Last

1K 107 28
                                    

Setelah terbang selama delapan belas jam dua puluh menit dan transit di DTW selama hampir empat jam, akhirnya Yeji dan Jean tiba di BWI Airport pukul setengah empat sore. Yeji yang telah
mengetahui dimana Hyunjin dirawat, langsung membawa Jean ke sana.

Sebelum masuk ke ruang rawat Hyunjin, mereka berpapasan dengan Yumi.

"Jean?" Yumi kaget dengan kedatangan Jean dan Yeji.

"Yumi.. " panggil Eomma Jean yang baru keluar dari ruang rawat Jean.

"Eomma.. " sapa Jean.

Di sana, eommanya sangat terkejut dengan kedatangan Jean. Rasa khawatir mulai menghampirinya. Bukan mengkhawatirkan keadaan Jean yang banyak berubah, tetapi kekhawatiran terhadap Hyunjin.

"Kamu? Kenapa di sini?" tanya eommanya dengan suara keras, seperti membentak Jean.

Bukan ini yang diharapkan Jean, sebuah pelukan hangat akan indah setelah dua bulan tidak bertemu. Jean ingin menjadi kuat tetapi hatinya sudah sangat lemah untuk bertahan.

"Aku mau bertemu Hyunjin,"

"Hyunjin ga mau ketemu kamu."

"Ga mungkin, eomma pasti bohong"

"Kamu ga percaya, silahkan!"

"Ayo Jean!" Yeji yang sangat kesal dengan eomma Jean, langsung mendorong kursi roda Jean ke dalam ruang rawat Hyunjin.

Eommanya dan Yumi mengikuti mereka dari belakang.

Jean tersenyum melihat Hyunjin yang duduk di dekat jendela. Hyunjin tidak sepucat waktu itu.

Airmata Jean menetes saking senangnya. Akhirnya ia bertemu Hyunjin kembali. Jean pun menjalankan kursi rodanya ke arah Hyunjin.

"Hyunjin.. " Jean langsung memeluk Hyunjin. Ia merasa sangat senang bisa memeluk Hyunjin seperti ini.

Jika aku pernah menyakiti Hyunjin sebelumnya, aku tidak akan mengulanginya kembali ~Jean~

Hyunjin yang bingung dengan kedatangan orang yang tidak dikenalnya dan memeluknya, langsung mendorong tubuh Jean pelan.

Yeji heran dengan respon Hyunjin yang tidak menunjukkan senang sedikitpun. Jean pun melepaskan pelukannya dan menatap heran Hyunjin.

"Nugu?" tanya Hyunjin lembut.

Jean terkejut dengan pertanyaan Hyunjin. Hyunjin tidak mengenalinya.

"Aku Hyunjean, saudara kembar kamu."

"Hyunjean?" Hyunjin mencoba mengingat nama itu,

Tiba-tiba eomma mereka menghampiri Jean dan menggeser kursi roda Jean dengan kasar.

"Pergi kamu Jean! Kamu mau buat Hyunjin sakit kembali. Pergi kamu!"

Tangan Jean mengepal. Hatinya sungguh sakit. Jean menatap Hyunjin sedih sambil menggigit bibirnya. Airmatanya siap tumpah kapan saja.

Sementara kepala Hyunjin mulai sakit mengingat satu nama itu. Beberapa ingatan yang muncul di kepalanya adalah ketika Jean menarik bajunya dan mendorongnya ke lantai. Serta ingatan Jean kata-kata Jean yang kasar saat ia sakit.


Ntar kalau kamu mati, kami ga tau deh

Kamu memang ga pantas sama Yumi, Yumi butuh orang kuat bukan lemah kaya kamu, harusnya kamu sadar diri!

Hyunjin or HyunjeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang