Sad

1.2K 106 17
                                    

Yeji melihat Jean yang berbaring dengan tenang setelah dokter memberikan suntikan pada Jean. Yeji memperhatikan mata Jean yang tampak kosong.

"Hyunjean-ssi,"

Jean perlahan menoleh menatap Yeji.

"Kamu istirahat ya, aku jagain kamu di sini." Yeji tersenyum.

Airmata Jean menetes karena kebaikan Yeji.

Aku ga tau kamu siapa, tapi kamu baik ~Jean~

"Kamu kesakitan?" tanya Yeji panik.

Jean menggeleng.

***


Sudah dua hari sejak Jean kecelakaan, Yeji sudah mengetahui identitas Jean, tetapi ia masih merahasiakannya dari keluarga Jean. Eommanya sudah memarahinya tetapi Yeji tidak mau mendengar.

"Yeji, orangtuanya pasti khawatir, kamu ga boleh egois seperti itu."

"Eomma, hanya sampai ia sembuh."

"Sembuh apa? Kamu lihat keadaannya, ia kesulitan melakukan apapun sendiri. Untuk apa kamu susah-susah merawatnya?"

"Eomma, tolong! Selama ini aku hidup dalam aturan eomma yang ketat. Setiap hari aku sekolah lalu bimbingan belajar sampai jam sepuluh malam, lalu aku belajar kembali sampai pukul satu demi peringat satu yang selalu eomma inginkan. Aku bosan eomma, eomma bahkan melarangku berteman dengan laki-laki dan hangout bareng teman-temanku. Kalau bukan sekarang, kapan aku menikmati hidup eomma?"

"Dengan cara seperti ini? Merawat orang sakit?"

"Iya, eomma ga perlu khawatir kan?"

"Bagaimana jika keluarganya menuntut kita sudah menabrak anaknya tanpa memberitahukan kebenarannya? Kamu ga berpikir seperti itu?"

Yeji terdiam.

"Baiklah eomma."

Yeji pun pergi meninggalkan eommanya, menuju rumah sakit.

***

"Eom..ma,"

"Hyunjin kamu sadar nak,"

"Aku panggil dokter Tan" ucap Yumi.

Eomma Hyunjin memeluknya dan meneteskan airmata.

Setelah dokter memeriksa Hyunjin. Yumi kembali menemani Hyunjin sedangkan eommanya berbicara dengan Dokter di luar.

"Saya menyarankan Hyunjin dibawa ke Amerika untuk menjalani pengobatan di sana. Pengobatan di sana jauh lebih baik. Semoga Hyunjin bisa sembuh."

***


"Hyunjin," sapa Yumi.

"Mi, dimana Jean hyung?"

"... "

"Dimana hyung?"

"Jin, kamu jangan pikir apa-apa dulu!"

"Aku mau ketemu dengannya." Hyunjin menangis.

"Gimana keadaannya?"

"Jin, Jean menghilang."

"Kamu jangan bohong mi."

Yumi menggeleng.

Seketika Hyunjin merasa kepalanya sangat sakit, nafasnya lemah dan hidungnya mengeluarkan darah.

Yumi panik dan membantu Hyunjin mengusap hidungnya.

"Tante!!"


***

Hyunjin or HyunjeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang