Problem #3

3.3K 190 4
                                    

.
.
.
.

Disebuah koridor sekolah yang sepi, seorang siswa berjalan santai dengan membawa setumpuk buku dari Ruang Guru untuk dibawa ke kelasnya.

Siswa itu melewati kelas demi kelas, ruang UKS, dan kamar mandi wanita.
Didalam kamar mandi tersebut terdengar seorang laki laki dengan suara yang berat sedang berbicara. Untuk memastikannya, siswa itu mendekatkan telinganya ke daun pintu agar bisa lebih jelas mendengar suara didalam kamar mandi.

"Aduuh kak, pelan pelan kenapa perih nih"

"Ini juga udah pelan Shan, lagian tanganmu gak usah ikut ikut biar cepet selesai"

"Yaa tapi sakit kak Radith"

"Tahan dong, bentar kok"

"Ah...ah aaww"

'BRAK'

Tanpa pikir panjang siswa itu mendobrak pintu kamar mandi dengan sangat keras, hingga sekali dorong pintu itu langsung terbuka.

"Ngapain kalian berdua dalam kamar mandi cewek? Dikunci lagi"

"Bang Reyhan?"
Spontan Shandy memanggil Reyhan dengan tersenyum karena pintu kamar mandi telah terbuka.

"Shandy? Kamu ngapain berduaan sama Radith di kamar mandi?"
Ucap Reyhan dengan tatapan yang tajam dan menyeramkan.

"Tenang Rey, gue sama adik lo disini"
Ucap Radith mencoba menjelaskan keadaan yang terjadi.

"Ngapain HAH?"
reyhan sudah mulai emosi.

"Itu kening kamu kenapa lebam? Diapain kamu sama Radith?"
Reyhan bertanya dengan adiknya, kini ia mulai marah.

Sebelum Shandy menjawab pertanyaan Reyhan mengenai lebam di keningnya, Reyhan sudah terbakar emosi.

"Lu emang kurang ajar ya!"

'Bugh'

Sebuah pukulan yang diberikan Reyhan mendarat dipipi Radith, tentu saja Radith langsung terpelanting ke lantai. Shandy yang melihat itu berusaha memghentikan kakaknya yang ingin memukul Radith lagi.

"Bang, dengerin aku dulu, kak Radith nggak salah apa apa, dia justru bantu aku bang"

"Ooh, kamu belain dia Shan? Jelas aku lihat dia pegang pegang kamu tadi, dia itu salah dek"

Reyhan sudah tersulut emosi hingga tak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi, menurutnya apa yang dilihatnya sudah cukup benar.

"Apa yang dibilang adik lo tuh bener, gue cuman bantu dia"
Jawab Radith yang masih dilantai sambil memegang pipinya yang dipukul Reyhan.

"Ada yang kunciin kita dari luar bang, ada yang iseng sama aku dan kak Radith"

"Shandy jangan coba bohongin abang"

'Bugh'

"Adik lo nggak bohong b***s*t, dengerin dia! Kakak macem apa lo nggak percaya sama adik sendiri"
Radith yang mulai marah pun bangun dari lantai dan memukul pipi Reyhan hingga tersungkur ke wastafel kamar mandi.

"UDAH CUKUP!"
Shandy yang mulai risih dengan pertengkaran itu pun berteriak untuk menghentikan Radith dan Reyhan yang sudah saling pukul.

"Hey, ada apa ini?"
Seorang guru yang mengetahui perkelahian didalam kamar mandi itu menegur mereka dari luar kamar mandi.

"Kenapa berantem? Sampai babak belur begitu. Shandy ada apa ini?"

"Begini pak Yono, mereka berantem karena salah paham"

"Kalian nggak malu apa dilihat siswa siswa begini? Ayo kalian bertiga ikut saya!"
Pak Yono melambaikan tangan tanda mengajak Reyhan, Radith dan Shandy untuk mengikutinya.

Mereka bertiga pun menengok keluar dan benar saja, banyak siswa yang menonton perkelahian mereka dari luar, dan kini mereka sangat malu apalagi posisi Reyhan sebagai senior OSIS.

Saat mereka keluar dari kamar mandi, banyak pasang mata yang memandang aneh kearah mereka bertiga, selain Radith dan Reyhan adalah siswa yang terkenal, tempat mereka ribut menjadi salah satu penyebab pandangan aneh itu.
.
.
.
.

"Kalian berdiri disini satu jam kedepan, dan sebelum saya kesini kalian jangan pergi dari tempat ini"
Pak Yono pun pergi meninggalkan mereka ditengah lapangan basket yang panas.

"Pak Yono tunggu! Biarkan Shandy masuk ke kelas, dia nggak salah pak, kami berdua yang salah"
Reyhan berusaha membujuk pak Yono agar adiknya tak ikut dijemur seperti dirinya.

"Tidak bisa, Shandy juga terlibat dalam masalah ini, jadi dia juga harus dihukum sama seperti kalian"

"Tapi yang berkelahi kan kita berdua pak"
Ucap Radith menambahkan.

"Saya sudah memutuskan tiidak!"
Pak Yono berkata dengan tegas.

"Udahlah bang Rey, kak Radith"

Akhirnya mereka bertiga menjalani hukuman dengan berdiri ditengah lapangan basket yang cukup panas mengingat saat itu sudah terlewat tengah hari, keringat pun mulai bercucuran dibadan ketiganya.
.
.
.
.

Sudah satu jam lebih mereka berdiri dilapangan basket, tapi pak Yono belum kembali juga, Shandy yang sudah lelah kini wajahnya mulai pucat.

"Pak Yono kemana ya? Kok belum balik sih"
Shandy mulai mengeluh.

"Kamu istirahat aja dek kalau capek"

"Nggak ah bang, nggak enak sama kalian"

"Ngapain nggak enak, udah lo duduk aja sana diteduhan"

"Aku masih kuat kok kak"

"Yaudah, nanti kalo capek kamu istirahat aja yaa"
Reyhan yang beberapa waktu lalu seolah menjadi singa, sekarang ia sangat lembut seperti kelinci.

"Iyaa"

Setelah beberapa menit, pak Yono pun datang kembali ke lapangan basket membawa tiga botol air mineral.

"Hukuman kalian selesai,kalian boleh kembali ke kelas untuk siap siap pulang. Ini, minum untuk kalian dan ingat jangan diulangi lagi"
Ucap pak Yono dengan nada bicara beliau yang datar sambil mengulurkan botol mineral pada Shandy, Reyhan dan Radith.

"Terimakasih pak, kami janji tidak akan mengulanginya lagi"
Reyhan berbicara sedikit menganggukkan kepala.

"Apalagi kamu Reyhan kamu itu sudah kelas tiga, senior OSIS pula. Jangan banyak tingkah"

"I..iya pak, maaf"
Jawab Reyhan sambil menggaruk kepalanya.

"Kami pamit dulu pak, terima kasih air minumnya"
Radith berpamitan dengan pak Yono diikuti dengan Reyhan dan Shandy.
.
.
.
.


"Shandy, kamu dari mana sih? Kok nggak balik balik dari kamar mandi tadi? Untung aja *jamkos"

*Jamkos=jam kosong (dimana saat jam pelajaran berlangsung namun kegiatan belajar mengajar tidak berlangsung karena tidak adanya guru)

"Aku dihukum pak Yono"
Jawab Shandy dengan muka yang kesal.

"Hah? Serius kamu dhukum?"
Mila menatap sahabatnya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan.

"Iya"

"Kenapa?"

"Aku kekunci dikamar mandi sama kak Radith, bang Reyhan dobrak pintunya, salah paham, berantem, pak Yono lewat, dihukum deh"
.
.
.
.

4 Brothers [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang