TPoL 15

3K 384 104
                                    

Selgie POV

Ini luka di pipi gue berbekas gak ya? Nanti ada codetan gak ya? Mana di muka lagi.

Gue menghela napas pasrah sambil melamun memikirkan luka yang gue dapatkan tadi siang.

Muka gue tuh sederhana sekali sebelum ada luka ini, dan sekarang gue dapet luka. Nanti kalau sudah sembuh dan berbekas muka gue mau sesederhana apa lagi.

"Ceburin si Jojooo!!"

Gue langsung mendongkakkan kepala yang sebelumnya lagi menatap air kolam setelah mendengar teriakan itu.

Dan benar saja, dia udah ada di hadapan gue, di dalam kolam renang yang baru saja diceburin sama yang lain.

Gue masih memperhatikan dia, selang beberapa detik setelah itu dia keluar dari permukaan air.

"Gila lu pada, kaget anjir" ujarnya.

Tapi setelah itu pandangan dia kembali lagi ke gue.

Gue sekarang bingung, harus bersikap kayak gimana ke dia. Tapi mengingat lagi apa yang dia lakuin ke gue tadi membuat gue kesal dan marah.

Perkataan dia terlalu menyakitkan. Dia bilang gue melakukan kesialan setiap ada di dekatnya. Hello, padahal siapa yang mau dirinya celaka. Mana mau muka gue ini luka kayak gini. Gue emang suka ke dia, suka banget. Tapi gue masih waras untuk gak melukai diri sendiri buat bisa dapet perhatiannya. Cuman orang gila yang ngelakuin hal tersebut.

Setelah menatap dia penuh dengan rasa kesal dan marah maka gue langsung berdiri dan masuk ke dalam kamar. Mungkin lebih baik gue nonton tv atau teleponan sama temen-temen gue.

Sesekali dia juga harus tau, kalau sebagaimana pun gue suka sama dia, gue masih punya hati. Masih bisa kesal dan marah.

🍃

Sekarang gue lagi diem di atas kasur sambil melamun, kalau kata orang sunda gue ini lagi dalam masa 'lulunguh'. Itu loh, keadaan di mana antara sadar dan gak sadar setelah kita baru bangun tidur.

Gue gak sadar kapan tepatnya gue tidur, pokoknya setelah gue masuk ke dalam kamar dan nonton tv tiba-tiba gue bangun beberapa menit yang lalu. Itu pun gue dibangunin sama Kak Ugi, kayaknya kalau gak dibangunin gue bisa-bisa tidur sampe besok.

"Mandi dulu dek, sebentar lagi kita mau barbequean di tepi pantai. Nanti biar gue bantuin pasangin perban baru" suara Kak Ugi memecahkan kegiatan melamun gue di masa 'lulunguh' .

Gue pun menuruti perintah Kak Ugi. Pertama mendengar kata barbequean gue langsung semangat karena setelah bangun tidur gue baru merasakan kalau perut ini minta diisi, dan ke dua menengar Kak Ugie mau bantu gantiin perban gue juga jadi semangat karena gue sendiri linu.

Selesai mandi, ganti baju, dan ganti perban, gue, Kak Ugie, teman sekamar kita dan rombongan para ciwi-ciwi berjalan bergerombol menuju tempat di mana diadakannya barbequean di tepi pantai.

Gue ternganga pas setelah sampai dan melihat lokasi. Ini kita mau barbequean atau mau live music? Ada mini stage plus seperangkat accoustic instrumen, terus ada bench di hadapan mini stage nya. Hebat banget PBSI bikin acara liburannya, salut gue.

"Kak, ini bakal ada artisnya ya?" Gue menarik lengan baju Kakak gue.

"Ih, jangan tarik-tarik" ketusnya sambil melirik ke belakang ke arah gue. "Gak ada, gak ada budgetnya buat nyewa artis" lanjutnya.

The Pursuit of Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang