.
.
.Hari ini aku dan kakakku Reyhan kembali masuk sekolah seperti biasa setelah acara hari ulang tahun sekolahku dan meliburkan diri sehari untuk menemani kakak tertuaku di rumah sakit.
Kami berangkat naik motor matic Reyhan, memasuki gerbang sekolah dan jadi pusat perhatian memang sudah biasa untukku.
Aku berjalan memasuki kelas, tapi kali ini bukan pandangan kagum atau semacamnya yang kudapat, melainkan ada yang berbeda dengan pandangan mereka padaku.
"Pagi Mila, tumben kamu jam segini udah dateng?"
Sapaku sambil menaruh tas di meja pada sahabatku yang sedang duduk di bangkunya dan asyik dengan ponselnya."Kan hari ini aku piket"
Jawabnya singkat sambil tetap memainkan ponselnya."iiih...kok cuek sih"
Ucapku mengerucutkan bibir tanda kesal pada sahabatku"Abis kamu kemarin nggak masuk tapi kamunya nggak bilang aku"
Ucapnya yang lagi lagi asyik dengan ponselnya."Maaf yaa, Mila...nanti aku traktir deh dikantin"
Bujukku padanya sambil memeluknya.Mila hanya membalasnya dengan senyuman yang lebar, aku tahu dia memaafkan aku.
.
.
."Kamu mau aku pesenin apa?"
Tanyaku pada Mila sebelum memesan makanan di kantin."apa aja deh, sama kaya kamu juga boleh"
Jawabnya sambil duduk di kursi yang biasa aku dan Mila pakai saat makan di kantin.Aku hanya menjawabnya dengan anggukan dan langsung memesan makanan di kantin karena jika tidak cepat cepat, antrinya akan panjang.
"Aduh!"
Aku merasa seseorang menabrak pundakku dengan sengaja, aku pun mengarahkan pandanganku pada orang yang telah sengaja menabrakku sambil memegang bahuku yang terasa sedikit sakit."Upss! Sakit ya? Belagu sih"
Ucapnya padaku dengan pandangan sinis dan berlalu begitu saja."Siapa sih? Kenal aja enggak"
Saat menunggu antrian membeli makanan, tiba tiba aku teringat pesan yang dikirim oleh teman sekelasku yang bernama Dian yang bertuliskan kata 'pembohong'
Setelah mendapatkan makanan yang sudah kupesan, aku segera menuju bangku dimana Mila duduk menungguku.
Aku menaruhkan makanan itu dimeja dan duduk disamping Mila.
"Mila, kau tau? Dian mengirimi aku pesan seperti ini"
Aku menunjukkan ponselku yang dilayarnya telah tertera pesan dari Dian itu."Itu beneran Dian? Nggak mungkin, dia kan anak pendiam"
Mila membaca pesan itu namun seolah tak percaya dengan apa yang dibacanya dan siapa pengirimnya."Sudahlah, makan saja dulu kalau dingin nanti nggak enak"
Sambungnya dengan nada seolah Mila tak peduli dengan pesan itu.Kami pun menikmati makanan kami dan Mila telah melupakan masalah itu, tapi aku tak bisa berhenti memikirkannya.
Hari ini Mila sedikit berbeda, aku merasakan dia lebih dingin padaku dari pada hari hari sebelumnya, hal ini membuat aku enggan bicara padanya karena aku pikir mood nya sedang jelek dan aku tak ingin semakin merusak mood nya.
Baru kali ini aku memikirkan masalah dengan sangat serius, karena entah kenapa kata kata itu menggangguku.
.
.
."Dian, apa maksudmu mengirim pesan ini?"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Brothers [Completed]
FanficKehidupan Shandy yang cantik, kaya, pintar, pendiam dan punya empat abang ganteng yang mirip idol dan populer. Ke empat abangnya sangat menyayanginya. Banyak rahasia yang tersimpan diantara mereka. . . . . #5 watty2019 #6 tf (2018) #28 tf (2019...