51.

147 12 0
                                    


Lay dan Tiara telah di kamarnya. Tiara terlihat sangat canggung berada berdua di kamar saat ini, walaupun dia pernah tinggal berdua dengan Lay tetap saja dirinya gelisah.

"Kenapa" tanya Lay melihat Tiara duduk gelisah di depan meja rias.

"Tidak apa-apa" jawab Tiara sambil membersihkan make up di wajahnya.

"Aku mandi dulu" Lay masuk ke kamar mandi dengan santai.

Beberapa menit kemudian, Tiara telah selesai membersihkan wajahnya, dia berjalan mondar mandir di depan kamar mandi. Lay belum keluar juga dari kamar mandi padahal sudah setengah jam lebih dia di dalam, Tiara duduk kembali.

Ga mungkinkan kita melakukannya sekarang, aku belum siap guman Tiara sambil melamun.

Tiara tidak menyadari Lay telah keluar dari kamar mandi, Lay masih mengusap ramburnya dengan handuk.

"Sayang, mandi gih, badan kamu pasti gerah" Lay mendekati Tiara.

"Hai melamun ya, sampai suami ngomong ga dengar" Lay mengelus pipi Tiara dengan lembut.

"Hah, memang kamu ngomong apa barusan" Tiara baru sadar Lay telah berada didekatnya.

"Aku nyuruh kamu mandi, mikir apa sich, sampai melamun begitu, aku tau kamu belum siap, aku ga akan maksa, sampai kamu siap"

"Tapi itu hak kamu"

"Sudah ga usah dipikirin, mandi dulu sana keburu abis magribnya, jangan lama-lama" Lay menuntun Tiara ke kamar mandi.

Tiara akan menutup pintu kamar mandi tapi ditahan oleh Lay.

"Mau ngapain, katanya nyuruh aku mandi"

"Sebentar aku mau wudhu lagi, padahal tadi udah, lupa malah nyentuh kamu" Tiara hanya tersenyum kecil, dia mulai terbiasa dengan sifat Lay yang sering lupa.

Tiara melihat Lay mengambil wudhu.

"Aku duluan ya sholatnya, takutnya kamu mandi lama, nanti pas isya aja kita sholat bareng, buruan mandinya jangan lama-lama" Lay segera menutup pintu kamar mandi.

※※※※※※

Tiara di dalam kamar mandi kebingungan, dia lupa bawa baju ganti gara-gara tadi melamun, akhirnya dia memberanikan diri untuk memanggil suaminya.

"Lay, bisa minta tolong, ambilkan baju aku, tadi aku lupa bawa"

Lay yang sedang bermain game di tempat tidur segera menghentikannya terlebih dahulu lalu ia membuka koper istrinya.

Tok, tok, tok

Terdengar suara pintu diketuk. Lay perlahan jalan mendekati pintu dan membukanya.

Pesanan makanannya telah datang, setelah ia memberi tips, pelayan tersebut keluar.

"Sayang, lama sekali nyari bajunya" Tiara mulai memanggil suaminya lagi.

Lay masih sibuk menata makanan yang baru saja datang, ia menyalakan lilinnya terlebih dahulu baru mengambil baju Tiara yang dia letakkan di tempat tidur.

"Sayang"

"Iya, iya ini bajunya, buka dulu pintunya" Tiara menerima bajunya dengan senang dan tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada suaminya.

Setelah rapi ia keluar dari kamar mandi, ia mencium bau makanan dan mendekati suaminya di ruang tengah.

"Baunya enak, jadi lapar aku"

"Eit, entar dulu makannya, kamu belum sholat magrib" Lay dengan galak mengusir Tiara agar segera melaksanakan sholat magrib.

Selesai sholat Tiara mendekati Lay.

"Kita belum pernah dinner romantis khan" Lay mencium bibir Tiara sekilas, muka Tiara langsung bersemu merah.

"Kamu selalu romantis, teman-teman aku sampai meleleh melihatnya"

"Ini makanan aman khan buat aku"

"Amanlah, masa aku lupa"

"Hmm, siapa tau" Tiara tersenyum manis. Ia duduk disebelah Lay.

Mereka makan saling menyuapi, Lay memesan makanan yang disukai Tiara ada daging dan ayam dengan berbagai macam olahan yang mengundang perut ingin minta diisi. Makanan penutup diisi dengan puding coklat kesukaan Tiara.

Selesai makan, Lay sengaja mengajak Tiara berdansa. Lay menyalakan lagu-lagu romantis dari hpnya.

"Capek tidak sayang" tanya Lay setelah mereka berdansa beberapa lagu, akhirnya mereka duduk kembali

"Capek sich, tapi aku senang, gak nyangka aja kita akhirnya sudah resmi menikah, aku tadi pagi gelisah, takut kamu lupa"

Lay memeluk Tiara dengan erat. Lay meletakkan kepalanya diceruk leher Tiara.

"Ya ga mungkinlah, aku sekali napas aja bacanya, dah langsung sah tadi, kasian kamu dong, kalau aku lupa, dah dandan cantik-cantik" Lay tersenyum manis ke arah Tiara, dengan gemas Lay mendekati muka istrinya lalu ia mulai mencium pipi, hidung, dan bibir Tiara.

"Aku bahagia jika kamu selalu ada disisiku, setiap saat aku bisa melihatmu selalu, aku berdoa terus agar kita selalu langgeng sampai tua, jangan ada kerikil-kerikil tajam di rumah tangga kita"

"Maunya aku begitu, tapi kita gak tau ke depannya gimana, apa yang direncanain sama Allah, aku terima saja"

"Kemarin acara midodareni gimana lancar khan, aku yang mandiin mama, ayah, kakakku, terus eyang sama bude dan terakhir tante aku kalau kamu sama siapa aja"

"Lancar, yang mandiin aku mama, papa, kak Amanda sama tante aku. Ribet juga ngikutin acara adat, besok masih ada juga khan" tanya Lay agak menggerutu.

"Hush ga boleh begitu, kita cuma sekali seumur hidup ngejalanin itu, kita sama aja melestarikan budaya bangsa tau" Lay tersenyum, dengan gemas ia mencium pipi Tiara lagi.

"Iya, iya istriku yang cerewet, aku heran kenapa kamu sekarang banyak ngomong, perasaan waktu baru kenal kamu seperti pendiam"

"Ya kali baru kenal banyak omong, tanya tuh sama kakakku atau sama Aming, aku gimana sehari-harinya"

"Iya, aku dah mulai tau, dua bulan kita tinggal bersama masa aku lupa. Hmm sayang, kira-kira kamu mau punya anak berapa?"

"Mungkin 2 atau 3, mau laki atau perempuan sama saja"

"Kalau itu mau kamu, aku ikut aja, aku juga ga akan maksa anak-anak kita untuk ngikutin kemauan aku, terserah mereka maunya gimana kita ikutin yang penting tidak berbuat yang dilarang agama, aku akan mendidik mereka sama seperti kedua orang tuaku, agama tetap nomor satu"

"Aku juga begitu, Amiin, dah malam kita tidur tapi sebelum tidur kita sholat isya dulu"

"Oke" keduanya segera berjalan ke kamar mandi dan segera mengambil wudhu.

Selesai sholat mereka langsung tertidur karna capek seharian beraktifitas.

※※※※※※

Tbc

Sorry pendek

Victim of Love ▪ Yixing✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang