Problem #2

3.4K 195 2
                                    

.
.
.
.


Jam pelajaran tengah berlangsung, seorang siswa justru sedang bersantai bersama temannya sambil mendengarkan lagu lewat headset yang tersambung dengan ponselnya di ranjang yang biasa digunakan untuk siswa yang sedang sakit.

"Bro, kapan kapan kalo gini sering sering ajak gue ya"
Ucap Dicky teman Radith sebangku yang diajaknya bolos.

"Iya, gue tau kok kalo lo jenuh sama pelajaran Kimia"
Kata Radith sambil menyilangkan tangan dibelakang kepala.

Kedua siswa itu sangat menikmati waktu bolos mereka.

"Dith, lo haus nggak? Gue haus nih"
Dicky mulai meraba raba lehernya.

"Tuh ada obat merah sama alkohol, minum aja gratis kok"

"Sekalian aja lo suruh gue minum bensin"
Jawab Dicky sambil memukul paha Radith.

"Ya kalo lo mau nggak papa"
Sahut Radith dengan cuek dan tetap asyik dengan ponselnya.

"Aah tau ah, nyesel gue ikut bolos lu"

"Yaudah sana balik ke kelas"

Dicky teman bolos Radith itu pun keluar dari ruang UKS dan berjalan menuju kelas, namun saat melewati toilet wanita ia mendengar suara seorang perempuan.

"Tolong, saya terkunci disini siapa saja tolong"

Dikcy yang mendengar suara itu mengendap endap masuk kedalam toilet wanita untuk memastikan suara itu.

"Tolong, ada orang nggak sih?"

"H...hey, di dalam beneran orang apa hantu?"
Dicky menanyakan hal yang konyol.

"Gue hantu! Ya manusia lah, cepet bantu gue keluar dari sini"
Shandy mulai habis kesabarannya karena terlalu lama terkunci dalam kamar mandi.

"Oke bentar bentar gue cari bantuan dulu"
Dicky keluar untuk mencari bantuan.

"Cepetan yaa"
.
.
.
.


Dicky masuk ruang UKS untuk memanggil Radith sekaligus untuk meminta bantuannya.

"Ngapain lo balik kesini? Katanya nggak mau bolos bareng gue"
Ucap Radith dengan nada sedikit mengejek.

"Nggak penting soal itu, yang penting lo ikut gue sekarang, ada cewek kekunci dikamar mandi nggak bisa keluar"
Nada bicara Dicky terdengar panik.

"Ya namanya orang kekunci berarti nggak bisa keluar"
Radith memutar bola matanya kesal.

"Udah cepetan ikut gue"
Dicky berkata sambil menarik tangan Radith.
.
.
.
.


'Brak brak brak brak'

"Bukain dong, udah bosen nih didalem"
Suara Shandy terdengar sedikit putus asa.

Bagaimana tak putus asa, ia meninggalkan ponselnya dimeja dan kini ia menyesal tak mengijinkan Mila untuk ikut dengannya.

"Hello! Beneran ada orang?"
Radith berteriak dari luar kamar mandi.

Shandy yang kaget mendengar itu langsung berdiri menaiki kloset dan akhirnya....

'Gubrak'

ia terjatuh hingga kepalanya terbentur gagang pintu membuat dahinya lebam sebagian.

"Waah beneran nggak beres nih bro"
Ucap Dicky menggeleng geleng kepala.

"Dick, lo minta kunci cadangan kamar mandi ke tukang kebun, gue akan coba buka ini sebisa gue"

"Oke Dith"

"Kak Radith? Itu yang diluar kak Radith? Aku Shandy kak tolong bukain pintunya kak"

"Iya ini juga gue lagi usaha"

Saat Radith sedang berusaha membuka pintu, tiba tiba pintu utama toilet tertutup dengan cepat tanpa sempat tersusul oleh Radith.

"Wooy buka woy! Iseng banget lo kunciin kita disini. Wooy!"

"Nggak lucu tau"

"Woy, bukain pintunya!"
Radith berteriak teriak namun tak ada tanda tanda bahwa diluar ada orang.

"Kak, bukain pintu aku dulu"
Ucap Shandy dibalik pintu toilet.

"Oke bentar bentar"
.
.
.
.

Dicky mencari tukang kebun kemana mana namun tidak ketemu juga, hingga dia berjumpa dengan Ibu Guru yang mengisi pelajaran Kimia dikelasnya.

"Bu, lihat pak tukang nggak? Saya mau minta kunci"

"Loh? Kamu bukannya masih ikut jam saya ya? Kok kamu disini? Darimana aja kamu?"

"Mampus! Bego banget sih gue...kenapa tanyanya malah ke bu Wanti? Waah, gawat nih"
Gumam Dicky yang hanya menggaruk kepala saat ditegur bu Wanti.

"Ayo masuk kelas sekarang"

"Tapi bu, saya mau cari kunci dulu, si Radith lagi kekunci di kamar mandi"

"Halah alasan aja kamu, nantu kamu bolos lagi"

"Bu, ini beneran bu"

"Udah ayo ikut ibu ke kelas, kerjakan tugas seperti twman teman kamu"

"Aduuh Radith, maafin gue nggak bisa bantu lo karena keadaan"
.
.
.
.


Pintu toilet tempat Shandy terkunci akhirnya terbuka setelah Radith menyongkel gagang pintu dengan kunci motornya, dan kini yang mereka lakukan hanya duduk di wastafel kamar mandi.

"Shandy lo nggak papa? Pusing nggak? Soalnya dahi lo lebam tuh"
Radith memecahkan kesunyian dikamar mandi.

"Nggak papa kok kak, udah nggak sakit"

"Bener? Itu biru banget lo"
Ucap Radith sambil menunjuk dahi Shandy.

"Kenapa jadinya malah gini? Niatnya nolongin lo, eh malah kekunci semua"
Radith bicara dengan nada sedikit kesal.

"Maafin aku ya kak Radith, gara gara nolongin aku malah kakak kena masalah"

"Yaudah lah nggak papa udah terlanjur juga"

Shandy tak menjawab hanya melengkungkan bibirnya kebawah, sebenarnya ia sangat tak enak dengan Radith.

Suasana dikamar mandi kembali hening karena tak ada percakapan apapun, Shandy dan Radith sama sama memikirkan cara keluar dari dalam kamar mandi tanpa menunggu datangnya kunci cadangan.

Radith meraba dahi Shandy untuk memastikan lebam itu benar benar tidak apa apa, hal itu spontan membuat Shandy menatap Radith untuk waktu yang lama, hingga sebuah suara mengagetkan mereka berdua.

'Brak!!'

"Ngapain kalian berdua dalam kamar mandi cewek? Dikunci lagi"
.
.
.
.

4 Brothers [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang