18. Akhir?

35 3 0
                                    

"Yah gue ngerti, makasih buat semuanya. Gue pulang duluan" ucap Ghea.

"Mau gue anter?" Tawar Gilang

"Enggak makasih" ucap Ghea dan tersenyum lalu meninggalkan tempat itu.

Flashback off

"Semenjak hari itu gue minta maaf ke Desti atas perlakuan gue selama ini ke dia. Karena dia juga terlibat sama Aldi, jadi gue ajak dia buat kerjasama" ucap Ghea menjelaskan yang sebenarnya terjadi.

"Bener Des?" Tanya Rey.

Desti hanya mengangguk sambil nyengir manjalita.

"Kenapa lo gak bilang sama gue?" Tanya Rey agak kesal.

"Emang lo siapa?"

"Jadi gue gak di anggap?"

"Becanda" ucap Desti sambil tersenyum.

Merasa masalahnya sudah selesai, Ghea harus kembali ke rumah. Karena dia tidak boleh pulang sampai larut kalau tidak mau dimarahi Ayahnya.

"Gue pulang duluan Rey, abis gini jangan lupa anterin Desti pulang, jangan mangkal" ucap Ghea seperti orang lebih tua yang menasehati Rey.

"Ini yang kakak gue atau lo? Kok lo yang-" belum selesai Rey berbicara, namun Ghea langsung menghiraukannya.

"Halah kelamaan, udahlah ayok Lang, anter gue pulang" ucap Ghea langsung menarik lengan Galang dan langsung pergi meninggalkan dua manusia tersebut.

Rey yang melihat adiknya pergi hanya bisa melongo dan tersadar oleh ucapan Desti.

"Kita bakal disini aja?" Tanya Desti.

"Oh! Ayo pulang" ucap Rey.

Rey berjalan duluan meninggalkan Desti yang masih berdiri di tempatnya. Dia sadar ketika tidak mendengar langkah di belakangnya, alhasil dia balik lagi menghampiri Desti.

"Kenapa belum jalan?" Tanya Rey heran.

"Ish gak peka!"

Lalu Desti meninggalkan Rey sambil sesekali menghentakkan kakinya karena kesal.

Sesampainya di rumah Desti, Desti masih belum juga berbicara sedikitpun setelah kejadian di tempat tadi.

"Marah?"

Hah? Marah? Untuk membenarkan kata itu pun Desti belum punya hak. Sejak di tempat tadi Desti kira Rey akan melanjutkan menembaknya, ternyata sudah lupa.

Rey yang melihat Desti masih memakai helm akhirnya membantu Desti membukakan helmnya.

"Lo kenapa? Perasaan tadi baik-baik aja" ucap Rey.

"Gue tuh lagi kesel"

"Kesel kenapa?"

"Halah udahlah susah ngomong sam-"

Ucapan Desti berhenti ketika Rey tiba-tiba menempelkan bibirnya pada bibir Desti. Cukup lama bibir mereka bertaut, tapi mereka hanya diam satu sama lain.

Rey melepaskan bibirnya dari bibir Desti.

"Be mine?" Ungkap Rey.

Saat itu pula Desti tersadar dari lamunannya. Pipinya sekarang memerah seperti kepiting rebus  dan tentu saja dia sedang menahan malu sekarang.

Desti memukul ringan lengan kokoh Rey.

"Ish nyebelin banget sih lo, nyolong first kiss gue" ucap Desti kesal.

"Hehe sorry, jadi gamau?" Tanya Rey dengan nada sesikit keweca.

Desti hanya diam saja, dia tidak tahu harus mengucapkan kata apa untuk menjawab perasaan Rey.

Cewek KerdusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang