Desti membuka pintu toilet yang tadi dia masuki untuk mengganti seragamnya dengan kaos olahraga. Ya, setelah dari ruang UKS tadi, Desti langsung berjalan menuju toilet untuk mengganti pakaian. Karena jam pelajaran sebelumnya sudah habis dan diganti dengan pelajaran olahraga.
Setelah dari toilet, Desti berjalan menuju loker miliknya, dimana dia bisa menyimpan barang cadangan atau apapun, terserah dia. Desti melihat pintu lokernya sedikit terbuka. Dan ya, dia tadi lupa mengunci lokernya. Desti membuka pintu loker berniat menyimpan seragam sekolahnya disana.
Surat?
Tanya Desti dirinya sendiri dalam hati. Dia mengambil surat tersebut dan meletakkan baju seragamnya diloker itu, lalu menguncinya dan pergi menuju lapangan, karena teman kelasnya sudah berkumpul disana. Dan tentunya surat itu dia kantongin.
Matahari begitu terik saat itu, membuat Desti cepat berkeringat, padahal dia baru melakukan pemanasan. Dan mau tidak mau dia harus mengikuti pelajarn ini, hingga pelajan ini selesai. Dan bel tanda istirahat berbunyi.
"Des, kantin yuk!" Ajak Halna, teman satu bangkunya.
"Asyiap" jawab Desti meniru gaya Atta Halilintar.
Desti dan Halna pergi ke kantin untuk membeli minum, karena memang mereka habis olahraga, sudah pasti haus.
"Bu, air mineral dua" ucap Halna kepada ibu kantin.
"Ini neng" jawab si ibu kantin sambil memberikan dua botol air mineral.
Halna membayar minuman tersebut dan memberikannya satu lagi kepada Desti.
"Gue traktir" ucap Halna sambil memberikan satu botol air mineral yang dibelinya tadi.
"Oh, thanks" ucap Desti, lalu meneguk air mineral itu.
"Sama-sama".
Desti merogoh saku celana olahraganya, mengambil surat yang tadi dia kantongin sebelum mengikuti pelajaran olahraga.
Hai cewek kerdus. Lo gak cape apa ngerdusin semua cowok yang ada didunia ini? Habis lo kerdusin terus lo tinggalin gitu aja haha ngakak. Dasar murahan!
Desti membaca surat itu dalam hati. Meskipun dia tidak terima dengan hinaan yang ada dalam surat itu. Tidak apa-apa, sudah biasa. Dia meremas surat itu dan dilempar begitu saja kedalam tong sampah yang ada didekatnya.
Halna yang melihat hal tersebut sudah bisa menebak bahwa surat itu adalah surat hinaan atau ejekan yang menunjukkan bahwa Desti adalah cewek yang suka ngerdus. Halna pun sempat berpikir seperti yang orang lain pikirkan tentang Desti, namun setelah mendengar curhatan Desti, sekarang dia mengerti.
"Kenapa?" Tanya Halna berbasa-basi. Meskipun dia sudah tahu jawabannya.
"Biasa, netijen." Ucap Desti santai.
Desti beranjak menuju perpustakaan, karena ruangan itulah yang paling tenang kedua dari semua ruangan yang ada disekolah, setelah ruang kepala sekolah. Sementara Halna pergi ke kelas untuk menyalin tugas Desti.
***
Senja, kau sangat indah...
Tapi ada ciptaan tuhan yang lebih indah...Ucap Rey dalam hati sambil mulai menulis puisi di halaman buku pelajaran paling belakang, sambil membayangkan sosok gadis yang berhasil mencuri perhatiannya.
Matahari, Kau bersinar memberikan kehangatan...
Tapi ada ciptaan tuhan lain yang membuatku merasa lebih hangat...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Kerdus
Teen Fiction"Lo tau upil gak?" Tanya Desti yang mulai ngerdus. "Gak" jawab Rey dengan nada cuek dan masih menatap lurus kearah lain. "Sok-sokan sih jadi anak SMA, upil aja gak tau, lulusin tekah dulu sana" ucap Desti. Rey hanya melirik Desti sekilas. Dan memuta...