TPoL 6

2.6K 303 19
                                    

Beberapa jam lalu ketika gue pulang, langit masih menurunkan rintik air, tapi sekarang ketika gue hendak pergi lagi dengan temen-temen gue rintik hujannya udah berhenti. Malah gue merasa kepanasan, gerah dan berkeringat. Benar kata Dira, Jakarta gak bisa di tebak!

Honestly, gue cukup kurang enak badan untuk pergi keluar bareng temen-temen gue. Bayangkan aja, berangkat pagi buta, menempuh perjalanan, nguber Jojo, terus sedikit kehujanan ketika pas pulang tadi, dan sekarang gue harus keluar lagi melancong bareng mereka.

Kalau gue menolak, itu gak mungkin. Gue yang ngajak mereka supaya ikut ke Jakarta guys. Gak mungkin mereka melancong tanpa gue, terlihat seperti gak tau diri kalau gue diem di rumah orang lain dan yang punya rumah berkeliaran di luar.

"Gila! Ini yang antri ngampar makan sampai sini itu yang beli nasi goreng?" Tanya gue ke Dira yang terkejut saat ngeliat orang-orang makan di sepanjang trotoar.

Dira sebagai tuan rumah dari kota Jakarta mengangguk, "iya, banyak kan yang beli?"

"Demi nasi goreng?" Sahut Riris terbengong-bengong.

"Iya lah, nasi goreng kambing kebon sirih yang tersohor"

"Ini pesen nasi gorengnya selama apa coba, gak kebayang gue Dir" ucap gue sambil geleng-geleng kepala.

"Nah itu dia esensi makan di sini, kita kudu berjuang jadi fighter"

Akhirnya setelah berjuang jadi fighter untuk sepiring nasi goreng kambing, gue dan ketiga temen gue duduk lesehan di trotoar mengikuti orang lain. Mending gue jadi fighter si Jojo dah dari pada ini.

Gue kapok sih kalau di suruh ke sini lagi, ngantrinya bikin soak. Mana nasi gorengnya enakan buatan emak gue di rumah lagi, dan yang pasti bau kambing!

"Tadi gimana? Hasil?" Tanya Keanu dengan nada datar, tapi menurut gue lebih ke nyindir.

"Hasil dong" jawab gue semangat.

"Ceritain-ceritain!" pinta Riris.

Gue pun menceritakan apa yang tadi gue alamin ketika ketemu Jojo, tapi ada beberapa cerita yang sedikit gue ubah. Seperti sikap Jojo yang dingin ke gue, gue ubah jadi sebaliknya. Gak sebaliknya juga, yah tapi mendekati lah.

Gue sengaja mengatakan hal seperti itu ke mereka karena gue takut mereka akan nyuruh gue untuk berhenti, dan gue gak mau itu. Gue belum menyerah dan yang pasti gue belum dapat hasilnya.

"Eh Kakak lo tau lo di sini?" Tanya Riris yang gue lihat lagi ngebersihin sisa butiran-butiran nasi goreng di piring.

Sebagai jawaban, gue geleng kepala.

"Jangan sampai tau, gue males di ceramahin karena ini itu dan sebagainya. Lagian kita judulnya ke sini buat liburan, bukan buat berkunjung ke kakak gue"

"Yang bener tuh judulnya lo ngejar si Jojo bukan liburan" sindir Keanu.

Ish! si Keanu apa-apaan sih, main sindir. Macem anak SMP aja.

Satu pop up muncul di layar hand phone gue.

'besok Jojo ke gereja yang deket Pelatnas jam delapan, ibadah rutin'. Pesan itu lah yang barusan gue terima.

Oke, schedule berikutnya adalah gue besok akan menyusul Jojo ke sana.


🍃



Pagi buta gue udah bangun terlebih dahulu dari temen-temen gue, bahkan yang punya rumah sekalipun. Gue pamit ke orang tuanya Dira dengan alasan bahwa gue hendak bertemu dengan temen gue yang lain.

The Pursuit of Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang