Terlambat (2)

1.8K 93 0
                                    

.
.
.
.

"Jangan sekarang, kumohon membaiklah. Aku ingin memperbaiki semuanya"
Ucap Ardhana sambil tetap menatap kaca jendela yang menampilkan seorang wanita tergeletak lemah tak berdaya, tanpa disadarinya setetes air membasahi pipinya.

"Apa yang ingin ayah perbaiki?"
Tanya seorang pemuda yang membawa sekantong plastik makanan dari arah belakang Ardhana.

"Farhan, kenapa kau kesini?"
Tanya Ardhana sambil mengusap kasar pipinya yang basah.

Farhan pun menaruh tatapan curiga pada ayahnya itu setelah melihat ayahnya mengusap air mata, ia melangkah mendekati ayahnya.

"Seharusnya aku yang tanya, kenapa ayah menangis dan apa yang ingin ayah perbaiki?"
Tanya Farhan dengan nada penuh selidik pada Ardhana.

"Ayah, a-ayah...."
.
.
.
.

Aryan tengah menunggu Reyhan yang sedang bersiap siap untuk menyusul Farhan, Shandy dan ayah mereka dirumah sakit. Sementara Marina tetap tinggal dirumah untuk menjaga rumah, saat Aryan dan Reyhan sudah hampir berangkat, mereka dikejutkan oleh kepulangan Farhan dan ayahnya bersama Shandy yang baru saja keluar dari mobil, mereka terkejut karena saat pintu terbuka mereka langsung menangkap wajah dengan senyum kotak itu lalu dengan cepat senyum itu lenyap entah kemana berganti dengan wajah yang serius.

"Kok pulang? Kita baru aja mau berangkat"
Ucap Aryan kesal karena tak jadi menyusul mereka kerumah sakit.

"Ada hal penting yang harus dibicarakan"
Kali ini Ardhana yang bicara, setelahnya ia masuk diikuti oleh Farhan dan Shandy lalu Aryan yang berjalan dibelakang mereka sementara Reyhan menutup kembali pintunya.

Semua duduk diruang keluarga, tapi tidak dengan Reyhan, ia berjalan berlalu begitu saja kembali ke kamarnya.

"Reyhan tunggu! Kembali dan duduk sini"
Ucap Ardhana yang mampu membuat Reyhan beku sementara ditempat dan berbalik arah pergi leruang keluarga.

"Apa aku penting disini? Aku bukan keluarga kalian"
Ucapan Reyhan sungguh menusuk hati semua orang yang ada disana terutama Ardhana.

"Duduklah dulu Reyhan, setidaknya untuk ibu"
Ucap Aryan dengan dewasanya. Tanpa menjawab Reyhan langsung duduk diantara Farhan dan Aryan.

"Ayah, sekarang katakan pada Reyhan semua kebenarannya"
Ucap Farhan tiba tiba kepada Ardhana yang membuat semua orang kaget kecuali Shandy yang memang sudah mengetahui lebih dulu apa yang akan dibahas dikeluarganya sekarang,Reyhan yang semula acuh pada pembicaraan yang belum dimulai itu kini tertarik karena terdengar namanya disebut.

"Baiklah, sebelumnya ayah minta maaf pada istri dan juga anak anak ayah karena selama ini sudah berbohong"
Ucap Ardhana dengan suara yang sedikit berat sambil mengatupkan tangannya.

Semua merasa heran dengan perkataan Ardhana termasuk Reyhan, sejak pulang dari rumah sakit semuanya tampak aneh.

"Apa yang ingin ayah bicarakan sebenarnya? Kenapa ayah minta maaf pada kami?"
Tanya Marina yang sudah penasaran sejak tadi.

"Salma..."

'Dheg!'
Tiba tiba saja Marina mencemaskan sesuatu, hal yang tidak ingin sama sekali diungkapkan, hal yang akan selamanya ia pendam bersama suaminya.

"Dia ibu kandungmu Reyhan"
Kali ini Ardhana menatap lekat putranya dengan sendu, bukan lagi tatapan acuh dan benci.

Aryan dan Reyhan benar benar terkejut mendengar perkataan ayah mereka, sementara Marina kini hanya menunduk dalam karena ketakutannya bertambah, ia takut Reyhan pulang ke pangkuan Salma.

4 Brothers [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang