TPoL 51

2.3K 316 158
                                    

"Iya, sebentar. Aku lagi turun ke bawah"

"Jangan lama-lama, kalau bisa di percepat jalannya, ini tambah macet kalau aku parkir lama di sini"

"Iya iya ini lari"

"Ya udah hati-hati. Awas kesandung batu!"

"Mana ada batu di gedung!" Lalu gue denger dia tertawa sangat nikmat.

Dia masih bisa tertawa di panggilan telepon ketika gue di sini harus lari-lari supaya bisa cepet nyamperin dia yang sudah nunggu di depan gedung wedding organized yang baru saja gue datangi. Cukup sedikit kurang ajar memang.

"Udah ya aku tutup"

"Hmm"

Sampai di depan mobilnya yang memang terparkir di depan gedung, gue langsung membuka pintu mobil di bagian kursi depan.

"Gimana, udah beres?" Tanya Edvan ke gue yang lagi masang seat belt. Gue memberikan tanda ok dengan jari tangan gue ke dia.

"Udah janjian sama Mas Jo nya?" Tanya gue ketika mobil mulai melaju.

"Udah lah, makanya sekarang kita ke sana. Kalau gak ada nanti misalkan ada perubahan sama ukuran atau desainnya kan susah" balasnya fokus menyetir.

"Syukur"

Mobil pun semakin melaju menjauh dari gedung yang baru saja gue datangi setelah melaksanakan final meeting untuk acara pernikahan besok.

"Ibu sekarang di mana?" Tanya gue yang keingetan kalau beliau kemarin baru aja sampai ke sini dan gue belum sempat ketemu sama dia karena beberepa hari terakhir gue sangat sibuk, apalagi hari ini.

"Ibu di hotel sama Bapak"

"Aku gak enak belum ketemu sama mereka"

"Mereka paham kok"

Gue menganggukan kepala sembari berharap bahwa Ibu dan Bapak, orang tuanya Edvan mengerti.

Sampai di butik milik desainer ternama Jonathan Wongso, kita berdua langsung masuk ke dalamnya yang sudah di sambut dengan baik oleh pegawainya yang sudah cukup kenal karena kita berdua sudah beberapa kali ke sini.

Semakin masuk ke dalam butik, gue dan Edvan akhirnya bertemu juga dengan si pembuat baju yang karyanya sangat apik dan ciamik.

"Gimana, ada yang perlu di rubah?" Tanya Mas Jo ke Edvan yang sedang mencoba pakaiannya untuk acara besok.

"Enggak kok, udah pas" jawab Edvan mantap sembari bercermin untuk melihat pantulan dirinya sendiri di cermin.

Sedangkan gue duduk di sofa yang tersedia di ruangan yang sama, memperhatikan Edvan yang sedang fitting terakhir untuk baju yang akan di pakainya besok.

"Oke bagus sip" ucap Mas Jo memberikan acungan jempolnya. "Meskipun bukan pengantinnya, besok kalian berdua pasti akan terlihat gak jauh kalah elegan dan bersinar dari pada si pengantin" lanjutnya membuat gue dan Edvan sedikit tertawa.

Iya, jadi besok adalah hari pernikahan Kakak gue dengan pacar yang dicintainya setengah gila dan setengah mati, Kak Kevin.

Gue adalah orang yang dipercaya oleh mereka berdua untuk mengurus acara pernikahan mereka, sehingga sekarang dan beberapa bulan ke belakang gue sibuknya bukan main.

Kabar pernikahan mereka berdua menimbulkan ke kekacauan di dunia persilatan Indonesia, bahkan luar Indonesia.

Kalian semua pasti sudah tau bagaimana sekarang famousnya seorang Kevin Sanjaya Sukamuljo. Orang yang dielu-elukan oleh masyarakat Indonesia akan prestasi, ketampanan dan juga satu lagi, kekayaannya. Wow, si Crazy Rich Ciumbrela.

The Pursuit of Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang