Duapuluh Lima [ Ending ]

7.3K 452 128
                                    


🎵 Nat Sakdatorn - One Love.

********

Hari sudah hampir pagi ketika Singto menepikan mobilnya di pinggiran pantai, menikmati setiap deburan ombak yang menghantam tepian pantai itu dengan tenang, ketika sinar matahari belum menampakkan dirinya, membuat suasana menjadi sedikit gelap, hanya di temani oleh sedikit cahaya bulan yang membuat suasana menjadi remang-remang, namun hal itu tidak mengurangi keindahan tempat ini.

Singto tidak tahu ini benar atau tidak, namun dirinya akan mencoba untuk mencari Krist di sini, jika tidak ada Singto akan terus mencarinya di tempat lain, sampai akhirnya nanti dirinya bisa menemukan Krist, karena Singto tidak akan pernah menyerah untuk hal itu.

Pria itu membuka kaca mobilnya, hingga perlahan-lahan angin sepoi-sepoi berhembus ke arahnya, menerpa Singto yang kini tengah menatap apa yang terpampang di hadapannya itu dengan tenang, mengingat tentang liburannya dan juga Krist dulu disini, dan ternyata anak itu justru bersembunyi di sini.

Ekor mata Singto menatap ke arah jam tangan yang membingkai tangannya, beberapa saat lagi dirinya sampai kesana, dan akan melihat apa yang Krist lakukan di tempat itu, meskipun Singto tahu apa yang Krist lakukan di sana, Off memberitahunya lewat sebuah pesan singkat tadi.

Saat ini Singto hanya bisa berharap agar segalanya baik-baik saja, agar Krist dan juga anaknya dalam keadaan sehat di sana, karena sebentar lagi Singto akan menjemput mereka, dan bagaimanapun caranya akan membawa Krist ikut bersama dengannya.

Tidak perduli penolakan apapun yang Krist lakukan nanti, yang terpenting Singto akan tetap melakukannya, dengan cepat Singto menutup kaca mobilnya lagi, sebelum melajukan mobilnya untuk melanjutkan perjalanannya.

.

.

.

Saat Singto sampai di tempat yang di tujunya, cahaya matahari sudah bersinar dengan teriknya, dan kini Singto tengah melangkahkan kakinya menelusuri pinggiran lautan lepas itu untuk mencari keberadaan Krist, namun belum kunjung menemukannya juga, padahal Singto berkeliling beberapa kali di tempat ini, hanya saja tidak ada yang tahu alamat yang di berikan oleh Off padanya itu, hal itu membuat Singto curiga apa alamat itu palsu.

Singto merogoh sakunya dengan kesal, ingin memaki Off. Namun dengan cepat di urungkanlah niatnya ketika tidak sengaja melihat penampakan sosok yang di carinya, sosok itu kini melangkahkan kakinya tidak jauh dari tempat Singto berdiri, namun sepertinya tidak menyadari keberadaan Singto, sadar akan hal itu Singto langsung bersembunyi di balik pepohonan, dan diam-diam mengikuti kemana sosok itu pergi.

Bisa Singto lihat senyuman manis melekat di wajah Krist saat ini, remaja itu berjalan perlahan-lahan sambil menepikan dirinya di bawah naungan bayangan pohon agar cahaya itu tidak menyengat kulitnya.

Remaja itu melangkahkan kakinya memasuki sebuah kedai makanan yang berada di pinggiran pantai itu. Singto tersenyum melihat itu, ketika melihat remaja itu mulai bekerja dan melayani pelanggan yang datang.

Awalnya Singto tidak percaya, jika Krist berkerja, meskipun itu tidak terlalu berat, Singto justru mengira Krist kembali ke jalanan dan melakukan hal-hal yang tidak baik seperti dulu, namun ternyata Singto salah, remaja itu lebih memilih seperti ini, bekerja di kedai milik bibi Gun.

Off berkata tidak perlu khawatir, karena disana tidak akan ada apapun yang terjadi pada Krist. Bibi Gun tinggal sendirian, dan tidak mempunyai anak serta suami, dia sangat senang dengan kehadiran Krist, membuatnya merasa tidak sendiri seperti biasanya, Krist juga sama dia merasa senang ada di sana. Hanya saja Singto tidak bisa membiarkan Krist terus di sini dan melakukan hal-hal semacam itu kan, tidak lama lagi perut Krist akan semakin membesar, lalu anak mereka akan lahir, jadi mana mungkin Singto hanya berdiam diri meskipun Singto tahu, Krist baik-baik saja sekarang.

[18]. Me Et Illum [ You're Mine ] [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang