13. Tentang Aldi (2)

39 4 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi. Desti berjalan tergesa-gesa menuju parkiran sekolah. Seharian ini dia tidak melihat batang hidung pujaan hatinya, alis Devian Clow Reysha. Desti pun heran, biasanya makhluk itu akan mengganggunya. Apakah Desti merasa kesepian? TIDAK! Desti menggelengkan kepalanya.

Saat Desti sampai di parkiran, dia hadiahkan dengan pemandangan yang tidak mengindahkan hatinya. Desti melihat Rey membonceng cewek yang Desti lihat beberapa jam lalu. Ya, cewek itu adalah Ghea, cewek yang melabraknya di kantin saat jam istirahat dan menuduhnya berpacaran dengan Aldi.

See? Siapa yang selingkuh? Pantas saja Aldi meninggalkan perempuan itu.

Tapi yang terfikir dibenaknya saat ini adalah Rey. Apakah Rey menyimpan rasa pada Ghea? Atau Rey yang membuat Ghea berpaling dari Aldi? Terlebih lagi merek satu angkatan. Ternyata benar apa yang dikatakan teman bucinnya. Mencintai seseorang yang tidak mencintai dirinya hanya membuat luka. Baru kali ini Desti merasakan patah hati, walau tidak ada hubungan apapun.

"DOR!!"

Desti kaget saat seseorang menepuk pundaknya dan berkata keras di samping telinganya.

"ASTAGADRAGON!!!"

"Lo ngagetin gue aja, untung gue gak punya penyakit jantung" lanjut Desti sambil mengelus-elus dadanya.

"Lagian lo ngelamun aja. Napa? Liatin doi bonceng cewek lain?" Tanya Aldi sambil terkekeh.

"Apaan sih, doi siapa coba?"

"Halah, udahlah ayo latihan, besok perfome" ajak Aldi sambil merangkul Desti.

Selama latihan Desti hanya terfokus pada alat musik yang dimainkannya. Yang Desti inginkan saat ini hanya cepat-cepat pulang. Desti ingin mencari tahu, sebenarnya ada hubungan apa diantara Rey dan Ghea.

Setelah latihan selesai akhirnya Desti diantar pulang oleh Aldi. Karena sudah mau maghrib dan jarang sekali ada ojek.

"Makasih Dii" ucap Desti setelah turun dari boncengan motor Aldi.

"Santuy, lagian yang harus bilang makasih disini tuh gue, karena lo mau gantiin posisi temen gue meskipun sementara." Ucap Aldi. Tangan Aldi terulur mengucap pucuk kepala Desti sambil tersenyum. "Gue pulang ya" lanjut Aldi sambil menyalakan mesin motornya.

"Hati-hati"

Desti membuka pintu rumah, tapi apa yang dia lihat? Rey ternyata hendak keluar tapi jalannya terhalangi oleh Desti. Desti menatap Rey penuh tanya. Mata mereka saling tatap, seperti ingin membunuh satu sama lain.

Akhirnya Rey mengalah dan memutuskan untuk bejalan melewati samping Desti.

Tapi....

"Tunggu!" Seru Desti cepat sambil memegang pergelangan tangan Rey

***

Saat ini Desti seperti orang gila. Senyum-senyum sendiri, ngomong sendiri, bahkan kehaluannya sudah dititik paling atas. Itu semua karena perlakuan Rey sore tadi.

"Heh napa lu?" Kean ngeri sendiri melihat keadaan adiknya, takut-takut Desti diikuti hantu jalanan sampai kerumahnya.

Desti masih tersenyum membayangkan kejadian sore tadi.

Flashback On

"Tunggu!" Seru Desti cepat sambil memegang pergelangan tangan Rey. "Tumben lo hari ini kagak gangguin gue, biasanya juga pagi, siang, sore, malem, panas, hujan, badai gak berhenti gangguin" ucap Desti.

"Udah gue bilang berkali-kali gue gak suka liat lo sama cowok lain, apalagi sama Aldi" ucap Rey tegas sambil memegang bahu Desti dan menatap mata Desti.

Cewek KerdusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang