TPoL 2

3.8K 384 40
                                    

Jojo POV

Ini adalah pesan kesekian ratus kalinya yang gue terima dari perempuan freak bernama Selgie selama tiga bulan ini.

Gue cukup terganggu dengan pesan-pesan yang dia kirim. Gue dan dia tidak sedekat itu untuk suatu pesan yang gue terima. Setiap hari dia mengirim gue pesan yang isinya biasanya menanyakan kabar gue, menanyakan kegiatan gue, ngasih semangat buat gue, ngucapin selamat pagi siang sampai malam, bahkan kadang-kadang dia mengirim gambar yang menurut gue sama sekali tidak ada manfaat yang bisa gue ambil.

Kedekatan gue dan dia bermula setelah turnamen ASIAN Games  2018 beberapa bulan yang lalu.

Ah, Ralat!

Bukan kedekatan, karena gue sendiri gak merasa kalau gue dekat dengan dia. Bahkan kalau boleh jujur, gue gak ingin dekat-dekat dengan dia.

Jadi, setelah gue memenangkan gelar juara di ASIAN Games itu banyak sekali orang yang ingin berfoto dengan gue. Salah satunya adalah dia yang tiada lain adalah bagian dari keluarga Mbak Mugie.

Dulu gue belum tau kalau dia bakalan jadi seperti sekarang. Makanya ketika dulu dia memfollow akun instagram gue, gue pun dengan senang hati memfollow balik dia. Ya meskipun dengan alasan kalau gue menghargai dia sebagai adiknya dari Mbak Mugie.

Selanjutnya, selang beberapa hari dia menghubungi gue lewat whatsapp. Awalnya gue menganggap pesan yang dia kirim ke gue itu sebagai pesan yang di kirim untuk idolanya, dan gue menerima itu. Apalagi gue melihat dia lagi-lagi sebagai adiknya Mbak Mugie.

Tapi makin kesini rasanya buat gue cukup aneh untuk ukuran seorang fans yang intensitas menghubungi idolanya itu setiap hari. Bahkan menurut gue dia terlalu frontal dan straight forward untuk ukuran tersebut.

Gue pernah menebak-nebak dari mana dia tau kontak whatsapp gue dan juga dari mana dia tau jadwal atau agenda gue setiap harinya. Tapi setelah dipikir-pikir dia itu adiknya Mbak Mugie, jadi gue pikir pastinya dari Mbak Mugie.

Karena kerisihan yang gue alami, gue sempat ingin memblok nomornya atau semua yang berhubungan dengan media komumikasi yang bisa menghubungkan gue dan dia. Tapi, lagi-lagi semuanya karena Mbak Mugie. Gue gak tega kalau ngelakuin hal tersebut. Gue takut menyinggung perasaan Mbak Mugie kalau gue melakukan hal tersebut ke adiknya.

Sehingga, sampai sekarang pun gue masih menerima pesan-pesan yang dia kirim. Meskipun gue jarang membalas pesannya, yang gue lakukan cukup membacanya saja.

Tapi di balik itu gue cukup salut ke perempuan ini, karena dia gak pernah merasa kapok ketika pesannya enggak gue baca sama sekali. Gue juga memuji dia akan kegigihannya yang gak pernah bosan mengirim gue pesan meskipun gue enggak bales pesannya.

Selain itu ada yang lebih parah dari pada pesan yang dia kirim ke gue, yaitu dia setiap weekend suka datang ke Jakarta kalau kita gak ada turnamen di luar negeri cuma untuk ketemu gue.

Itulah mengapa gue kurang suka dengan dia. Dia terlalu berebihan untuk ukuran seorang fans.

"Lagi ngepoin instagram siapa lo?" Tanya Ginting, teman sekamar gue di asrama.

"Biasa" jawab gue yang sebenarnya cukup kaget dengan kehadiran Ginting yang tiba-tiba, maka gue barusan langsung menutup aplikasi whatsaap dan beralih ke instagram.

"Shanju?" Tebaknya yang gue iyakan.

Gue barusan bohong ke Ginting karena untuk sampai saat ini masih belum ada yang tau soal apa yang sering di lakuin Selgie ke gue. Gue masih bisa diam dan mengatasinya sendiri.

"Jadi lo sama si Shanju itu udah gimana?"

"Belum gimana-gimana"

"Lambat gerak lo!"

"Proses Ting, proses. Semua butuh proses"

Ginting mendekat ke arah gue yang lagi tengkurapan di atas kasur, kepalanya maju lebih dekat ke arah hand phone yang gue pegang. Matanya juga gak kalah diam, mengikuti tangan gue yang terus menskrol layar.

"Cantik banget kan Shanju, manis" gue mengatakan hal tersebut ketika gue melihat salah satu foto Shanju yang udah di post cukup lama.

Foto Shanju yang lama aja tetep kelihatan cantik dan manis. Ah, apalagi sekarang.

"Cantik dan manis sih" sahut Ginting, setelah itu gue liat dia membalikan badannya jadi terlentang menatap langit-langit kamar yang sudah mulai usang.

"Tapi apa gak bosen kalau liat cewek yang cuma modal manis dan cantik doang?" Lanjut Ginting.

"Ah elu Ting, gak pernah tau cewek cantik itu kayak gimana!" Balas gue.

"Tau ih! Nih gue akui ya, Shanju itu emang cantik dan manis. Tapi kalau kata gue cewek itu harusnya bukan cuma modal cantik sama manis doang. Harus ada sesuatu yang beda, yang lebih dan bikin kita itu percaya kalau cewek itu cuma satu-satunya. Kaya Mbak Mugie tuh, orangnya udah cantik dia punya sesuatu yang beda. Dia itu cekatan, tau apa yang di butuhkan sama orang lain, terus perhatian juga. Dan meskipun kata anak-anak junior dia itu galak, tapi menurut gue poin-poin itu yang bikin dia beda."

Gue sedikit gak percaya sama apa yang barusan Ginting ucapakan. Benar-benar panjang. Kalimat yang dia ucapkan sungguh panjang. Mungkin gue sedikit gak percaya kaya barusan karena gue udah terbiasa dengan Ginting yang cuma ngomong satu atau dua kalimat aja, dan itu pun juga kebanyakannya bergumam.

"Oh, jadi lu selama ini suka sama Mbak Mugie hah? Bilang dong, ah cemen. Atau mau gue bantuin?"

"Enggak anjir! Gue mah cuma mengagumi aja" kilah Ginting yang gue pikir pasti bohong.

"Lagian denger-denger, Mbak Mugie lagi deket sama si Kevin. Lah kalau dia tau gue mengagumi dia, gue bisa habis di jebret sama dia, rata." Sambungnya dengan menekan kata mengagumi.

"Derita lo Ting" kata gue sedikit mengolok-olok dia.

Tapi Ginting gak mau kalah mengolok-ngolok gue, "Kaya lo gak menderita aja, bisanya cuma ngepoin instagram doang!"

"Kampret lu" balas gue sambil ngelempar boneka bentuk shuttle cock ke arah Ginting yang udah bangkit dari kasur gue.

Apa yang dikatakan Ginting barusan soal Mbak Mugie emang bener. Poin-poin yang dia sebutin memang benar kenyataannya. Bahkan gue suka di tolongin dia ketika gue sedang ada dalam sedikit masalah.

Ngomong-ngomong Mbak Mugie gue jadi teringat dengan adiknya yang super mengganggu. Mengutip apa yang dikatakan oleh Anthony Sinisuka Ginting, gue mengakui kalau perempuan itu alias Selgie memang cantik. Tapi entah kenapa di mata gue Shanju yang paling cantik.

Si Selgie itu beda banget sama kakaknya. Kakaknya kalem, dia? Pecicilan. Kakaknya dewasa, dia? Kekanak-kanakan. Kakaknya selalu jaga image, dia? Gak tau gue imagenya ditaruh dimana.

Pokoknya Selgie berbanding terbalik dengan Mbak Mugie. Dan itu juga yang bikin gue gak suka dari dia setelah alasan utama, mengganggu!

Gue menggeleng-gelengkan kepala sambil menepuk pipi, "kenapa gue jadi mikirin dia sama Mbak Mugie".

Fokus gue kembali lagi ke Shanju, foto Shanju maksud gue. Gue membuang napas dengan kasar.

"Gue udah lama kenal sama lo dari lama, tapi kenapa susah banget sih" kata gue sendiri ke layar hand phone.

"Jangan jadi gila Jo!" Sahut Ginting  santai sambil ngelewatin gue begitu aja ke luar kamar.





|•300918•|

Sincerely yours,
putihitamanis

The Pursuit of Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang