Bab 9 Bayi Popon meninggal

4.9K 157 0
                                    


            Emak memandangi bayi yang sudah keluar, tubuhnya membiru dan tidak bergerak, Emak sangat cemas.

           "Pon, sepertinya masih ada bayi lagi, ayo kamu ngejan lagi!" perintah Emak.

            Popon mengejan sekuat tenaga, dan lahirlah bayi perempuan mungil dengan suara yang sangat kencang.

            "Oa... Oa... Oa...," suara bayi.

            "Anakmu kembar Pon, tapi yang satunya tidak bergerak," ucap Emak.

            Popon sangat kelelahan, darah terus mengucur, yang ada dipikirannya cepat keluar dari rumah dan membawa bayinya sebelum Dongos pulang. Tapi tenaga Popon sudah habis, kepalanya mulai pening, Popon duduk dan memandangi kedua bayinya.

            "Mak! kenapa pipi anakku ditekan pakai bawang?" tanya Popon heran.

            "Bayimu perempuan, supaya ada lesung pipitnya, biar tambah manis," jawab Emak.

            "Mak, bisakah melakukan sesuatu agar aku tidak hamil lagi?" pinta Popon.

            "Bisa, nanti Emak ikat jalan sperma masuk kerahimmu," jawab Emak.

            "Tolong lakukan sekarang Mak, sebelum suamiku datang," pinta Popon.

            Popon berpikir keras bayinya akan dititipkan atau tidak, Popon tidak mau Dongos mempengaruhi anaknya kejalan yang tidak benar.

            "Mak, aku mohon Mak! aku titip bayiku, beri dia nama Pipit, bawa bayi yang masih hidup ini pulang, aku titip Mak, aku mohon Mak, aku tidak mau anakku dibesarkan seorang dukun, aku mohon Mak. Dan tolong Mak, jangan katakan anakku kembar, katakan saja bayiku meninggal," pinta Popon dengan linang air mata.

            "Tapi Pon, jika suamimu tahu bagaimana? dia akan membunuhku," ucap Emak.

            "Cepat sekarang pergi! sebelum suamiku datang! aku mohon Mak!" ucap Popon.

            "Baiklah, aku bungkus dulu bayimu yang sudah meninggal, dan bersihkan darahmu dulu," ucap Emak.

            Emak buru-buru membedong dua bayi, dan membersihkan darah Popon. Emak sangat iba pada Popon, karena tahu siapa Dongos. Emak langsung membawa bayi Popon disela selendangnya yang berisi peralatan persalinan.

            Anak buah Dongos tidak curiga sama sekali, Popon merasa lega anaknya diselamatkan, Popon berharap akan menyusul anaknya jika sudah sehat. Sudah lima jam Dongos pergi, akhirnya datang, Dongos buru-buru masuk kamar dan melihat Popon terbaring dengan bayinya.

            "Kau sudah melahirkan?" tanya Dongos senang.

            "Sudah Kang, tapi anak kita meninggal," ucap Popon sedih.

            "Apa? meninggal?" ucap Dongos terkejut dan menggendong bayinya.

            "Pasti dukun bayi itu tidak becus!" hardik Dongos.

            "Tidak Kang, dia tidak melakukan apa-apa, bayi ini keluar setelah aku mulas dan mengejan," ucap Popon membela Emak.

           "Kamu yang sabar ya? kita bisa buat anak lagi," ucap Dongos.

           Popon hanya tersenyum kecut, dia tidak akan mungkin punya anak lagi. Popon terus mengingat suara bayinya, dadanya mulai keras karena tidak menyusui. Popon sangat merindukan anaknya.

 ***

Pemburu Cinta (Panjul Part 5)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang