Delapan

4K 421 95
                                    

Desiran ombak di tepi pantai itu, membuat Krist tidak bisa mengalihkan perhatian dari apa yang kini ada tepat di sampingnya. Sebuah senyuman tersungging di wajah remaja manis itu, menatap senang apa yang di lihatnya.

"Daddy, apa kit boleh berenang?"

"Tidak, ombaknya terlalu tinggi."

"Tapi Daddy, kit tidak akan main ketengah laut, hanya di pinggiran saja."

Krist merengek agar Singto mau menyetujui apa yang dirinya mau, tetapi pria itu menggelengkan kepalanya, tanda bawah dirinya tidak setuju akan hal itu.

Bibir remaja itu mengerucut, lalu membalikkan pandangan tidak mau menatap ke arah Singto. Krist hanya bermain-main dengan kaca mobil pria itu.

"Siapa yang kemarin mengatakan jika sudah besar?"

Sungguh mendengarnya Krist menjadi bertambah kesal, sebab Singto sekarang mulai mencari kesalahannya. Memangnya kenapa, tidak salahkan jika Krist ingin bermain, kenapa selalu Singto melarangnya ini dan itu, padahal Krist sudah sering menurut, tetapi tetap saja Singto selalu mengaturnya.

"Tidak aku masih kecil."

"Berapa usia mu? Kau bertambah tua satu tahun sekarang."

Dengan kencang Krist menggelengkan kepalanya, "Kit tidak tua! Usia kit baru 17 tahun, daddy."

Ingatkan Krist dengan menggemaskan, membuat Singto mengusap lembut rambut kekasihnya itu.

"Daddy, bisa hentikan mobilnya sebentar?"

"Untuk apa, sayang?"

"Bisakah kita berhenti dulu? Kit ingin bermain sebentar."

"Di pantai?"

"Iya." Krist mengganggukan kepalanya, "boleh kan, cuma sebentar saja. Kit janji."

Mendengar keinginan Krist, akhirnya Singto mengalah dan menepikan mobilnya, begitu mobil Singto berhenti Krist sudah berlari kabur, membuat Singto dengan cepat menyusul anak itu.

Bisa Singto lihat jika Krist melepaskan alas kakinya, lalu meletakkannya di bawah sebuah pohon kelapa, sebelum berlarian dengan bertelanjang kaki di atas hamparan permukaan pasir putih itu, sambil tersenyum riang.

Melihat senyuman yang terpasang di wajah remaja itu membuat Singto juga mau tidak mau ikut tersenyum melihat kelakuan Krist yang seperti seorang anak kecil itu.

Remaja itu menengokan kepalanya ke belakang, ke arah Singto lalu melambaikan tangannya mengisyaratkan agar Singto menghampirinya, hal itu membuat Singto terdiam, seperti merasakan dejavu dengan hal itu.

Surai rambut hitam itu terlihat terombang-ambing kekiri dan kekanan, mengikuti sang pemiliknya yang kini tengah berlarian dengan riang di atas sebuah hamparan pasir putih yang membentang sangat luas di sebuah tepi pantai itu.

Senyuman manis itu tepatri di wajah cantiknya, perasaan senang kini mulai menguasainya hingga melupakan keadaan sekitar, dan sibuk dengan dunianya sendiri.

Remaja perempuan itu menengokan kepalanya ke arah belakang menatap sosok lain yang kini tersenyum menatapnya, membuatnya melambaikan tangannya agar remaja laki-laki itu menghampirinya, tetapi ternyata remaja laki-laki yang di panggilnya itu hanya diam saja, membuat remaja perempuan itu, langsung berlari ke arah sang laki-laki dan menyeretnya untuk ikut bermain bersama dengannya.

Tangan Krist menyeret Singto untuk mengikutinya, daripada diam saja seperti patung dan hanya menatapnya saja.

"Daddy...."

[18]. Me Et Illum [ You're Mine ] [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang