17. Penyelesaian

33 3 0
                                    

Rey terus melajukan mobilnya hingga sudah setengah jalan dia baru ingat bahwa dia meninggalkan Desti di kafe tadi. Rey memutar balik mobilnya menuju kafe untuk menemui Desti dulu. Namun saat sampai di kafe dia tidak melihat keberadaan Desti. Rey berfikir mungkin Desti sudah pulang. Akhirnya Rey menempuh perjalanan menuju tempat dimana adiknya di sandra. Ya,yang meneleponnya tadi adalah Aldi, dia menyandra adiknya.

Setelah sampai di tempat adiknya di sandra, Rey langsung turun dari mobil dan melihat sekeliling, ternyata tempat ini hanya gedung kosong atau mungkin tempat penyimpanan barang.

Tidak membuang waktu lagi, Rey langsung memasuki gedung itu dan langsung dikejutkan oleh pemandangan yang tidak mengenakkan hatinya. Bukan hanya Ghea, ternyata Desti juga ikut di sandra, mungkin saat Rey pergi tadi Desti langsung di culik oleh orang-orangan Aldi.

"Rey akhirnya lo datang juga" ucap Aldi sambil menyeringai picik.

"Sialan lo" umpat Rey sambil memegang kerah baju Aldi. "Lepasin mereka!" Gertaknya dengan penuh penekanan.

Aldi masing memasang wajah tengilnya. "Coba aja kalo bisa" ucap Aldi. "Dan gue punya ini" ucap Aldi mendorong Rey dengan keras sambil mengeluarkan pistol dari balik bajunya.

"REY!!" Ucap Desti dan Ghea secara bersamaan.

Rey tersungkur dan perutnya di injak oleh kaki Aldi.

"Sekarang gue kasih lo pilihan. Lo pilih ngorbanin.. Desti" ucap Aldi sambil mengarahkan pistolnya ke arah Desti. "..Ghea, atau.." ucapnya sambil mengarahkan pistol ke arah Ghea lalu mengarahkannya ke arah Rey. "Nyawa lo sendiri" ucapnya sambil tertawa picik.

"Aldi! Dasar penjahat!" Ucap Ghea sambil meronta, berusaha melepaskan diri.

"Penjahat? Iya gue emang penjahat. Lo mau lihat gue yang lebih jahat?" Ucap Aldi sambil menyeringai licik.

"Coba aja kalo bisa!" Tantang Ghea.

"Sialan lo!" Umpat Aldi.

"Halah pecundang!" cibir Ghea.

"Jaga ucapan lo!" Ucap Aldi sambil mengarahkan pistolnya ke kepala Ghea. "Atau gak, gue bakal-" ucapannya terputus oleh Ghea.

"Atau apa? Atau lo tembak kepala gue? Silahkan! Asal lo lepasin mereka berdua" ucap Ghea dengan berani.

"Ghea lo apa-apaan sih! Disini gue yang jadi kakak lo, jadi ini semua tanggung jawab gue. Biar gue aja" ucap Rey.

"Gak! Rey lo gak boleh mati" ucap Desti lirih.

"Halah bacot lo semua! Lo semua yang akan gue bunuh satu persatu!" Ucap Aldi.

"Yakin lo berani bunuh kita?" Tanya mereka bertiga dengan nada meremehkan.

Sementara Aldi mulai bingung sekarang, mungkin saja ini rencana yang dimainkan mereka bertiga supaya bisa bebas.

"Maksud lo semua?" Tanya Aldi sebelum terjebak dalam rencana mereka.

"Lo itu bodoh atau gimana sih? Udah jelas pistol yang lo pegang gak ada pelurunya. Ngelawak lo?" Ucap Ghea meremehkan.

Aldi kaget? Tentu saja! Bagaimana bisa? Aldi mencoba menarik pelatuk pistol yang dipegangnya namun tidak terjadi apapun, benar kata Ghea. Sepertinya memang tidak ada peluru di dalam pistol ini. Gawat! Dia harus segera kabur, pikirnya.

Namun sebelum dia lari, kedua tangannya sudah di borgol oleh seseorang. Dan dia diseret paksa oleh orang itu ke dalam mobil. Tentu saja untuk diserahkan kepada pihak yang berwajib.

"Awas lo semua! Gue akan bales semuanya!" Teriak Aldi sambil diseret paksa meninggalkan tempat itu.

Rey segera melepaskan ikatan Desti dan Ghea.

"Tapi Ghe.. kenapa lo bisa tau kalo kita bakal disekap disini?" Tanya Rey heran setelah masalahnya selesai.

"Karena gue" buka Ghea, tapi Gilang yang menjawab Rey. Masih inget Gilang? Temen seperkumpulan Aldi. Kalau lupa baca lagi chapter 9.

"Gilang? Bukannya lo temen Aldi?" Tanya Desti heran.

Gilang hanya mengangguk.

"Yahh, gue gak bisa liat orang yang gue sayang dicelakai sama temwn gue sendiri. Lagian gapapa kali kalo gue hianatin Aldi, toh perbuatannya buruk banget" ucapnya santai.

"Oh iya Ghe, apa yang buat lo sadar kalo Aldi itu gak baik?" Tanya Rey heran tapi senang bisa melihat adiknya sudah sadar kalau Aldi bukan anak baik.

"Nih" ucap Ghea sambil menunjuk gilang.

"Gilang?" Tanya Rey dan Desti serempak.

Flashback On

Ting nong!

Ghea berjalan keluar rumahnya, sepertinya ada tamu, atau mungkin saja kurir yang mengantar paket. Ghea membuka pagar rumahnya, ternyata temannya Aldi.

"Gilang? Tumben lo ke rumah gue?" Tanya Ghea heran.

"Gue... Suka sama lo" ucap Gilang tanpa berpikir panjang.

"Tapi kan lo tau kalo gue pacarnya Aldi"

"Lo itu udah putus Ghe sama Aldi. Dan lo sendiri yang mutusin"

Ghea malas jika ada orang yang mengatakan bahwa dirinya dan Aldi sudah putus, tidak kakaknya, tidak Aldi, dan tidak orang lain. Selalu saja seperti itu, sebenarnya apa yang terjadi dua tahun lalu? Ghea sama sekali tidak mengingatnya, apa benar bahwa dan dia dengan Aldi telah berakhir?

"Gak ada bukti. Jadi lo mending pulang" ucap Ghea sambil menutup pagar rumahnya.

Namun segera ditahan oleh Gilang.

"Gue ada! Lo ikut gue" ucap Gilang sambil menarik  tangan Ghea tiba-tiba.

Sekarang keduanya berada di depan suatu tempat. Tempat dimana kejadian dua tahun lalu Ghea mabuk dan esoknya sikap Aldi mulai cuek padanya.

Tanpa banyak bicara Gilang membawa Ghea ke ruangan CCTV yang ada di tempat itu.

Ghea melihat kejadian itu lewat layar, meskipun sudah dua tahun, ternyata rakamannya masih ada. Sekarang Ghea menemukan jawabannya, ternyata memang dia yang memutuskan Aldi. (Isi rekaman di chapter 13. Seperti yang dijelaskan Rey sama Desti)

Sekarang Ghea sadar, bahwa dia bukan siapa-siapa lagi bagi Aldi. Tapi entah kenapa dia tidak merasa sesih sama sekali.

Sekarang keduanya sudah duduk di salah satu kafe yang tidak jauh dari tempat tadi.

"Makasih karena lo udah kasih gue bukti. Tapi gue belum bisa nerima lo, sorry" ucap Ghea.

"Ya, gue bisa ngerti. Tapi bukan itu, sekarang lo dalam bahaya. Aldi rencanain sesuatu. Kalo fia datang ke lo, lo pura-pura terima aja dan ikutin alurnya. Gue udah buat rencana dan gue ada di pihak lo. Gue tau gue udah berkhianat sama dia, tapi gue juga gak bisa biarin dia buat kejahatan lagi" jelas Gilang.

"Yah gue ngerti, makasih buat semuanya. Gue pulang duluan" ucap Ghea.

"Mau gue anter?" Tawar Gilang

"Enggak makasih" ucap Ghea dan tersenyum lalu meninggalkan tempat itu.

***

Ok guys, maap lama update, jadi ini cara penyelesaian masalahnya, aku juga gak tau masuk akal atau enggak wkwk. Maaf kalo typo ya.

Semangat jalanin puasanya yaaa!!!!

Jangan lupa tinggalin jejak, see you at next chapter guys:*

Cewek KerdusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang