Duapuluh

3.2K 354 79
                                    

Di sebuah jalanan yang sangat sepi, ada beberapa murid SMA yang berkumpul dan tengah menonton sesuatu, sementara 2 orang yang menjadi pusat perhatian itu saling menatap sinis satu sama lainnya, terlihat dari wajah keduanya tidak ada yang akan mau mengalah disini, hal ini membuat Gun yang tengah menonton menjadi cemas, remaja mungil itu menyesal membawa motor hari ini, biasanya Gun di jemput oleh Off, namun hari ini dia lebih memilih pergi sendirian, karena Krist berniat mengajaknya ke toko buku nanti sepulang sekolah, hanya saja justru yang terjadi seperti ini.

Dengan langkah kecil, remaja mungil itu menghampiri Krist, membuat Krist menatap Gun dengan jenuh, karena anak itu pasti menyuruhnya agar berhenti, dan tidak melanjutkan hal ini.

Tentu saja Krist tidak mau, harga dirinya terasa jatuh belakangan ini karena perkataan Chimon, dan sekarang lihat saja Krist akan membalasnya, berharap bisa menang darinya, apa itu mungkin?

Sampai kapanpun, Krist yang akan menang. Krist sudah merasa muak di injak oleh anak itu, rasanya bahkan Krist ingin membunuhnya sekarang.

"Krist...."

Rengek Gun sembari menarik-narik lengan Krist, berharap Krist akan kasian padanya, bagaimana nasibnya jika ada yang tahu hal ini, atau mungkin jika terjadi sesuatu pada Krist, bisa-bisa Gun akan sengsara nanti di marahi dua pria sekaligus, kenapa susah sekali sih menjaga Krist. Kenapa anak itu tidak mau menurutinya.

Padahal Krist tahu jika ini akan membahayakan kandungannya, tetapi Krist tetap nekat melakukan hal semacam ini, hanya karena amarah sesaatnya, nanti jika sudah terjadi hal buruk, Krist baru menyesal.

"Apa Gun? Pergi sana jangan ganggu aku."

"Jangan lakukan ini."

"Tidak mau, jangan menghalangi ku."

"Krist, jika seperti itu berikan ponselku."

Krist menggelengkan kepalanya, "Tidak boleh, nanti kau mengadu."

"Aku tidak akan mengadu asal kau mengembalikan ponselku."

"Itu hanya tipuan mu, jadi jangan harap aku mau Gun."

"Tapi Krist--"

"Menyingkir, atau aku akan menabrakmu?"

Dengan perlahan Gun menyingkir dari hadapan Krist, dan menatap temannya itu dengan khawatir, apalagi ketika Krist benar-benar melajukan motornya meninggalkan tempat Gun berada sekarang.

Ekor mata Gun menatap ke arah sekelilingnya, dan langsung menghampiri beberapa temannya, untuk meminjam ponsel mereka.

"Aku meminjam ponselmu."

"Untuk apa?"

"Sudahlah, ini penting."

Terpaksa Gun mengambil ponsel temannya dengan paksa, mencoba untuk menghubungi Off, tetapi Gun tidak hapal nomor kekasihnya itu, jangankan nomor Off, nomornya sendiri saja Gun tidak pernah mengingatnya, hanya saja perasaannya tidak tenang, jika Krist sudah nekat seperti tadi. Ini tidak akan berakhir dengan sekali kemenangan jika Krist memang menang nanti, mereka akan terus bertanding, karena Krist dan Chimon sama-sama tidak punya pikiran.

Karena bingung akhirnya dengan amat terpaksa, Gun menelepon kantor polisi, biarkan saja kedua anak itu di tangkap, sebab mereka memang sering di tangkap karena hal semacam ini, biarkan saja supaya tahu rasa mereka berdua.

Dengan cepat Gun menjelaskan jika ada beberapa anak yang tengah melakukan balapan liar di jalanan sepi yang terletak di belakang sekolahnya, setelah itu langsung menutup teleponnya. Selesai melaporkannya pada polisi, dengan cepat Gun mengusir teman-temannya dari sana, jika tidak mereka semua juga akan di tangkap.

[18]. Me Et Illum [ You're Mine ] [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang