Setiap perempuan pasti ingin terlihat cantik. Sama seperti yang sedang Desti lakukan sekarang. Dia sedang merias dirinya di depan cermin. Desti memakai bedak bayi dan sedikit liptint di bibirnya agar tidak terlihat pucat. Rambutnya ia biarkan tergerai begitu saja.
Setelah selesai merias diri, Desti membereskan buku-buku yang akan dibawanya ke dalam tas. Memakai kaus kaki berwarna hitam karena menurut Desti hitam tidak mudah kotor. Dan ukurannya pun hanya sampai bawah mata kaki, tidak nyaman rasanya jika Desti memakai kaus kaki sampai pergelangan kaki apalagi sampai dengkul.
Desti memakai sepatu kets nya yang berwarna putih lalu menggendong tas-nya dan berjalan menuju ruang makan yang langsung terhubung dengan dapur.
"Pagi kak" sapa Desti.
"Udah buruan makan, ntar takut telat" ucap kean.
Desti duduk di salah satu kursi dan langsung memakan sarapannya. Hening, hanya ada suara garpu dan sendok yang beradu dengan piring di ruangan itu.
"Sekali-kali lo kek yang masak. Masa tiap pagi gue harus masak nasi goreng, siang beli nasi padang, malem bikin ceplok telor. Berasa kayak ibu-ibu gue" omel Kean tiba-tiba.
Desti menghentikan aktivitas makannya dan menatap Kean. "Kan perjanjiannya gitu. Lo masak, gue beres-beres+cuci cuci. Lagian kalo gue yang masak emang bakal dimakan?" ucap Desti santai. Lalu memasukkan sesuap nasi goreng ke mulutnya.
"Begini ya, lo kan cewek, udah pasti jadi ibu, emang lo gak mau belajar masak? Mau dikasih makan apa nanti anak sama suami lo?" Ceramah Kean.
"Tap-"
"Gak ada tapi-tapian. Mulai hari ini lo harus belajar masak sama tante Audy. Kalo nolak duit jajan lo gak bakal gue kasih"
Audy adalah adik dari ibu Desti. Rumahnya berada tepat di sebrang jalan rumah Desti. Jika kalian ada yang bertanya kemana keluarga Desti? Jadi Ayah Desti itu punya ternak di luar kota, dan Ibu Desti adalah seorang guru di sekolah Desti yang sekarang, tapi tugasnya di pindahkan ke kota tempat ayah Desti berternak. Dan Desti juga mempunyai adik perempuan yang usianya 5 tahun lebih muda dari Desti.
"Tapi kak, hari ini gue ada latihan Band dua hari doang kok, kalo ini udah selesai, janji deh, gue bakal belajar masak" ucap Desti.
Kean menghembuskan nafas perlahan.
"Yaudah" pasrah Kean.
***
"Aldi!!!" Teriak Desti ketika melihat Aldi dan teman-temannya sedang berjalan tidak jauh dari arahnya berdiri sekarang.
Sementara Aldi yang merasa terpanggil menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Desti. Dan teman-temannya pun ikut menoleh.
Desti tersenyum, lalu berlari ke arah dimana Aldi dan teman-temannya berdiri sambil melihat kearahnya.
"Ayo" ucap Aldi. Lalu mereka berjalan menuju ruang musik untuk berlatih.
Aldi membuka pintu ruang musik tersebut dan masuk seperti biasa. Sementara Desti, dia malah diam dan berdiri di ambang pintu sambil memperhatikan isi ruangan tersebut.
Di ruangan itu terdapat banyak jenis gitar, beberapa keyboard dan dua buah piano. Disana juga terdapat biola, drum, beberapa mikrofon, dan panggung berukuran kecil. Ada pula alat musik tradisional, pokoknya lengkap. Dindingnya di cat hitam putih garis-garis.
"Desti" panggil Aldi yang sudah duduk sambil memangku gitar.
Desti mengerjapkan matanya beberapa kali, tersadar akan lamunannya. Desti melangkah masuk ke ruangan tersebut dan langsung menyalakan Keyboard. Desti mengetes keyboard itu terlebih dahulu, karena dia sudah lumayan lama tidak memainkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Kerdus
Teen Fiction"Lo tau upil gak?" Tanya Desti yang mulai ngerdus. "Gak" jawab Rey dengan nada cuek dan masih menatap lurus kearah lain. "Sok-sokan sih jadi anak SMA, upil aja gak tau, lulusin tekah dulu sana" ucap Desti. Rey hanya melirik Desti sekilas. Dan memuta...