Prolog

385 41 6
                                    

TRINGGGGG!!!!!!......

Saat yang seluruh siswa nantikan akhirnya tiba. Saat dimana bel tanda berakhirnya kegiatan belajar mengajar telah selesai. Seperti pasukan semut semut, siswa dan siswi SMAN 1 Bandung berhamburan keluar gerbang sekolah, tak sabar ingin segera pulang. Padahal pada kenyataannya di setiap sekolah yang ada, tidak semua siswa langsung pulang. Ada yang nongkrong dulu lah, kerja kelompok lah, main kerumah temen lah, ada juga yang masih stay di sekolah.

Seperti yang saat ini Desti lakukan, dia lebih memilih jajan dikantin dulu karena memang hobby-nya makan dan sudah terbiasa seperti ini ketika pulang sekolah.

Seperti biasa ketika pulang Desti akan mengunjungi kantin terlebih dahulu dan membeli es piscok mang Juned langganannya. Bukan hanya suka es piscok-nya saja, Desti juga suka pedagangnya. Karena dia bilang pedagangnya mirip sama idolanya. *itu sih pelampiasan namanya hehe* Tapi dia suka bukan berarti cinta, hanya sebatas penggemar karena tampang Juned yang dibilang mirip idolanya.

"Mang, piscok 3" ucap Desti.

Juned yang sudah akrab dipanggil mang oleh Desti menengok "Oh neng Desti, Siap neng!" Balas Juned sambil mengacungkan jari jempolnya.

"Ok mang, seperti biasa ya, anterin ke meja paling pojok sana" sambungnya sambil menunjuk ke arah meja paling pojok yang berada dikantin.

"Ok"

Kemudian Desti langsung pergi ke meja paling pojok yang tadi ditunjuknya. Bukan tanpa alasan Desti memilih meja paling pojok, karena menurutnya meja itu jauh dari kerumunan orang. Tidak terlalu berisik. Jadi dia bisa menonton video idolanya tanpa memakain headset yang bisa membuat telinganya menjadi budek.

Desti mendudukkan bokongnya lalu merogoh saku seragamnya untuk mengambil benda pipih berwarna hitam miliknya. Dia mengirim pesan di grup pribadinya yang dinamai *INSAP WOY INGET UMUR* yang hanya beranggotakan 3 orang, yaitu Desti dan dua temannya yang biasa disebut Ara dan Ica.

Woy pada dimana? Ini piscok
udah gw pesenin elahhhhhhh
02.39

Juned pun datang dengan tiga piscok yang tadi dipesannya "Ini neng, seperti biasa, semuanya Rp.15.000" ucap Juned.

Desti merogoh saku seragamnya untuk mengambil uang dan membayarkannya kepada Juned. "Nih mang, sisanya ambil aja," ucap Desti sambil menyerahkan satu lembar uang Rp.10.000 dan satu lembar uang Rp.5.000. Tidak lupa pula dengan senyuman jail khasnya.

"Yaelah si eneng, udah 2019 masi aja becanda kayak begitu" ucap juned.

Desti hanya membalasnya dengan cengiran.

Lama menunggu temannya datang Desti memutuskan untuk memakan piscok-nya duluan. Dan mengirim pesan lagi di grup chat yang sama.

Kgk dtng, ni piscok gw abisin
semua.
02.44

Ara
Iye elah lu bawel bat kek
emak" yang bawa motor
sen kiri belok kanan:v
02.44

Ica
Gw masi di perpus btw
02.45

Ara
@ica Sok iye lu, segala ke perpus
02.45

@ica Angin dari mane?
02.45

Ica
Brisik_-
02.45

Tidak lama kemudian Ara datang dengan setumpuk buku yang dibawanya ditangan.

Ciri-ciri orang bobrok insap ucap Desti dalam hati.

Tanpa sepatah katapun Ara langsung duduk dibangku kosong dan memakan piscok miliknya dengan sangat lahap. Kelihatan dari wajahnya, Ara sepertinya sangat lapar.

"Busett dah bocah, bilang makasih kek, apa kek, maen embat bae tu piscok" semprot Desti yang dihadiahi cengiran khas dari Ara

"Hehe, makasih." Balas Ara. Menurut Ara satu kata saja sudah cukup daripada harus basa basi ala anak alay.

"Hm"

Tidak lama kemudian cewek berkacamata yang akrab dipanggil Ica datang, tidak lupa pula dengan buku-buku yang dia bawa dari perpus tentunya.

"Es lu udah cair" ucap Ara yang sedang menghabiskan piscok-nya yang tinggal seperempat dari satu porsi piscok.

"Iyakah?" Tanya Ica yang ngos-ngosan karena tadi sedikit berlari.

Desti yang masih sibuk melihat video di benda pipih yang ada ditangannya tidak ingin terjerumus kedalam percakapan kedua makhluk yang sekarang berada dihadapannya.

"Cek aja" balas Ara yang tidak mau membahas topik unfaedah panjang kali lebar kali tinggi.

Ica mendudukkan bokongnya dan menyimpan buku-buku yang dia pegang ke atas meja. Dan membuka bungkusan piscok yang dikata Ara sudah mencair. Memang sih, piscok-nya sudah sedikit cair, tapi masih bisa dimakan bukan?

***

TBC

Gimana prolognya? Hehe.
Tunggu chapter satu dipublikasikan ya, nanti ada bagian Desti kerdusin orang kok:)

Sampai jumpa di chapter 1:)) 👋👋👋

Cewek KerdusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang