Fight

873 82 7
                                    

Ketika cafe hampir dibuka Jean menemui Chan kembali dan meminta tolong untuk meminjam celananya. Karena ia tetap ingin bekerja hari ini.

"Kamu pulang saja, saya antar" Chan semakin khawatir melihat wajah Jean yang semakin pucat.

"Saya bisa"

"Kamu mau membuat pelanggan kami takut dengan wajah pucatmu?" Satu-satunya alasan Chan untuk menghentikan Jean, kalau tidak begitu mungkin Jean tidak akan mundur.

"Saya minta maaf, saya permisi" Jean dengan langkahnya yang lemah mengambil tasnya dan berjalan keluar cafe.

Bukan itu maksud Chan, ia mengkhawatirkan Jean. Chan pun mengejar Jean dan menawarkan diri kembali untuk mengantarnya. Jean memandang Chan aneh.

"Aku bisa naik taksi hyung" Jean langsung memanggil taksi dan menaikinya.

Jean meminta supir taksi untuk mengantarnya ke rumah sakit bukan pulang ke rumahnya.

Tibanya di rumah sakit ia bertanya ke perawat di resepsionis dimana ruang Hyunjin dirawat. Dengan langkahnya yang lamban ia mencari ruangan itu. Akhirnya ia menemukannya dan memasuki ruang rawat itu.

"Jangan pernah percaya Jean lagi! Ia tidak tulus Hyunjin"

"Eomma ga mau kamu kenapa-kenapa"

"Eomma mau kamu sehat"

"Jean jahat seperti appamu, ia tega menyakiti darah dagingnya sendiri. Bahkan dulu kepalamu dipukul appa sampai pingsan. Jean bisa saja melakukan hal yang lebih buruk dari ini"

Ia mendengar semua kata-kata menyakitkan itu dari mulut eommanya sendiri. Hatinya sakit tetapi ia berusaha menahan airmatanya.

"Hyunjin,"

Di sana eommanya yang memegang tangan Hyunjin yang terbaring terkejut karena kedatangan Jean. Raut wajahnya berubah marah melihat Jean menghampiri mereka.

"Untuk apa kamu ke sini?"

Jean hanya mendekati Hyunjin tanpa peduli kata-kata eommanya.

"Hyunjin, hyung minta maaf. Aku ga tau kamu alergi kacang" Jean mengelus kepala Hyunjin lembut.

Dan Jean terkejut dengan reaksi Hyunjin yang menyingkirkan tangannya.

"Ga usah pura-pura hyung"

Deg.. Hati Jean merasa sangat sakit mendengar kata-kata itu dari Hyunjin. Bila eommanya menyakitinya sudah biasa. Tetapi Hyunjin satu-satunya orang yang paling ia sayangi, tidak mempercayainya lagi.

"Aku ga pura-pura. Aku emang ga tahu"

"Aku ga percaya" "Lebih baik kamu pulang!" ucap Hyunjin.

"Saudara seperti apa yang ingin membunuh saudaranya sendiri?"

Membunuh? Siapa yang ingin membunuh?

Jean menunduk.

Kenapa kalian sangat membenciku?

Jean berjalan lesu keluar ruangan itu. Airmatanya menetes tapi ia buru-buru mengusapnya. Dadanya sesak kembali karena menahan sedih dan marah serta kepalanya pusing. Ia lalu duduk di kursi tunggu rumah sakit.

Aku... Apa seharusnya aku pergi dari kehidupan eomma dan Hyunjin? Apa sebaiknya aku pergi?

Ia memegang dadanya yang sesak dan ia menarik nafas panjang untuk mengurangi sesak di dadanya.

Hp Jean tiba-tiba berdering, Jean langsung menjawabnya.

Hyunjin or HyunjeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang