16.3 Tawanan

130 11 1
                                    


Budayakan vote guys

Di dalam vila Suho memimpin teman-temannya untuk menjalankan rencananya, mereka mendengarkan perkataan Suho dengan serius, tidak ada candaan kali ini. Untuk Keanu, akhirnya ia ikut ke kelompok Lay. Liana dan Nana hanya menjadi pendengar saja karena mereka berdua ditugaskan untuk berjaga di vila saja.

Selesai berunding mereka langsung berpencar menjadi dua kelompok. Kelompok Lay menyisir pantai ke arah kanan sedangkan kelompok Suho menyisir pantai ke arah kiri.

Setiap mereka bertemu orang, mereka memperlihatkan foto Tiara dan bertanya apa mereka pernah melihat Tiara, saat ini belum ada satu orang pun yang melihat keberadaan Tiara di pantai.

Setelah hampir dua jam mereka menyisir pantai dan sekitarnya tanpa hasil, mereka memutuskan untuk kembali ke vila untuk makan siang.

"Abis makan, kita istirahat dulu baru setelah itu ke pergi ke arah perkebunan yang ada di daerah sekitar sini" Suho berkata tegas begitu mereka sampai di vila. Teman-temannya hanya menganggukkan kepalanya.

"Lay, kita perlu orang yang tau daerah sini, agar kita tidak tersesat, mungkin pegawal elo bisa ikut kita" Suho berkata ke Lay yang terlihat sibuk memainkan hpnya.

"Boleh" jawab Lay cepat, ia langsung menelpon pengawalnya, beberapa saat kemudian pengawalnya datang, salah satunya Junaidi.

"Tuan saya akan mempertaruhkan nyawa saya agar nona Tiara bisa balik ke tuan" ucap Junaidi.

"Tidak perlu Jun" sahut Lay spontan.

"Tapi tuan, saya merasa bersalah, karena saya nona Tiara hilang, keluarga tuan sudah baik sama keluarga saya sejak kecil."

"Tidak perlu seperti itu, sudah kewajiban keluarga saya menolong orang, tapi kalau memang itu kemauanmu ya silakan" Lay merasa tidak enak terhadap keputusan yang dibuat Junaidi pengawalnya.

"Terima kasih tuan, saya akan berusaha mencari nona Tiara sampai ketemu" Junaidi terlihat senang dengan keputusan yang diambil oleh Lay.

Setelah mereka beristirahat sejam, mereka segera mulai melanjutkan pencarian. Mereka pergi dengan menggunakan dua mobil. Sesampainya di perkebunan mobil berpencar menjadi dua bagian. Mereka keluar dari mobil dan berjalan menyisir ke dalam perkebunan.

"Kean menurutmu kira-kira Jordan bersembunyi dimana biar bisa kita cepat menemukan Tiara" Lay bertanya ke Keanu sambil jalan menyisir perkebunan.

"Jordan susah ditebak, gw ga tau, dulu khan di Jakarta beda tempat, kalau di sini bisa banyak tempat buat sembunyi, sekarang gw agak kawatir sama keadaan Tiara mudah-mudahan dia baik-baik saja" Keanu menjawab pertanyaan Lay tapi pikirannya bercabang ke Tiara adik satu-satunya yang entah ada dimana.

Mereka berbincang hanya sesekali, mereka lebih fokus ke daerah disekitarnya. Mereka sibuk menjelajah perkebunan, baik Jongin, Bara maupun Chandra yang biasanya banyak bercanda kali ini mereka serius walaupun sesekali masih ada candaan untuk menghilangkan kejenuhan tetapi mereka ingat situasi, kapan saatnya bercanda kapan saatnya serius.

"Daerah sini pepohonannya ga terlalu banyak sepertinya Tiara ga ada di daerah ini" ucap Bara, ia terlihat sibuk berpikir, matanya melihat sekelilingnya.

"Iya betul Bar, dari tadi kita sudah melihat daerah sini hanya pohon aja, untuk bersembunyi pasti butuh sebuah rumah atau gubuk" Chandra ikut bicara yang dari tadi fokus membantu.

"Ho, bener kata Chandra kita harusnya berpikir daerah yang sepi tapi masih ada rumahnya, daerah sini sepertinya ga ada rumah" Mingyupun ikut memberi saran, mereka berbicara tapi tetap menyelidik dàri tersebut.

"Kalau begitu sebaiknya kità hentikan pencarian sampai di sini aja, sudah màu magrib juga" Suho menghentikan jalannya diikuti pula dengàn yang lain, ia berjalan ke arah kelompok Lay yang ada di sebelah kanan perkebunan.

"Lay" teriak Bara kencang.

Lay yang mendengar namanya dipanggil langsung mencari orang yang memanggil namanya, ia menghentikan jalannya. Tampak kelompok Suho berjalan ke arahnya.

"Lay, kita balik dulu, hari mulai gelap, nanti di vila kita berunding lagi" ucap Suho. Lay hanya menganggukkan kepalanya pasrah.

Mereka akhirnya menghentikan pencarian di daerah tersebut dan segera balik ke vila.

※※※※※※

Di lain tempat Tiara sedang berpikir dengan tingkah Jordan yang kadang jahat tapi kadang baik.

Aku akan manfaatkan jika dia sedang baik guman Tiara.

Clek, terdengar bunyi pintu dibuka dengan tiba-tiba di tempat Tiara diculik, membuat Tiara terkejut, dari siang memang ia tinggal sendirian di tempat itu.

"Kau baik-baik saja" tanya Jordan perhatian.

Sisi baiknya lagi kelihatan, akan aku coba sesuatu mudah-mudahan bisa bermanfaat guman Tiara.

"Gimana aku mau baik, tangan dan kakiku saja diikat, bisa tidak dilepas, tanganku perih" Tiara berbicara dengan lembut walau ada kekesalan di dalamnya. Dilihatnya Jordan bergerak mendekatinya, ia membuka ikatan di kaki Tiara.

"Gw hanya buka kaki aja, kalau tangan juga, entar elo gampang kabur" Jordan menghela napasnya dengan kasar.

"Terima kasih" ucap Tiara, ia beruntung kakinya bisa terlepas.

"Di tempat ini kau sendiri saja" tanya Tiara, mulai melaksanakan aksinya.

Hahaha, Jordan tiba-tiba saja tertawa raut wajahnya berubah misterius.

"Elo jangan coba-coba membuat gw baik, dan mencoba kabur dari gw, sakit tau sama perasaan ini"

"Maksudnya gw ga ngerti" Tiara ga ngerti dengan ucapan Jordan

"Sudahlah elo jangan banyak tingkah" Jordan kembali keluar dari tempat itu padahal ia baru sebentar di hadapan Tiara, ia keluar sambil membanting pintu seperti biasanya.

Dasar aneh guman Tiara

Tiara mencoba berjalan ke arah pintu dengan membawa bangkunya, telinganya ia dekatkan ke pintu.

Sepi sekali ga ada suara yang terdengar hanya bunyi jangkrik aja, aku ada dimana ini, coba siang aku bisa liat keadaan diluar, eh tapi disini yang ada jendela hanya di kamar mandi.

Tiara mulai berpikir dimana ia sekarang berada. Hari mulai beranjak malam tanda-tanda kedatangan Jordan sepertinya nol besar. Tiara mulai merasa lapar, ia hanya makan tadi pagi saja, itupun hanya beberapa suap, perutnya mulai melilit, tapi ia mencoba kuat.

Tiara yang mulai gelisah, matanya mengamati tempat tersebut. Ia berjalan mendekati bangku yang biasa Jordan duduki, tampak sebuah kotak besi disebelah bangku.

Tiara mencoba membuka kotak tersebut dengan susah payah karna tangannya masih diikat. Setelah berhasil membuka kotak tersebut, ia terlihat senang.

Wow kebetulan sekali dikotak ini ada pisau kecil, aku akan membuka ikatan tangannya guman Tiara.

Dengan usaha yang keras ia berhasil melepas ikatan tangannya. Tiara segera berjalan ke arah kamar mandi sambil membawa bangkunya, ia juga masih memegang pisau tersebut.

Setelah mencoba melihat luar dari jendela, Tiara keluar dari kamar mandi.

Jalan satu-satunya untuk keluar dari tempat ini hanya melalui pintu, tapi gimana cara buka pintunya, ah aku ingat seperti di film action, aku akan mencari sesuatu di kotak itu mungkin ada kawat.

Tiara berbicara sendiri, tangannya mulai mencari barang yang ia inginkan. Kotak ini tidak terlalu besar tapi berguna juga. Setelah membongkar isi kotak, ia akhirnya menemukan barang yang ia cari, dengan cepat ia berjalan ke arah pintu.

Beberapa menit Tiara mencoba membuka kunci pintu, ia tak putus asa, sampai akhirnya pintu terbuka. Tiara melihat ke kiri dan ke kanan, aman batinnya, dan ia segera kabur dari tempat tersebut, ia menutup pintu dulu sebelum kabur.




Sorry ga bisa update seminggu sekali
※※※※※※
Tbc

Victim of Love ▪ Yixing✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang