Hari menuju penghujung tahun 2019, gue beserta seluruh keluarga menapakan kaki di Kingsford Smith Airport, di Sydney Australia.
Ini cukup luar biasa. Pasalnya untuk gue pribadi perjalanan liburan ini adalah perjalanan liburan ke luar negeri pertama kali di luar Asia.
Cukup gak menyangka juga karena perjalanan liburan ini di luar sepengetahuan gue. Gue pun awalnya menganggap rencana perjalanan ke sini sebagai wacana saja yang pastinya hanya angan-angan dan gak akan pernah terlaksana. Tapi ternyata sebelum libur Natal tiba, sebuah tiket pesawat atas nama penerbangan gue juga beserta bukti pemesanan hotel membuat gue percaya kalau ini ternyata bukan hanya wacana saja.
Gue menganggap rencana perjalanan liburan ke Sydney itu sebagai wacana karena pertama Sydney terlalu jauh, kedua soal biaya dan ketiga soal rencana yang sangat mepet dan cukup mustahil terlaksana. Namun semuanya menjadi mudah di tangan Kak Kevin. Entah apa yang dia lakukan, tiba-tiba keluarga gue, Ibu, gue, Mas Yugie, Mbak Sarah dan anak-anaknya pun ikut luput di ajak dia ke sana.
Saat pertama kali gue mendengar rencana liburan akhir tahun ke Sydney, gue kira itu hanya perjalanan Kak Kevin dan Kak Mugie saja dan saat itu pun gue langsung percaya kalau mereka pasti bakal berangkat dan bukan hanya sekedar wacana, tapi mendengar seluruh keluarga gue turut di bawa jelas-jelas gue shock dan gak percaya. Dan ternyata, memang seperti ini adanya. Kita semua sekarang benar-benar ada di Sydney.
Gue sedikit iri sekaligus bahagia melihat nasib Kakak gue yang sangat mujur. Dia punya pekerjaan yang menyenangkan dan juga punya pacar yang gak kalah bikin menyenangkan hati.
Soal pekerjaan gue optimis kalau gue bisa punya pekerjaan yang lebih menyenangkan dari pada dia, baik itu di kerjaanya atau gajinya. Tapi soal pacar, ini yang bikin gue iri. Kak Ugie bisa dapetin Kak Kevin yang mana dulu dia adalah idola gue sebelum waktu itu gue pindah haluan jadi mengidolakan Jojo karena gue korban dada telanjangnya dia.
Sedangkan gue, mungkin orang lain yang tau tentang kisah cinta gue ini pasti akan bilang gue adalah perempuan yang paling beruntung karena di perebutkan oleh dua atlet laki-laki tampan yang sekarang banyak di puja dan di puji oleh masyarakat Indonesia, khususnya kaum hawa.
Oke gue pun mengakui akan hal itu, gue cukup beruntung berada di posisi ini. Tapi, tapi yang gue hadapi ini terlalu ruwet, rumit, sulit dan complicated. Andai saja dulu gue gak pernah jadi korban dada telanjang Jojo mungkin gue gak bakalan seperti ini. Menyicipi rasanya patah hati, sakit hati bahkan dilanda kebingungan dan kekalutan.
Ah, udah lah. Hanya berandai-andai aja gak bakal bikin gue balik lagi ke masa-masa dulu. Dan hanya mengatakan andai juga gak membuat waktu jadi mundur karena waktu gak pernah mundur ke masa lampau, hanya ingatan dan kenanganlah yang mundur ke masa itu karena ingatan dan kenangan gak pernah ada di masa depan.
"Kenapa kamu Gi ngeluh gitu?"
Gue menoleh ke arah Kak Kevin yang berjalan di depan gue.
"Hah kenapa?" Tanya gue sedikit bingung karena gue barusan tidak terlalu mendengarkan apa yang di tanyakan Kak Kevin.
"Lo kenapa ngeluh gitu, ngebuang napas berat banget" timpak Kak Ugie.
Memangnya gue barusan mengeluh sampai membuang napas dengan berat seperti yang Kak Ugie bilang ya, kok gue gak sadar.
Gue menampilkan senyum canggung karena gue juga bingung harus jawab apa.
"Capek ya? Ini sih belum seberapa. Coba tanyain sama Kakak kamu kalau kita lagi turnamen itu kayak gimana. Bisa lebih dari pada ini. Iya enggak?" Ujar Kak Kevin ngasih tau gue kalau perjalan ini belum ada apa-apanya sama perjalanan dia kalau turnamen.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pursuit of Love (Completed)
Fiksi PenggemarAkhirnya Selgie, gadis yang hiper aktif, absurd dan sedikit gila berada pada titik menyerah dalam mengejar cinta seorang Jojo. Karena Jojo tidak cukup baik yang Selgie kira. Kata-katanya tenyata selama ini menyakiti hatinya, bahkan mampu membuka mat...