Pulang

961 94 24
                                    

Satu minggu setelah hari dimana Jean hampir kehilangan nyawanya. Yeji pulang ke Korea bersama Jean. Bukan dengan kesedihan dan duka melainkan senang. Nyawa Jean berhasil ditolong walaupun ia sempat mengalami henti jantung. Jean belum dinyatakan sembuh tetapi Jean meminta pulang ke Korea. Ia minta pindah dirawat di Korea.

Aku masih tidak percaya kamu tidur di sampingku Jean.

Airmata Yeji menetes karena haru.

"Yeji" Jean terbangun dan Yeji buru-buru mengusap airmatanya.

"Kamu mau minum? Bentar lagi landing"

"Iya"

Yeji pun mengambilkan minuman dan memberikannya kepada Jean.

Raut wajah Jean tampak kesakitan, membuat Yeji takut. Terlalu sering melihat Jean kesakitan ternyata membuat trauma tersendiri bagi Yeji.

"Kenapa Jean?"

Jean hanya menggeleng. Ia selalu pandai menutupi sesuatu.

"Nanti kalau sudah tiba di Korea, kita pulang ke rumah aja ya?" ucap Jean dengan matanya yang memohon.

"Kamu masih harus dirawat di rumah sakit Jean"

"Aku dirawat di rumah aja, biar cepat sembuh."

Yeji diam, karena kekhawatirannya pada kondis Jean yang masih belum pulih.

"Di rumah ada Hyunjin dan eomma" sambung Jean.

"Tapi mereka.. "

"Semua orang bisa berubah, seperti aku"

Yeji berpikir kembali.

"Ji"

Yeji mengangguk.

"Yang penting kamu senang, dokter juga pesan tadi agar kamu ga tertekan"

Jika ia tertekan dan tekanan darahnya tinggi kemungkinan terjadi penggumpalan darah kembali di kepalanya

Kata-kata dokter terus terngiang di kepalanya.

Jean tersenyum. Yeji ikut tersenyum melihatnya.

Jean lalu sibuk merapikan dirinya saat mendengar suara dari flight attendant
bahwa pesawat akan segera mendarat.

"Jean" panggil Yeji.

Jean menoleh. Yeji pun mengambil tisu dan mengusap lembut wajah pucat Jean dengan tisu tersebut.

Jean sedikit terkejut, tetapi ia merasa senang.
Ia tidak menyangka ada yang menyayangi dirinya seperti Yeji.

"Udah tampan" Yeji tersenyum manis hingga matanya tinggal segaris.

Yeji pasti berbohong

Jean ikut tersenyum melihat senyum Yeji.

Jika dipikir-pikir, mengapa Yeji bisa jatuh cinta pada pemuda sekarat sepertinya. Ia tidak membalas perasaan Yeji dan ia tidak melakukan apapun untuk Yeji. Hanya karena wajahnya? Menurutnya wajahnya tidak tampan lagi saking kurusnya. Rambutnya juga sudah tidak ada. Atau sifatnya? Sifatnya juga tidak baik. Atau merasa bersalah dan kasihan? Mungkin itu jawabannya.


***


"Hyunjin" panggil Jean yang berada di atas kursi roda yang didorong Yeji.

Hyunjin or HyunjeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang