Seisi koridor langsung menghening layaknya area pemakaman, saat seorang cewek terlihat melangkah pasti dengan pandangan lurus sambil membawa buku kecil yang tersampir manis di tangannya. Buku yang selalu jadi benda hitam tersendiri bagi kalangan siswa pembuat ulah.
Tak mengherankan, semua kejadian di sekolah tak akan luput dari pengamatan sepasang mata datar itu. Tak ada yang berani melihat ke arahnya, beberapa dari mereka bahkan, lebih memilih menghindar. Apalagi mengingat reputasi cewek itu yang pernah mematahkan tulang lawannya saat lomba karate terdahulu. Itu sungguh membuat semua orang bergidik.
Ralika Caitlin Andara, si cewek datar tangan kanan Guru. Itulah yang orang tau tentang gadis dengan sorot wajah serius itu.
"Ika!" panggil seseorang dari belakang.
Ralika berhenti tanpa berbalik. Perlahan sebuah langkah kecil terdengar mendekat dari belakangnya. Sudah bisa dipastikan Ralika tau siapa orang itu.
"Ka, lo mau ke mana?" tanya gadis berambut pendek itu dengan sok akrabnya.
"Ruang guru."
Singkat, padat, dan jelas. Tanpa basa-basi, ia segera berlalu pergi. Pertanyaan tak berfaedah itu sangat membuang-buang waktu.
"Ka, gue ikut ya."
"Ini masalah OSIS."
Ralika kembali meneruskan langkahnya, meninggalkan tepat di ruang bertuliskan RUANG GURU yang kini terpampang besar di depannya. Inilah, rutinitas Ralika setiap hari, yang dianggap sangat monoton dan membosankan.
Ya setidaknya hal itu bisa mengisi kekelaman hidupnya.
☁ R A E L ☁
Ini baru prolog ya manteman...
Kisah si cewek datar akan segera dimulai😊See you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
RA-EL✔
Teen Fiction"Kalau yang ngawasin cantik kayak lo, gue bakal mau dihukum tiap hari." Satu kata yang menggambarkan seorang Ralika, menakutkan. Ya, menakutkan dalam artian sangat tegas seperti Singa betina. Jabatannya yang merupakan Wakil Ketua OSIS membuat naman...