41.

68 6 0
                                    


Setelah Keanu dan Mingyu pulang, Tiara dan Lay saling diam, Tiara bingung mau ngomong apa.

Tiara telah selesai sholat magrib, ia duduk dibangku menemani Lay menonton tv.

Kenapa harus canggung begini batin tiara, ia menengok kearah makan malam Lay yang belum dimakan.

"Mau makan sekarang atau nanti Lay" tanya Tiara memecah kebisuan.

"Sekarang aja, tapi suapin lagi, susah kalau aku makan sendiri" memang tangan kanan Lay patah jadi harus digips, dia bisa juga pakai tangan kirinya tapi karna ada Tiara disisinya yah lebih baik menyuruhnya saja.

Tiara menyuapi Lay dengan perlahan. Selesai makan Lay langsung meminum obatnya sebelum ia tertidur Tiara memberanikan diri untuk bicara padanya.

"Lay, aku besok balik ke Semarang boleh ya, kerjaan aku lagi banyak, ga mungkin aku tinggalin begitu saja"

"Ga boleh, khan sudah aku bilang kamu berhenti kerja, aku masih kangen sama kamu Tiara" Lay terlihat jengkel, baru juga ketemu kemarin Tiara sudah minta balik, ga akan dia ijinin.

"Tapi ga bisa mendadak seperti ini juga, apalagi sekarang sudah akhir bulan, banyak laporan yang harus aku kerjain" ucap Tiara tegas.

"Ya terus, kalau kamu balik ke sana, aku di sini sama siapa Tia, kamu mau aku koma lagi, begitu ya"

"Khan ada mamamu yang selalu menemanimu" jawab Tiara datar

"Tapi aku ga mau, aku maunya sama kamu disini" kali ini Lay berteriak marah, dadanya sampai naik turun. Lay memegang dadanya yang tiba-tiba saja sakit.

"Lay, Lay kamu gpp" Tiara panik melihat Lay seperti itu, segera ia memencet tombol panggilan.

"Suster tolong cepat ke sini" Tiara mondar mandir gelisah menunggu di depan Lay.

Tak lama suster dan dokter datang.

"Maaf bu, bisa ibu keluar" suster Ani dengan sopan menyuruh Tiara keluar, tanpa banyak kata Tiara keluar dari kamar Lay, airmatanya mulai menetes, ia sibuk berdoa agar Lay baik-baik saja.

Beberapa menit kemudian seorang suster keluar, Tiara segera menghapus airmatanya terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam.

"Keadaan pasien gimana dok" tanya Tiara cepat ke dokter Danu.

"Tolong dijaga emosi pasien bu, juga tolong dicek monitornya setiap saat, nanti suster akan ngecek setiap tiga jam sekali, kalau ada apa-apa, bisa ibu memanggil kami lagi" dokter Danu segera pamit keluar.

"Terima kasih dok" ucap Tiara. Dokter Danu hanya menganggukkan kepalanya.

Tiara mendekati ranjang Lay, ia melihat Lay telah tertidur kembali.

Maaf gara-gara aku kamu jadi begini batin Tiara sendu, diam-diam ia menangis lagi.

Malam itu menjadi malam yang sangat panjang, Tiara tidak tidur sama sekali, sebentar sebentar ia mengecek keadaan Lay.

Ketika subuh tiba Tiara segera mandi dengan cepat, setelah itu ia sholat subuh.

Semalam ia sengaja tidak menelpon mama Samantha, karna takut membuatnya kawatir, kalau keadaan Lay lebih parah lagi baru Tiara akan menelponnya.

Sebentar lagi beliau akan datang, aku pasti dimarahinya batin Tiara, ia gelisah menunggu kedatangan mamanya Lay.

Tok tok tok

Tanpa menunggu jawaban Tiara mama Samantha masuk dengan membawa rantang makanan.

"Pagi sayang" sapa beliau sambil mengelus kepala Tiara dan Lay gantian.

"Pagi ma" jawab Tiara sopan.

"Lay belum bangun, pisahin aja ya, kita sarapan duluan aja" mama Samantha meletakkan makanan diatas meja, khusus satu piring untuk Lay sengaja dipisahkan.

"Ma, ehm itu ..." Tiara bingung mau bicara apa ia melihat ke arah mamanya Lay.

"Ada apa Tia, itu kamu kenapa matanya bengkak, pasti habis nangis" mama Samantha mengelus punggung Tiara.

"Lay semalam drop, gara-gara aku ma, maaf ga telpon mama, sampai sekarang dia belum bangun" Tiara melihat ke arah Lay dengan sendu, matanya mulai berkaca-kaca.

Mama Samantha segera memeluk Tiara.
"Gpp sayang, jangan merasa bersalah terus, bantu doa kepada Allah, biar Lay cepat sembuh"
Tiara menganggukkan kepalanya, ia sangat bersyukur tidak dimarahi oleh mama Samantha pikirannya telah jelek tadi.

"Sudah jangan dipikirin, kita sarapan aja sekarang, nanti kamu ikut sakit lagi, semalam kamu makan tidak, khan kamu ga bisa keluar, kamu hanya sendiri"

"Sore kakak datang bawa makanan, aku makan itu aja"

Mereka sarapan dalam diam, selesai makan Tiara merapikan meja. Setelah itu ia memainkan hpnya, lama-lama ia mengantuk dan tidur disamping Lay, kepalanya menyender ditangan Lay seperti kemarin. Mama Samantha yang melihat hanya tersenyum saja.

Tiara tertidur hanya sebentar ketika ia bangun waktunya Lay diperiksa, telah ada dokter Arthur, yang tetap datang walaupun ini hari Minggu karna beliau ada meeting hari ini dan juga jadwal rutinnya memeriksa Lay. Lay merupakan pasien spesialnya.

"Dok, Lay sampai sekarang belum bangun juga dari semalam, apa dia koma lagi" tanya Tiara antusias.

"Sepertinya Lay tidak koma, dilihat dari catatan data-data yang ada tapi kalau sampai sore nanti dia belum bangun juga saya akan menindak lanjuti lebih dalam" dokter Arthur bicara sambil menulis data kesehatan Lay hari ini.

"Sering dicek ya bu, keadaan Lay" dokter Arthur segera pamit keluar dari kamar Lay.

"Terima kasih dok" ucap Tiara dan mama Samantha berbarengan.

Tiara menemani Lay sambil bermain game disebelahnya sedangkan mama Samantha duduk di sofa sambil menonton tv dengan suara yang kecil.

Waktu bergerak dengan cepat tetapi Lay belum terbangun juga dari tidurnya hal itu membuat Tiara cemas. Ia tetap memainkan hp nya tetapi pikirannya kemana-mana, Tiara melihat mama Samantha yang sedang menelpon papanya Lay. Beliau selalu memberitahu ke suaminya keadaan Lay di Jakarta.

Selesai menelpon, mama Samantha melihat ke arah Tiara yang duduk di sebelah Lay dengan gelisah.

Mama juga sama seperti kamu Tiara, tapi mama tidak memperlihatkannya ke kamu, takutnya nanti kamu tambah cemas batin mama Samantha sendu beliau berharap Lay cepat bangun dari tidurnya.

Sorry pendek
※※※※※※
Tbc

Vote vote vote

Victim of Love ▪ Yixing✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang