14. Bercerai Kita Runtuh

300 33 26
                                    

[lebih gaje dari kemarin. dan aturannya sudah acak!

btw, kenalin woey. pacar baru guwaa

 pacar baru guwaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

@nanajae

hyunjin di kemanakan?

aku bwang ke laut.Wkwkw.]







































***

Bercerai kita runtuh?

Kayak nggak masuk akal banget kalimat ini.

Ya jelaslah,

kalo mau cerai yang langsung ke pengadilan. Ngapain pakek runtuh segala. Ngerepotin tau nggak? Nggak mikir sih yang bikin pepatah.

Wokeh, lanjut.

Habis bersatu kita teguh. Pastilah ada bercerai kita runtuh. Jelas, dan bakalan terjadi. Sehabis mengembor-ngemborkan semangat 45, pasti nanti juga hancur sebab masalah inilah masalah itulah.

Ya, roda kehidupan selalu berputar. Itu hukum alam gaes.

Dan inilah, sehabis semangat-semangat ngerjain lomba, mading dan lain-lain. Ada saatnya kita pecah. Ada saatnya kita nggak kompak lagi.

Udah biasa kan?

Penyebabnya nggak jauh-jauh dari; nggak punya toleransi, sama-sama egois, rumor, dan beberapa perilaku ala juragan empang yang nggak kita suka.

Ya, wajar. Semua kelas juga gitu.

Namanya masih labil. Lagipula, kita punya ruang individu masing-masing kan. Tapi ya gitu, gue selaku anak netral alias gerakan non-blok. Tiap hari kena sugesti dari kelompok yang ini, kelompok yang itu.

Hilih, kuping gue panas.

"Eh, Far. Ini tuh mading nya masak kurang bagus. Nggak sopan kayaknya kalau buat dibaca guru." protes satu orang anak yang gue gak tahu namanya. Gak tau jenisnya manusia apa kagak. Bodinya juga gak jelas. Mungkin SAMPAH kali. Eh?

Nggak nggak.

Canda goblok!

Btw, nih anak minta gue begal ya. Udah pas ngerjain jadi juragan doang. Cuma gunting kertas bikin sampah. Lalu, dengan seenaknya komen sono-sini. HELOW. Otak dipakek mbak!

Kelas ArchimedesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang