mobil yang ia tumpangi sudah sampai di pelataran rumah Kee. Kee keluar lebih dahulu lalu ia membukakan pintu untuk Gladyss.

Kee menggandeng tangan Gladyss masuk kerumahnya, awalnya Gladyss enggan tangannya di sentuh oleh Keenan..

Gladyss sempat menganga melihat mansion di depannya, apakah ini milik Kee?

Keenan dan Gladyss kini berada di kamar Kee, Gladyss hanya diam sedari tadi.

"Dyss bicaralah," ucap Kee.

Gladyss mendengus, ia memutas bola matanya dengan malas. "Bicara apa? semua sudah jelas, kita hidup masih-masing" ucap Gladyss tenang.

Prang
Kee membanting vas bunga di sampingnya, rahangnya mengeras dan kilat emosi tercetak jelas di wajahnya.

"Cukup Dyss!! jangan pernah katakan kata sialan itu lagi!" ujar Kee keras, Gladyss hanya diam, wanita itu takut kala melihat Kee mengamuk.

"Jangan katakan itu lagi, aku gak sanggup kehilangan kamu. Aku mencintaimu tulus" Kee mendekat kearah Gladyss yang masih berdiri di dekat ranjang.

Kee menggenggam kedua tangan Gladyss "Maafin aku sayang, udah buat kamu takut. Percaya sama aku, foto itu gak bener. Gita hanya menjebakku. Bukankah landasan sebuah hubungan itu kepercayaan?" ujar Kee dan diakhiri pertanyaan untuk istrinya.

Gladyss menatap wajah Kee, wajah yang selama ini ia rindukan. Tangan Gladyss meraba dengan halus area wajah Kee, mulai dari mata, hidung, bibir dan rahang kokoh milik suaminya itu. Sedetik kemudian, Ia memeluk Kee.

"Maafin aku mas, harusnya aku percaya sama kamu bukan malah kabur dari masalah dan maafin aku udah bersikap kekanak-kanakan" ucap Gladyss yang masih memeluk Kee dengan sesenggukan

"Hust... Harusnya aku yang minta maaf sama kamu sayang, maafin aku yang udah buat kamu masuk ke kehidupanku"

"I Love You" ucap Kee, menghapus air mata Gladyss dengan kedua ibu jarinya.

"Love You Too" balas Gladyss lirih.

"Gak dengar, kamu ngomong apa?" goda Kee.

"Love You too" jawab Gladyss di telinga Kee.

Kee berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan perut buncit Gladyss, bukankah ini baru beberapa bulan. Namun mengapa perut istrinya besar sekali.

"Papa kangen kamu nak, maafin papa ya sayang" ucap Kee mencium perut Gladyss.

"Mas, anak kita gak cuma satu. Anak kita kembar mas" ucap Gladyss senang.

Kee menatap istrinya dengan tatapan tak percaya, benarkah ia memiliki anak kembar?.

"Kamu gak lagi bohongin aku kan?" selidik Kee.

Gladyss menggeleng pelan, " Enggak mas, anak kita memang kembar" jawab Gladyss.

"Subhanallah, aku masih gak percaya." ucap Kee memeluk Gladyss,

"Jangan erat-erat mas, aku gak bisa nafas" protes Gladyss saat Kee memeluknya erat.

"Kan aku bisa kasih nafas buatan buat kamu" jawab Kee,

Gladyss menepuk keras lengan Kee, "Dasar mesum!"

"Biarin sama istri sendiri juga kok. Lagian aku kangen banget sama kamu sayang." ucap Kee lalu mencium kening Gladyss dengan sayang.










Assalamualaikum readers....
Selamat pagi....:)

Ada yang rindu Keenan dan Gladyss gak? Atau mungkin ada yang merindukan Gita?

Kediri,
25 Oktober 2018- 07.18 WIB

Fall In love With My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang