Lalu

1.6K 90 9
                                    

.
.
.
.

"Rasa cemasku bertahun tahun datang lagi, dia sudah kembali setelah tiga bulan lenyap dari hidupku. Kesalahanku sekarang ada didepan mataku lagi"

Ardhana sedang berjalan dengan penuh wibawa menyusuri sebuah koridor besar sebuah hotel untuk menjalankan meeting. Kali ini ia berhadapan dengan orang yang bisa dibilang adalah saingannya dalam hal apapun termasuk mendapatkan Marina istrinya.

Dia adalah Efendi, teman sekelasnya saat SMA. Keduanya memulai permusuhan saat Efendi bisa menggeser posisi Ardhana sebagai siswa terbaik di SMA saat itu. Setelah itu apapun yang dilakukan Ardhana maupun Efendi adalah saling menunjukkan yang terbaik mulai dari kepopuleran hingga mendapatkan pacar.

Primadona sekolah saat itu adalah Marina, siswi kelas 10 yang terkenal anak orang kaya namun tak sombong dan lagi ia cantik, pertemuan tak disengaja antara Ardhana dan Marina dilapangan basket sekolah membuat Efendi memiliki bahan baru untuk diperebutkan. Dan mulailah mereka bersaing kembali.

Setelah sekian lama Marina sadar dirinya diperebutkan, ia mengetahui jika Ardhana lah yang tulus mencintainya. Orang ambisius seperti Efendi tak bisa benar benar mencintainya, akhirnya setelah Ardhana dan Marina sama sama mapan mereka memutuskan untuk menikah. Secara tak langsung bagi Efendi, Ardhana adalah pemenang dari persaingan ini.

Tak henti hentinya Efendi mengganggu ketenangan pasangan itu meski mereka sudah memiliki dua putra, bahkan Marina baru saja melahirkan putra ketiga mereka. Namun Ardhana mampu mengatasi semua masalah yang diciptakan Efendi tanpa sepengetahuan Marina walaupun ia harus sangat kesulitan.

Malam itu adalah malam yang sangat disesalkan oleh Ardhana, efek kesalahannya tetap dirasakannya sampai sekarang. Ardhana bertemu seorang janda muda yang sedang frustasi disebuah club malam dimana ia biasa mencurahkan segala masalahnya pada minuman memabukkan teguk demi teguk.

Wanita yang ditanya nya seorang janda itu menangis dan tiba tiba menyenderkan kepalanya pada bahu Ardhana, dimana kebetulan saat itu ditempat yang sama Efendi baru saja datang dan matanya menagkap seseorang yang sangat ia kenal.

"Selamat datang masalah baru!"
Gumam Efendi dengan senyum yang licik.
.
.
.
.

"Ibu aku sudah menginap semalam disini, aku harus kembali"
Ucap Reyhan dengan berat hati sambil memakai topinya, sebenarnya ia tak ingin lagi meninggalkan keluarganya namun rasa gengsinya pada ayahnya lebih besar dibanding rasa sayangnya.

"Kembali kemana? Ini rumahmu"

"Aku tau bu, tapi aku akan tetap pergi. Maaf!"
Reyhan tetap memaksa untuk kembali ke kost-an sempit milik nenek Anin.

Kakak kakaknya dan termasuk Shandy juga tak bisa apa apa, itu sudah jadi kemauan Reyhan. Mereka ingin memberikan kebebasan untuknya. Untuk apa kembali kerumah kalau Reyhan terpaksa? Cukup melihat Reyhan baik baik saja dan bahagia dengan keputusannya.

Reyhan pun berjalan meninggalkan mereka yang mengantarnya hingga kedepan pintu, namun Farhan kembali kedalam untuk mengambil kunci mobil berniat mengantarkan Reyhan sampai dikost-nya, sekalian ingin tahu dimana Reyhan tidur selama ini.

"Nggak usah bang, aku bisa pergi sendiri"
Reyhan mengangkat tangannya tanda menyuruh Farhan untuk berhenti. Farhanpun sedikit terkejut seolah Reyhan tau apa yang akan ia lakukan padanya, Farhan menaruh kembali kunci mobilnya disaku celananya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
4 Brothers [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang