Pertemuan

4.5K 301 82
                                    

"Apa kabar hyung?" sapa Hyunjin dengan senyum manisnya.

"..." Hyunjean malah meninggalkannya dengan wajah datar. Ia pun menghampiri eommanya.

"Jean" nyonya Seo, eomma mereka memeluk Jean erat. Jean awalnya ragu pada akhirnya membalas pelukan eommanya.

Sementara Hyunjin tidak mau ketinggalan, menghampiri keduanya dan memeluk mereka.

Akhirnya kita kembali bersama ~Hyunjin~

Nyonya Seo memegang wajah Jean, "eomma sangat rindu"

Dua hari lalu appa mereka meninggal. Hak asuh Hyunjean kembali kepada eommanya. Dahulu ketika Hyunjin dan Hyunjean berumur delapan tahun, orangtua mereka berpisah sehingga mereka juga harus berpisah. Hyunjin diasuh oleh eommanya sedangkan Jean oleh appanya.

Appa mereka saat itu membawa Jean pindah ke New York dan menikah dengan wanita lain. Appanya sangat mencintai wanita itu sehingga melupakan anaknya sendiri. Hyunjean kecil sering dimarahi dan dipukul oleh appanya karena wanita itu. Sehingga Hyunjean yang imut berubah menjadi dingin, suka merokok, dan berkelahi. Hyunjean sangat iri dengan Hyunjin yang tinggal dengan eommanya yang lembut dan penyayang.

Mengapa bukan aku yang bersama eomma ~Hyunjean~

  ***

"Jean, kamu harus makan banyak sayang, " eommanya menamberikan satu hidangan lagi kepada Jean. Jean hanya mengangguk. Ia masih merasa kaku. Dirinya tidak pernah merasakan kasih sayang ibu sejak sepuluh tahun lalu.

Di sisi lain, Hyunjin kesulitan menyumpit makanannya. Beberapa kali ia mencoba mengambil makanan dengan sumpitnya tetapi terus gagal, hingga akhirnya sumpitnya terjatuh dan menarik perhatian Jean dan eommanya yang sedang makan. 

"Kenapa sayang? " eommanya yang melihat sumpit di bawah langsung mengambilnya. Ia menatap tangan Hyunjin yang bergetar dan air matanya yang menetes. Eommanya langsung memeluk kepalanya dan mengusapnya lembut.

Hyunjean dapat melihat itu. Ia tampak bingung dan tidak suka dengan pemandangan itu. Begitu saja menangis. Dasar cengeng, pikirnya.

Eommanya menangkup wajah Hyunjin, "eomma suapi ya" ucapnya. Hyunjin mengangguk dan eommanya menyuapinya dengan lembut.

"Ck.. Apa kau bayi masih disuapi. Dasar manja!" Jean berlalu meninggalkan meja makan.

Kata-kata Jean sungguh menyakiti hati Hyunjin. Air matanya kembali menetes. Ia kehilangan nafsu makannya. Eommanya jadi merasa bersalah karena belum memberitahu yang sebenarnya kepada Jean.

"Eomma sudah ya, Hyunjin mau istirahat."

"Maaf, eomma memang belum memberitahu Jean, nanti akan eomma beritahu.

"Tunggu eomma ambilkan dulu obat kamu."

Malam itu, Hyunjin menangis di kamarnya, kepalanya kembali sakit dan ia tidak dapat merasakan kakinya. Tetapi ia tidak mau memberitahu kepada eommanya.

***

"Jean, eomma mau beritahu sesuatu"

"Iya"

"Adik kamu sakit, Gliomatosis Cerebri, brain tumor yang bersifat maligna. Bulan lalu eomma dan Hyunjin ke rumah sakit. Karena hyunjin yang terus-menerus sakit kepala, ia sampai menjambak rambutnya dan selalu muntah saat mau pergi sekolah. Eomma awalnya tidak percaya tetapi itu yang terjadi. Eomma sampai sekarang merasa bersalah, pertama kali dokter memberitahu hasil tesnya, eomma bahkan tidak bisa berkata-kata. Eomma mendiamkan Hyunjin selama dua hari. Sampai akhirnya eomma sadar ketika melihat adik kamu menangis memeluk eomma, eomma sadar ini bukan salahnya. Ini bukan hukuman untuk Hyunjin. Hyunjin anak yang baik. Eomma hari itu semangat Hyunjin pasti sembuh. Eomma selalu konsultasi ke dokter tentang pengobatan Hyunjin dan makanan yang baik untuk dikonsumsinya. Sampai saat ini Hyunjin menjalani pengobatan dengan radioterapi dan kemoterapi. Hyunjin belum berani dioperasi. Sekarang, Hyunjin mulai kesulitan melihat dan beraktivitas. Ia sering lelah dan kadang kaki dan tangannya mati rasa. Eomma selalu memijatnya. Eomma mohon kamu jaga Hyunjin di sekolah. Dan Hyunjin juga sensitif, jangan mengatakan sesuatu yang menyakiti hatinya."

Hyunjin or HyunjeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang