Suasana sangat mengharukan, Popon begitu sabar dan tidak cemburu melihat Pipit dan Saroh berpelukan. Saroh langsung bertanya pada Popon."Pon, apakah kamu ingin mengambil anakmu? aku minta maaf selama ini tidak mengabarimu, aku tahu dari Emak, kamu tiap hari ke rumah Emak dan ingin menjemput Pipit. Maafkan aku, aku mohon jangan ambil Pipit dariku, aku sangat menyayanginya," ucap Saroh sedih.
Popon terdiam dan terpaku tidak mampu menjawab, bertemu dengan Pipit saja sudah sangat bahagia. Sebenarnya Popon ingin sekali mengajak putrinya untuk tinggal bersama dan mengurus Pipit. Tapi bayangan Dongos menghantui pikiran Popon, dia tidak ingin Dongos merebutnya dan memperkosanya, karena Dongos tidak tahu, Pipit adalah putrinya. Dengan berat hati, Popon menjawab pertanyaan Saroh.
"Tidak! aku tidak akan merebut Pipit dari kalian, sudah bertemu Pipit saja, aku sangat bahagia, biarlah Pipit ikut bersama kalian, aku ikhlas. Tolong jaga anakku baik-baik, aku permisi dulu," ucap Popon sedih.
Pipit memandang Ibunya tanpa berkedip, Pipit merasa kasihan pada Ibunya, "Ibu, mulya sekali hatimu, Ibu rela tidak memaksaku ikut karena kasihan pada Umi, tapi Umi tidak boleh egois, bagaimanapun dia Ibuku," bisik hati Pipit. Saroh tersenyum dan menyeka air matanya, Pipit justru merasa itu tidak adil.
"Ibu, tunggu! aku ikut Ibu ya?" pinta Pipit.
"Pipit?!" tegur Umi heran.
"Umi, aku mohon, bijaklah Umi, Ibuku sudah lama menantikan aku, apakah Umi tega pada Ibuku sendiri? aku hanya ingin menemaninya saja Umi, nanti aku kembali untuk menengok Umi," ucap Pipit.
Popon merasa tidak enak dan takut jika Pipit ikut dengannya.
"Nak, biarlah ikut Umi saja yah? Ibu tidak ingin Dongos mengetahui keberadaanmu, dia tidak tahu kalau kamu masih hidup," pinta Popon.
"Ibu, jangan takut pada dukun itu, aku tidak takut! aku bisa jaga diri Bu," ucap Pipit meyakinkan Ibunya.
"Ya sudahlah, Abi ijinkan, kasihan Ibumu, bertahun-tahun merindukanmu," ucap Abi.
Saroh mulai reda tangisannya, Saroh membantu membawakan beberapa pakaian dan makanan.
"Kamu akan kembali kan Nak?" pinta Saroh.
"Iya Umi," jawab Pipit.
Saroh memandang Popon dan mendekatinya.
"Pon, apakah kamu mau ikut bersama kami? agar kita bisa sama-sama mengurus Pipit? aku mohon?" pinta Saroh.
"Nanti aku pikirkan ya Roh?" jawab Popon.
Popon dan Pipit akhirnya berjalan bersama dan pulang ke rumah Popon. Sepanjang jalan Pipit terus bertanya tentang Dongos, dan tentang dirinya sampai di asuh Umi. Popon menjelaskan dengan jujur apa yang menimpanya selama ini. Pipit sangat terharu pada Popon, Pipit mengira Ibunya sudah membuangnya sampai di asuh Umi, ternyata tidak.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemburu Cinta (Panjul Part 5)
Misterio / SuspensoDewasa 18++ Masih ingat Panjul? Jin Islam yang baik hati? Dalam kisah ini Panjul akan ikut berperan dalam cerita. Tolong sebelum membaca cerita ini, baca dulu cerita "Aku hamil anak jin." Karena jika tidak membaca dari awal, akan bingung dengan soso...