Bab 5 Minah mengadu pada Dongos

5.7K 151 0
                                    


             Minah berlari menuju rumah Dongos, malam semakin larut, Minah menembus kegelapan dan bebatuan juga pohon-pohon rindang. Hatinya sudah tercabik-cabik dan dendam ketika mengingat suaminya menampar.

           Sampai dirumah Dongos, Minah kelelahan dan duduk diteras. Dongos sudah mengetahui kedatangan Minah, dari jauh Dongos hanya tersenyum dan memberinya minum.

          "Kamu datang malam-malam, kamu tahu saja ya, aku sedang ingin bercinta," bisik Dongos ditelinga Minah.

          "Akang, bisa saja... tapi aku mandi dulu ya, bajuku basah keringat," ucap Minah.

           Dongos menggandeng tangan Minah, malam itu mereka bergumul dikamar, entah sudah berapa kali Minah tidur dengan Dongos. Saat keduanya lunglai ditempat tidur, Minah mengeluh.

           "Ijinkan aku tinggal disini sementara waktu ya? aku masih muak dengan suamiku, dia menamparku dan ingin membunuhku!" bisik Minah disamping Dongos.

            "Sudah, tenang saja, aku akan bantu menyingkirkan suamimu, aku akan membuat dirimu menikah dengan orang yang sangat kaya. Tapi ingat, kalau sudah kaya, ada bagiannya untukku," balas Dongos berbisik.

             "Apapun akan aku lakukan buatmu Kang!" ucap Minah sambil memeluk Dongos.

             Dongos turun dari tempat tidur dan melangkah keruangan khusus, mulutnya komat kamit membaca mantra. Bola api yang berputar siap menuju sasarannya. Dongos meminta Minah menyebutkan nama suaminya. Dongos mulai beraksi dengan ilmu hitamnya. Minah hanya memandang dan merasa kagum, Minah tidak sadar, sudah masuk dalam lingkaran setan. Dongos mengirim jin dan menyantet suami Minah.

             Dalam sekejap suami Minah merasa kesakitan dan teriak meraung-raung. Popon dan Pipin sangat bingung harus melakukan apa, Popon melihat Ayahnya memegang leher dengan kedua tanganya, matanya melotot memandang Popon dan menyempatkan bicara.

            "Pon, pergilah, ingat pesan Ayah, jangan pernah mau tinggal bersama Ibumu!" teriak Ayah Popon melengking kesakitan.

             "Ayah... Ayah...," Popon dan Pipin menangis disamping Ayahnya.

             Teriakan Ayah Popon sudah tidak terdengar lagi, dari kejauhan Dongos menyuruh Minah pulang.

            "Pulanglah, jangan menginap disini, nanti ada yang curiga," ucap Dongos.

            "Tapi Kang! aku takut suamiku marah lagi," jawab Minah.

            "Suamimu tidak akan menyakitimu lagi, kamu tidak percaya apa yang aku katakan?" tanya Dongos.

            "Baiklah Kang, aku percaya," jawab Minah ragu.

            Minah pulang dengan perasaan gundah, hari sudah sangat larut malam, ketika membuka pintu rumahnya, Minah mendengar kedua putrinya menangis dikamarnya.

            "Pon, Pin..., kenapa kalian?" teriak Minah dari ruangan tamu.

            Minah masuk kamar dan melihat suaminya terbujur kaku dengan mata melotot, Popon dan Pipin langsung berlari menghampiri Minah dan memeluknya.

***

Pemburu Cinta (Panjul Part 5)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang