45.

87 8 0
                                    


"Maaf kalian jadi pada marah seperti ini" Sanny jadi tidak enak melihat keduanya saling menatap dengan tajam.

Tiba-tiba hp Tiara berbunyi

Lay menelpon dengan menggunakan video call, Tiara berusaha menahan amarahnya, ia berdeham terlebih dahulu agar suaranya tidak terdengar aneh.

Halo
Halo sayang, lama sekali baru diangkat, aku kangen
Maaf aku sedang makan. Kamu udah kangen aja, baru juga tadi pagi aku ke sini,
Kamu sekarang lagi dimana?
Oh ini, aku lagi makan sama temanku Sanny, itu lho cewek yang pertama kali ketemu pas di ruanganku (Tiara segera mengarahkan hpnya ke Sanny, tapi tidak ke Dewo, Sanny melambaikan tangannya ke Lay)
Sepertinya suara kamu agak beda, apa perasaan aku aja, kamu baik-baik aja khan disana
Tiara menganggukkan kepalanya, ia berusaha menyembunyikan kegugupannya agar Lay tidak curiga.
Kamu jangan lama-lama disana
Iya, aku akan usahakan secepatnya balik ke Jakarta
Kamu tadi sudah bilang ke bos kamu
Aku belum sempat, tadi aku sibuk, baru besok aku buat surat pengunduran dirinya.
Ya sudah, sekarang aku mau makan juga, cepat balik ya
Iya bawel, kamu sakit malah jadi manja banget
Biarin sama calon istri sendiri, dah by

Lay segera menutup telponnya

Dewo dan Sanny hanya diam terpaku mendengarkan pembicaraan antara Lay dan Tiara ditelpon.

"Tia, Lay manja seperti tadi tapi waktu itu bukannya dia yang manjain kamu" tanya Sanny.

"Tau darimana Lay manjain aku, apa kalian ngikutin aku waktu itu" Sanny hanya tertawa tanpa menjawab pertanyaan Tiara.

"Itu luka Lay seberapa parah Tia, tadi aku lihat dia masih pucat" tanya Sanny mengalihkan pembicaraan.

"Jangan salah San, Lay manja karna dia lagi sakit. Untuk lukanya banyak banget. Tangan dan kaki kanan patah katanya ketiban body mobil, kepala luka, badan bagian dalam sepertinya juga, kemarin sempat drop lagi"

"Terus selama ini kamu ga pernah nengokin dia gitu, ampun dech Tia, jahat banget sich kamu, cowok seperti dia dianggurin begitu aja" Sanny menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sorry kami lagi bertengkar waktu itu, makanya aku ada di sini, aku minggat ke rumah eyangku"

"Kenapa?" Tanya Sanny heran.

"Kepo kamu, udahlah itu urusan kami berdua, kamu ga perlu tau, yang penting kami sudah baikan"

Terjadi keheningan kembali, Tiara sekarang sudah bisa menahan amarahnya.

"Kalian mau nambah makanan lagi boleh, atau kita pulang aja"

"Jangan Tia, masih banyak yang aku belum tau, itu trauma sudah berapa lama? Apa sekarang masih?" Tanya Sanny.

"Alhamdulillah sudah berangsur hilang, lama juga aku trauma sejak SMP, bisa hilang karna aku diculik lagi, aku mencoba berani, padahal waktu kabur hari mulai gelap, aku sempat bertemu Jordan sang penculik di jalan, saat itu aku sangat ketakutan tapi aku sembunyi diatas pohon, pas turun dari pohon karna gelap aku ga bisa lihat seberapa jauh jarak ke tanah ya jadi aku keseleo. Dengan jalan perlahan aku bisa balik juga ke vila tempat Lay dan teman-temannya berada"

"Penculiknya ditangkap ga" tanya Dewo. Tiara menggelengkan kepalanya.

"Kalian tau tidak, kemarin pas aku di Surabaya ketemu sama penculiknya"

Sanny dan Dewo terkejut. Tiara dengan cepat bicara lagi

"Untungnya Jordan sudah tobat, waktu ketemu lagi aku takut, udah mau lari tapi Jordan malah ngajak ngobrol, ya aku ikutin mau ga mau"

"Syukur dech, aku pikir kamu diculik lagi" ucap Dewo cemas

"Jangan sampailah, stress tau diikat, dipukulin, makan dikasih sehari satu kali aja, itu berhari-hari, kalian bisa bayangin sendiri dech" Tiara menghela napasnya dengan kasar.

Victim of Love ▪ Yixing✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang