Shocked #3

5.5K 272 5
                                    

.
.
.

Seorang siswi berada diluar kelas dan berjalan sendirian menyusuri kelas demi kelas yang saat itu menunjukkan waktu jam pelajaran berlangsung.

Siswi itu adalah aku yang baru kembali dari ruang BK menuju kelasku, aku tak kembali bersama pembohong sebenarnya (Dian) karena ia telah kembali ke kelas lebih dulu.

Selam perjalanan menuju kelasku, aku merenungkan kembali semua kejadian hari ini, terutama diruang BK.
.
.
.

"Saya jujur bu, saya tidak melakukan apapun pada Shandy"

"Tapi Shandy tiba tiba mendorong saya dengan keras bu"

"Hingga tangan dan pantat saya sakit bu huu...huu..."

Dian mengatakan semuanya seperti dia sangat kesakitan dan berlaku sebagai korban, padahal korban sebenarnya disini adalah aku.

"Shandy, setahu ibu kamu anak yang baik. Kamu tidak pernah kasar, lalu kenapa kamu menyakiti Dian?"

"Dian mengirimkan pesan ini pada saya, saya tidak terima lalu..."
Aku mencoba menjelaskan kejadiannya pada guru BK itu.

"Lalu kau menyakitiku? Kenapa kau tak bicara baik baik padaku? Aku pasti mendengarkannya. Hiks!"
namun tiba tiba Dian memotong pembicaraanku membuat aku semakin terpojok.

Sekeras apapun aku menjelaskan, akan semakin keras pula Dian melakukan pembelaan terhadap dirinya dan dia pasti akan lebih memojokkan aku.

Aku hanya diam dan menunggu keputusan guru BK yang berada di hadapanku.

"Shandy, kamu kena 'poin' karena ulahmu" Guru BK mengatakannya padaku dengan tatapan yang tajam namun kulihat kurang yakin.

Ya, keputusan yang sudah kuduga sebelumnya, Aku saat ini sangat marah, saking marahnya hingga tak tau lagi harus berkata apa, aku hanya diam dan mengepalkan tangan ku dengan erat.

Tapi apa gunanya aku marah saat ini, poin itu sudah terlanjur diberikan.
.
.
.
.

'Klotak'

Aku menendang sebuah kaleng yang jatuh disamping tempat sampah ke sembarang arah untuk melampiaskan sedikit rasa amarahku saat ini

"Aaww! Siapa sih sembarangan buang kaleng?"
Seorang kakak kelas pria menghampiriku setelah mengetahui darimana arah kaleng itu.

Aku kaget sehingga spontan aku membulatkan mata dan membuka mulutku sedikit lebar, sementara kakak kelas itu semakin dekat denganku.

"Heh, kalo buang kaleng itu kesini, bukan ke kepala gue"
Oceh kakak kelas itu dengan tangannya yang melempar kasar kaleng itu ke tempat sampah yang berada di sebelah kiriku.

"Ma...maaf kak tadi nggak sengaja, soalnya aku lagi marah"
Jawabku padanya yang kurasa aku sedang salah tingkah.

Kakak itu adalah orang yang aku suka, namanya kak Radith, dia mirip sekali dengan Kim Nam Joon. Dia mengikuti ekstra PMR di sekolah.

Aku sempat dibuat baper olehnya karena dialah yang menolong dan menggendongku ke ruang UKS saat aku hampir pingsan mengikuti upacara pertamaku di SMA ini.

"Hey? Kok ngelamun sih?"
Kak Radith melambaikan tangannya didepan wajahku.

"Oh...ehmm...aku kembali ke kelas dulu kak, sekali lagi maaf"
Aku yang sudah tersadar dari lamunanku itu langsung pergi meninggalkannya.

Tapi sepertinya takdir tak membiarkanku lolos darinya, aku tersandung tak jauh dari tempat kak Radith berdiri.

"Duuuh..kenapa harus kesandung sekarang sih! Mana sakit lagi, kak Radith liat nggak ya?"

Aku segera berdiri dan membalikkan badan, dan kulihat kak Radith tengah menahan tawa melihatku, lesung pipit dipipinya membuat kak Radith makin mirip dengan Kim Nam Joon dan itu membuatku makin salah tingkah.

"Kakimu berdarah tuh, nggak mau diobatin?"
Kak Radith menunjuk lutut sebelah kananku

Akupun melihat kebawah, dan benar saja lututku memang berdarah, lucunya aku tidak merasakan sakit dan baru merasakan perihnya setelah aku melihat lukanya.

"Lesung pipitmu penyembuh lukaku kak"
Aku hanya dalam hati dan tersenyum tipis.

Mendadak aku tidak ingin kembali masuk ke kelas dan ingin seperti ini saja.

"Yuk ke UKS aku obati lukamu"
Ucap kak Radith yang langsung menggandeng tanganku.

"Oh astaga! Jantungku sedang tak baik saat ini"
.
.
.
.

4 Brothers [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang