Satu

9.3K 652 132
                                    

Suasana tegang tampak menyelimuti ruangan itu, dimana ada seorang anak remaja yang mendudukan dirinya di sebuah kursi, dan menatap seorang polisi yang berada di hadapannya itu dengan acuh, seolah tidak memperdulikan apa yang tengah terjadi saat ini, membuat seseorang yang mendudukan dirinya tepat di samping remaja itu, menyenggolkan lengannya ke arah remaja berwajah manis itu, namun hanya tatapan sinislah yang di layangkan anak itu.

"Apa?"

Remaja itu meletakanya kedua tangannya di dada, sambil menatap angkuh seseorang di sampingnya, bahkan mungkin tidak mengganggap orang itu ada.

"Minta maaflah padanya."

"Aku tidak salah, untuk apa aku meminta maaf. Jika kau kesini hanya untuk menceramahi dan mengatakan aku salah, pergilah aku tidak butuh bantuan mu."

Kata-kata yang di keluarkan remaja itu membuat Plustor nama pria yang berada tepat di samping remaja itu tidak habis pikir dengan kekasih kecil boss nya, hanya meminta maaf saja apa susahnya sih, padahal jelas-jelas remaja itu yang salah, tetapi tetap kekeuh jika dirinya benar, dan yang lain salah.

"Ini sudah 3 kali dalam minggu ini kau berurusan dengan polisi."

"Lalu, apa itu urusanku? Jika kau tidak bisa mengeluarkan aku dari sini, lebih baik pergilah."

"Tuan Krist, tidak bisakah kau membantuku untuk saat ini saja? Minta maaflah karena kau memang salah, lalu masalah kita selesai. Aku sudah mengatur segalanya."

Remaja itu menggelengkan kepalanya, "Dalam mimpimu."

Krist justru merogoh sakunya untuk mengambil ponsel, dan memainkan game daripada meladeni apa yang plustor katakan padanya, tidak bisa keluar ya sudah Krist bisa tidur di dalam sel penjara, kenapa semuanya di buat rumit.

Plustor menatap Krist seolah ingin menerkam remaja itu hidup-hidup. Baru beberapa hari yang lalu pria itu keluar dari sini karena memukul orang lain, hingga korbannya masuk ke dalam rumah sakit, belum beberapa hari sebelumnya Krist tertangkap karena ikut tawuran antar sekolah, dan sekarang tertangkap polisi karena bermain balapan liar.

Sedangkan Krist hanya menatap tak acuh plustor yang kini tengah berbicara dengan polisi yang merupakan temannya sendiri, pria manis itu menatap tangannya yang terluka dengan kesal, untuk apa dirinya meminta maaf pada polisi itu, jelas-jelas pria tua itu yang salah, hingga Krist jatuh ke jalanan, karena mereka mengejar-ngejarnya.

"Tuan, ayo kita pergi."

Mendengar hal itu Krist langsung bangkit dari tempat duduknya, dan melenggang pergi begitu saja tanpa melihat lagi ke arah belakang.

"Maaf ya, dia memang seperti itu. Aku justru kasian padamu jika kau menangkapnya, karena anak itu banyak maunya."

Setelah mengatakan hal itu plustor langsung berlari mengejar remaja itu, takut jika Krist kabur nantinya, bisa-bisa dirinya akan terkena masalah.

"Tuan."

"Apa?"

Teriak Krist dengan suara yang nyaring pada plustor, dan pandangan yang mengisyaratkan agar plustor menjauh darinya.

"Aku akan mengantarmu pulang."

"Tidak perlu."

"Nanti tuan akan marah."

Krist hanya menjulurkan lidahnya ke arah plustor dan ingin berlari pergi, namun tiba-tiba saja ada sebuah mobil sport yang berhenti tepat di depannya, membuat Krist kaget sebab mobil itu hampir saja ingin menyerempetnya.

Remaja manis itu meletakkan tangannya di pinggang, dan memasang wajah kesalnya, ingin mendamprat orang yang baru saja ingin menabraknya itu, namun ketika kaca mobil itu terbuka Krist justru tersenyum manis ke arah orang yang menghampirinya itu.

[18]. Me Et Illum [ You're Mine ] [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang